Kamis, Maret 28, 2024
HomeAbsurdTumbang Dalam Tes

Tumbang Dalam Tes

on

Sudah 5 hari lamanya blog ini gue biarkan tidak di update sejak terakhir kali gue bikin postingan pada tanggal 28 Agustus lalu. Dalam satu bulan ini gue hanya bisa bikin 11 postingan dari target yang sebenarnya: 20 postingan. Itu artinya gue meleset sebanyak 9 postingan.

Ada banyak hal yang membuat gue tidak bisa mengupdate blog ini. Faktor yang utama adalah: Gue mau ikut tes beasiswa di salah satu Universitas Swasta yang ada di Jabodetabek. Tidak perlu gue beritahu, karena nanti kalian akan tahu sendiri gue kuliah dimana.

Faktor yang kedua adalah gue sedang sakit. Sudah 4 hari lamanya (termasuk hari ini) gue sakit.

Faktor yang ketiga adalah gue belajar untuk mempersiapkan diri mengikuti tes beasiswa tanggal 30 Agustus yang lalu.

Faktor yang keempat gue sedang malas.

Dan faktor yang terakhir adalah gue lagi nggak ada bahan untuk di ceritakan.

——

Pada tanggal 30 Agustus kemarin Universitas yang pengin gue masukin mengadakan sebuah tes di kota gue. Gue bimbang. Mau tes di kampusnya langsung atau tes di sini aja. Gue baru tau kalau kampus yang pengin gue masukin itu ngadain tes di sini seminggu sebelumnya.

Jujur gue sama sekali belum ada persiapan. Bagaimana mungkin gue bisa siap dalam kurun waktu hanya satu minggu? Di sekolah gue ngadain les tiga kali dalam seminggu. Pulang udah jam lima sore. Capek. Sampe di rumah kembali berkutat sama tugas-tugas yang banyaknya minta ampun. Alhasil dalam waktu satu minggu itu gue belum ada persiapan.

Sementara itu, tes di kampusnya diadakan pada bulan Oktober nanti. Masih dua bulan lagi. Dalam waktu dua bulan itu gue rasa gue bisa mempersiapkan diri. Ya walaupun nggak siap-siap amat, yang penting ada kata ‘siap’-nya.

Gue udah cerita sama bokap dan nyokap. Kata bokap dan nyokap gue, mending tes di sini aja. Lebih hemat tiket pesawat. Lalu bila gue gagal, seenggaknya bokap sama nyokap nggak rugi besar mengingat gue belum tentu lulus dalam tes itu. Kalau di pikir-pikir memang benar kata nyokap.

Panitia tesnya pun, juga menyarankan gue untuk ikut tes di sini aja. Tidak perlu jauh-jauh datang ke kampusnya langsung. Kalau gue tetap ingin tes di kampusnya langsung juga boleh. Tapi tetap aja masalahnya adalah gue belum ada persiapan sama sekali. Dan bokap bakaln rugi kalau gue gagal tes di kampusnya langsung mengingat harga tiket pesawat itu tidak murah harganya. Belum lagi harus izin sama sekolah.

Di malam H-1, gue langsung belajar dengan menggunakan teknik SKS. Gue rasa sebagian besar dari kalian pasti mengenal apa itu SKS. Bukan, bukan Satuan Kredit Sistem. Gue belum kuliah woy! Jadi SKS itu sebenarnya adalah Sistem Kebut Semalam. Karena hanya pada malam H-1 aja gue bisa belajar.

Sistem-Kebut-Semalam

———

Gue tiba di tempat tes pada pukul 08.30. Tiga puluh menit lebih awal dari jam yang sudah di tetapkan. Tempat tesnya saat itu masih sepi. Belum ada tanda-tanda kehidupan dari “calon mahasiswa”. Kalau dalam perkuliahan mungkin gue bisa dibilang sebagai mahasiswa yang rajin karena datang lebih awal. Padahal aslinya gue nggak rajin-rajin amat. Datang ke sekolah aja lima menit sebelum gerbang di tutup :”(

Emang iya sih rumah gue dekat sama sekolah. Mangkanya gue malas datang lebih awal mengingat jaraknya yang cukup dekat. Tapi timbul sebuah pertanyaan: Kok bisa-bisanya gue datang lebih awal dalam tes yang ingin gue ikuti ini? Padahal jarak tempat tesnya sama rumah gue juga masih terbilang dekat.

Hanya ada satu panitia dan temannya yang tengah duduk menunggu. Ternyata yang menjadi alasan kenapa gue datang lebih awal adalah karena: Gue belum mendaftarkan diri. Setibanya di sana gue langsung melakukan pendaftaran. Mengisi seluruh data yang ada. Lalu tak lama kemudian datang panitia satu lagi yang datang langsung dari Jakarta. Panitia satunya lagi adalah mahasiswa dari universitas yang pengin gue masukin. Bang Arief namanya.

Selama seminggu ini gue selalu kontak-kontakan sama bang Arief. Setiap gue sms-an sama Bang Arief, entah kenapa gue senyum-senyum sendiri. Padahal yang gue ajak SMS itu cowok loh! Gue curiga jangan-jangan gue sudah terkontaminasi oleh virus homo dari teman gue.

“Ini pasti Reza, kan?” ucap bang Arief yang baru sampai.

“Iya bang.” Gue menatap dalam ke bang Arief.

“Loh bapak Arief sudah kenal sama Reza?” tanya panitia satu lagi.

“Sudah bu, kita sering sms-an selama seminggu ini,” jawab bang Arief.

Gue masih sibuk mengisi formulir.

“Bukan begitu Reza?” Bang Arief melanjutkan.

“Betul bang!”

———-

“Total ada 100 soal. Kalian harus mengisinya dalam waktu 2 jam.”

Ebuset. Dalam mengisi 100 soal dalam waktu 2 jam? Gila! UN aja nggak sebegitu rumitnya! Di dalam 100 soal itu terdapat 40 Soal Matematika, 40 soal Bahasa Inggris dan 20 soal logika.

Sementara itu dalam UN, 40 soal matematika aja waktu ngerjainnya 2 jam. Bahasa Inggris juga 2 jam. Harusnya waktu untuk mengerjakan soal tes itu adalah 4 jam 30 menit dong. Tapi kita hanya diberi waktu 2 jam. Susah-susah lagi. Kalau UN kayak gini, mungkin gue udah tumbang duluan.

Gue tumbang dalam tes.

Matematika rumit. Bahasa Inggris lumayan rumit. Logika gampang. Tapi hanya 2 jam waktu untuk mengerjakan. Sewaktu tes gue selalu melirik ke jam tangan yang sedang gue kenakan. Waktu semakin mepet. Gue nggak bisa menerapkan sistem “Kerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu.”

Semakin mepetnya waktu, gue nggak bisa berpikir jernih lagi. Akhirnya gue melakukan tindakan nekat: Melingkari seluruh lembar LJK tanpa melihat soal. Bodo amat dah. Lagian pula waktunya cuman 2 jam. Biarin deh gue gagal dapat beasiswa toh gue nanti mau kuliah di sana juga.

Kalau kalian berada di posisi gue, tindakan apa yang akan kalian lakukan?

Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

20 KOMENTAR

    • Gue pernah denger, katanya kalo lembar LJK ada yang kosong (dibiarkan tak terisi), maka yang lainnya bernilai 0 atau dianggap semua jawab adalah salah. Mangkanya gue isi-isi aja LJK itu tanpa mempermasalahkan betul atau tidaknya jawaban gue itu :D

  1. ccanggih bener punya niat bikin 20 postingan dalam satu bulan. gileee lu ndro, hahahha

    smoga llus buat ujiannya. tapi klo mnrut gue sih, yah usaha aja dulu ketimbang harus asal”an ngelingkarin jawabannya. dulu ujian gue pas d pondok ga pernah pake soal ganda gitu juga sih, jdinya pas d hadapin dengan soal pilihan ganda gue kyak canggung” gmna gtu.
    agak horor sih bca cerita lu smsan tiap hari sma bang arip. hampir seminggu ya. itu klo udah dua minggu paling udh saling makan bareng gtu. di minggu ketiganya udah panggil sayang”an. apa panggilannya? almarhum-almarhumah gtu? eh, cwo dua”nya deng ya. hahah

    • Hahaha biasa kok. Bulan Juni lalu gue berhasil bikin 23 postingan dalam satu bulan. Kalau ada niat, apapun pasti bisa dilakukan.
      Udah, udah gue usahain malahan. Cuman ya karena waktunya gak cukup, mau gak mau ya gue harus lingkarin asal-asalan. Gue manggilnya “pak”, karena gue kira doi adalah seorang guru XD

  2. Hadir kembali sob,.
    Wah, alhmdulillah skrng sy jadi mahasiswa baru di universitas swasta di jogja,.
    Terus semangat sob, dulu di hari pertama sy gagal, namun di hari kedua di terima:)

  3. Helo, Za! Kamu Ikut tes beasiswa? Oh… kamu kelas 3 SMA? Aku kira… He-he-he
    Jangan samain UN sama tes yang diadain kuliahan. Emang beda banget, Za. Aku aja liat kumpulan soal USM STAN aja… soalnya ngajak ribut semua.
    Semoga keajaiban dateng ke kamu ya, Za. Hehehe.

    • Iya nih Ris. Gue ikut tes beasiswa beberapa minggu yang lalu. Yup, betul sekali. Lo kira gue apa? Hahaha
      Iya sih… UN sama tes yang diadain oleh kuliah jauh lebih susah yang kuliah ya :D Betul tuh Ris. Soal tesnya kemarin ngajak ribut! Mana waktunya cuman dikit lagi!
      Aaamiin!! Doakan supaya keajaiban datang kepada gue ya Ris XD

  4. Bahahaha. Reza, dulu pas gue tes di salah satu PTN untuk beasiswa juga ngerjain 100 soal dalam waktu 2 jam. Gak ke kejar gitu dan yang gue lakuin adalah hal yang sama dengan yang lo lakuin.
    Hasilnya gimana? hasilnya akhirnya kini mengantarkan gue berstatus sebagai karyawan. kok bisa? ya iya, kan gue gak dapet beasiswanya! Hahahaha.

    • Bahaha so pasti Nis! Jelas-jelas soalnya 100 dan waktu cuman 2 jam. Hal yang pasti akan dilakukan adalah mengisi secara asal XD
      Wah kalo gue sih belum diumumkan. Kata panitianya akan diumumkan dua minggu setelah tes. Loh kok bisa? Lo kerja dimana emang? :D
      Tapi ada hikmah dibaliknya ya Nis XD Walaupun gak dapat beasiswa, tapi setidaknya bisa dapat pekerjaan XD

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca