Jumat, Maret 29, 2024
HomeAbsurdBelajar Menghargai

Belajar Menghargai

on

Kucing kenapa bisa lucu banget sih? Ayam kenapa kakinya ada dua sih? Kenapa gak empat aja? Apa dulu ayam itu adalah keturunan dari bangsa T-rex namun karena faktor seleksi alam, yang menyebabkan ayam cuman punya dua kaki.

Dan gue suka heran kenapa ayam gak mengeong aja trus kucing yang berkokok? Atau ayam punya dua suara aja gitu. Terserah mau suara apa. Kadang kalau ayam berkokok pada pagi hari, beberapa orang di dunia ini masih ada yang terlelap di kasurnya dengan muka belepotan sama iler. Kan kasihan gitu, ayam udah susah-susah bangun pagi untuk bangunin manusia, eh manusianya masih terlelap di atas kasur.

Kalau ayam punya dua suara, kan keren tuh. “IJJJAAAAAAHHHH” celoteh ayam pada pagi hari membangunkan majikannya yang bernama Ijah.

Sang majikan yang sedang terlelap tiba-tiba bangun. “Iya, ada apa bu?” masih dengan muka penuh iler.

“Bangun! Sekarang udah jam 07.00”

“APAAA?” lalu Ijah buru-buru ganti baju sekolah dengan mata tertutup. Gak pake mandi lagi karena udah kesiangan trus pas baru keluar rumah yang Ijah lihat ternyata langit masih gelap. Lalu Ijah mendengar kembali suara yang membangunkannya pada pagi itu dan mengikuti sumber suara. Ternyata ayam peliharaan Ijah punya suara yang mirip sama emaknya.

Kadang gue suka sedih sama ayam. Udah berkokok sampai suaranya serek, tapi gak ada manusia yang bangun. Apalagi menghampiri sang ayam dan berkata, “terima kasih ayam, kamu sudah membangunkanku pagi ini.” lalu cipika-cipiki sama sang ayam dengan penuh kasih sayang.

Ayam itu adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Tugasnya membangunkan orang-orang di pagi hari tanpa mengharapkan imbalan. Bahkan ayam pun gak pernah tuh mengungkit kembali jasa-jasanya selama ini ketika sang majikan marah padanya. Kalau manusia berbuat kesalahan, ayam gak pernah ngambek tuh. Apalagi begini: Turunin aku sekarang!

Gue yakin, ayam pasti pernah merasa gak percaya diri seperti layaknya manusia kebanyakan. Kurangnya rasa percaya diri sang ayam ada beberapa macam. Seperti: Gak percaya diri di depan majikannya dan gak percaya diri di depan kekasihnya.

Kadang ayam itu suka gak percaya diri loh… faktornya ada beberapa macam: Seperti gak berhasil membangunkan orang-orang yang tidur. Jadi ayamnya itu depresi berat saking gak berhasilnya dia membangunkan sang majikan dan orang-orang banyak.

Menghargai

Lalu faktor kedua sekaligus yang menjadi faktor terakhir, ayam itu gak pede sama suarannya yang kurang laki atau kurang macho. Macho, bukan macho yang c-nya dihilangin. Emang lu mau punya ayam yang kelakuannya maho? Tiap pagi lu disodomin sama sang ayam dan anehnya lagi, lu malah kegirangan.

Hiiih, geli deh.

Kalau ayam diberi pilihan, kira-kira ayam akan milih suara apa ya? Apa dia akan milih suara Kang Komar? Garang sih. Tapi ntar malah ciut waktu dibentak sama Bebeb. Milih suara Kang Murat? Garang sih, tapi nanti muncul ayam satu lagi yang suaranya mirip Kang Pipit trus lu kesel sama ayam itu dan menggorengnya dengan alasan terganggu setiap pagi karena percakapan antara ayam yang suaranya kayak Kang Murat sama ayam yang suaranya kayak Kang Pipit itu nyebelin banget untuk di dengar. Apalagi dialami setiap pagi. Tau-tau waktu lu lagi menggoreng dua ayam itu trus lu di gedor sama tetangga sebelah karena aroma ayam gorengnya nyampe ke sebelah. Dan kampretnya lagi, ini lagi bulan puasa. Terlalu cepet untuk menggoreng ayam jam segini. Trus lu ketahuan gak puasa. Gak bagi-bagi lagi. Kacau masalahnya.

Bicara soal suara. Suara gue itu dulunya cempreng banget. Pernah waktu itu pas temen gue nelpon nanya tugas, pas gue jawab, “Hallo,” temen gue langsung bilang: Ada Rezanya tante?

Dan sekarang, waktu ada temen yang nelpon nanyain tugas, pas gue jawab, “Hallo”, temen gue langsung bilang: Maaf om, Rezanya ada?

Langsung gue tutup.

Di telpon lagi.

“Kok ditutup sih om? Aku kan nanya, Rezanya ada gak?”

Trus gue tutup lagi.

Gitu aja terus sampai kiamat.

Oh mengapa jadi serba salah begini sih? Suara cempreng di mbak-in. Suara laki, di om-in. Pengen deh rasanya gue gedor temen gue itu pake Bazooka biar dia musnah dari muka bumi ini tanpa tersisa sedikit pun. Dan kalau bisa, gue juga ingin memusnahkan kenangan masa lalu gue bersama sang mantan yang saat ini lagi berusaha PDKT-an kembali sama gue :(

Bukannya gue gak menghargai perasaan dia, tapi gue takut kalau gue ini cuman di jadiin pemberhentian sementara dia aja. Atau bahkan di jadiin alat supaya mantannya dia menjauh. Trus pas selesai… eh kok malah ngomongin hubungan gue ya? Kan bukan ini topicnya.

Pada intinya, cobalah untuk menghargai perasan orang lain bila ingin di hargai. Kadang gue suka heran, orang lagi ngomong serius ada yang becanda, “Mau dihargai berapa?” kayak temen gue, gara-gara ngomong gitu, mereka jadi berkelahi.

Cuman soal temen gue ini minta di hargai ketika dia lagi ngomong di depan trus temen gue satunya lagi ini malah asik ribut di belakang. Pas dia ngomong “Tolong hargain orang di depan,” temen gue yang ribut itu nyeletuk, “Mau dihargain berapa?”  Ya mungkin maksudnya memang bercanda, tapi kadang kita gak bisa menebak hati seseorang.

Lalu apa hubungannya sama ayam di atas? Hubungannya belajar lah untuk menghargai sesama. Bahkan jika itu hewan dan barang bekas sekalipun. Harus tetap dihargai. Barang bekas bisa lu hargai dengan cara jual di OLW. Tapi bukan dihargai berupa uang maksud gue, melainkan dihargai dengan cara dihormati.

Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

17 KOMENTAR

  1. Intronya lebih banyak dari isinya ya -_-
    Tapi mungkin karena intronya lebih panjang dari isi, gue langsung paham maksud dari postingan lu sob…
    Btw salam kenal :)

  2. Aku sadar kadang memang kurang ngehargain orang. Ngerasa klo aku lebih baik dri orang laim dan ga butuh orang lain. Ga peduli sama persaan orang lain. Tpi ketika aku terjebak dan ga dihargai orang disitu deh bru sadar ….

  3. “Menghargai”
    Kata yang sederhana namun penuh makna.
    Setuju banget sama lo, sob. Kita harus belajar untuk saling menghargai.
    Menghargai sesama, sekecil apapun itu. Menurut gue, dengan menghargai kita akan lebih mengerti untuk memaknai hidup yang singkat dan sementara ini :)
    Btw, salam kenal ya ^^

    • Yap, banyak orang di luar sana yang tidak mengerti apa itu “menghargai”.
      Maka dari itu, gue sengaja membuat postingan ini dengan tujuan supaya orang-orang lebih bisa menghargai ^^
      Iya, salam kenal juga Eva :)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca