Jumat, Maret 29, 2024
HomeAbsurdTerkenal Karena Sebuah Gosip

Terkenal Karena Sebuah Gosip

on

Belakangan ini nama gue sering disebut-sebut di kalangan pelajar kelas XI. Gue mendadak jadi pelajar terkenal. Adalah ulah teman gue, Ganang yang menyebabkan nama gue jadi sangat terkenal seperti sekarang ini. Awalnya hanya sebuah iseng-isengan, namun gue gak nyangka kalau dari hal iseng itu membuat nama gue jadi terkenal.

Ganang, dalang di balik semua ini. Entah harus senang atau sedih, gue gak tau apa yang harus gue lakuin. Cerita ini bermula saat kami sedang upacara pada hari Senin kemarin. Ketika petugas Paskibra sedang menaikkan bendera, teman gue si Ganang berkata ke gue, “Bos, Bos suka sama Si Refika.. kan?”

“Eh?”

“Udah, ngaku aja bos. Nanti aku salamin sama dia,” kata Ganang.

“Apaan sih, nggak.”

Lalu teman gue dibaris dibelakang  yang lagi asik main COC, ikut mengheboh-hebohkan gosip itu.

“Iya Bos? Ciee si bos naksir sama Refika..,”

“Enggak!” kata gue, membantah semua gosip itu.

“Dew, Dew, Si Bos naksir dengan Refika Dew,” kata Ganang. Membuat supaya gosip yang ia buat semakin hangat untuk di perbincangkan dikalangan pelajar kelas XI.

“Iya Bos? Wis.. gapapa bos. Bos cocok kok sama Refika,” kata Dewa, menyetujui.

“Si Bos naksir Si Refika?” tanya Heru, dengan ekspresi terkejut. “Gapapa Bos, nanti biar Dewa yang bujuk si Refika,” meyakinkan.

Si Dewa dan Heru ini, orang yang cukup dekat dengan Si Refika. Gue takut kalau dia benar-benar menyampaikan hal ini ke orangnya langsung. Gue gak bisa membayangkan bagaimana jadinya ekspresi si Refika ketika gosip ini sampai ketelinganya.

“POKOKNYA BOS TERIMA BERES AJA DEH.” kata Dewa.

Hmm, meyakinkan banget kayaknya. Tapi arrgghhh, gue gak bisa. Gue gak bisa membiarkan hal ini terjadi. Bisa kacau dunia pendidikan kalau sampai ini terjadi

“TIDAAAAK!!!” balas gue.

Lalu si Ganang, yang baris di depan, minta untuk bertukar barisan dengannya. Gue yang waktu itu kepanasan karena terkena sinar matahari, menuruti karena di tempat Ganang adem. Adem karena mataharinya ketutup sama teman gue yang badannya tinggi.

“Hehehe, kan kalau gini adem.”

Gue enjoy-enjoy aja baris di tempat Ganang sebelumnya. Ini lah enaknya punya tubuh yang kecil, kalau upacara bisa ketutup sama orang yang tubuhnya lebih besar. Apalagi gue baris di tengah. Barisan yang di dominasi sama orang-orang berpostur tubuh sedang hingga tinggi. Jadi cahaya matahari ketutup dengan yang lebih tinggi dari gue. Beda dengan kalau gue baris di depan. Mau bagaimana pun gue tetap kena sinar matahari kalau baris di depan.

Kedua, kalau atribut gue gak lengkap, gue tetap gak kelihatan karena kehalangan sama yang lebih tinggi.

Baca juga: Tamu Dari Negara Luar

Saat sedang enjoy-enjoy nya, gue dibujuk untuk maju lagi. “Ini kenapa sih Nang?” tanya gue.

“Gapapa bos,” jawab Ganang.

Gue melirik ke barisan lain. Oh No! Gue satu baris dengan Refika. Cuman yang membedakannya adalah barisan kelasnya aja. Si Ganang memanggil Tio. “Tio, beri ruang untuk bos.” atur Ganang. “Bos mau dekat dengan Refika.”

“Oh? Silahkan Bos. Silahkan,” Tio memberikan ruangnya. Supaya makin dekat dengan Refika.

Gue gak mau. Si Ganang dibantu dengan yang lainnya mendorong gue untuk bertukar barisan dengan si Tio. Gue hampir aja kalah. Beruntung ada guru dibelakang sehingga mereka berhenti mendorong gue.

Usai upacara, gosip ini menyebar dengan begitu cepatnya bagaikan virus. Teman-teman gue di kelas, langsung heboh saat mendengar gosip ini. Gue seperti sedang di wawancarain sama teman-teman sekelas terkait gosip itu. Gile, gue udah kayak selebritis aja ya. Gara-gara sebuah gosip langsung heboh semuanya.

gosip
Digosipin

Tak hanya sampai disitu aja. Gosip ini juga menyebar diluar kelas. Waktu gue lagi cuci tangan, orang-orang yang gue kenal langsung menghampiri dan bertanya, “Kamu naksir Refika Za? Tembak aja Za, tembak!”

Buseet!!

Gosip itu semakin berkembang. Hari itu aja (Senin), gue dikabarkan naksir sama Refika.

Hari kedua, gosip kembali berkembang. Gue digosipkan mau nembak Refika.

Hari ketiga, gue digosipkan udah jadian sama Refika.

Hingga hari ini pun nama gue masih menjadi trending taufik di sekitaran sekolah. Kira-kira gimana ya? Mudah-mudahan gosip itu gak sampai ke telinga Refika. Gue takut dia merasa gak nyaman dengan gosip itu. Sejak gosip itu mulai beredar, gue jadi semakin takut untuk keluar kelas. Kalau ada rombongan Dewa dan Heru yang lagi duduk di dekat kelas dia, gue langsung masuk ke dalam kelas. Takut-takut kalau mereka bilang langsung ke orangnya.

Sialan kau Ganang! Gara-gara kau, gue jadi begini. Coba deh kalau bikin gosip itu yang elite dikit. Misalnya gue berhasil memindahkan Menara Eiffel ke Indonesia. Atau gue berhasil mengalahkan kesuksesan Om gue, Bill Gates misalnya. Kalau gosip kayak gini mah, bisa-bisa menimbulkan kesenjangan asmara di kalangan siswa kelas XI. Apalagi hal ini bisa menyakiti hati Si Rito.

Gue jadi merasa gak enakan sama teman gue Rito yang benar-benar menyukai Refika. Maafkan gue To, ini bukan salah gue, melainkan salah Ganang yang menyebabkan gosip ini beredar. Tenang To, Refika tetap milik kamu kok. Dan buat Ganang yang pandai bikin gosip, kapan-kapan bikinin gosip tentang gue yang elite ya xD. Jangan gosip yang kayak gini, bisa-bisa gue dibilang teman makan teman.

Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

8 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca