Jumat, Maret 29, 2024

Mimpi

on

Semalam, aku mimpi. Memimpikan dia yang hatinya tak bisa kumiliki. Dia yang sangat kurindukan hadirnya. Suaranya. Tawanya. Segala hal yang menyangkut tentangnya. Apapun itu. Aku suka.

Semuanya terasa indah. Semuanya terasa nyata. Bahkan genggaman tangannya masih dapat kurasakan sampai sekarang ini. Suaranya. Kata-kata yang dia bisikkan ketelingaku. Lagu-lagu tentang cinta yang sengaja dia nyanyikan untukku. Aku masih mengingatnya dengan baik. Dengan jelas.

“Lagu ini sengaja kuyanyikan khusus untukmu,” katanya kepadaku di sebuah kedai kopi sederhana yang tak begitu ramai dari kunjungan orang-orang.

Aku menikmati lagu yang dia nyanyikan. Sekali-kali aku ikut bernyanyi. Sekali-kali aku diam karena nggak hafal liriknya. Sekali-kali dia memintaku untuk diam dan tak menganggunya bernyanyi. Sekali-kali aku tak mengindahkan permintaannya sehingga membuat dia merasa kesal. Tentu saja, aku suka bagaimana cara dia memarahiku. Aku suka ketika dia memasang muka bete. Aku suka ketika dia ngambek karena tak kuindahkan permintaannya.

Seketika dia berhenti bernyanyi. Ada jeda yang tercipta di antara kami berdua. Air mukanya berganti menjadi serius. Segera dia meraih sesuatu yang tersimpan di dalam tasnya. Menyingkirkan barang-barang yang ada di dekatku. Mengatur posisi duduknya agar persis berada di sampingku. Lalu menunjukkan sesuatu yang tersimpan di dalam ponsel genggamnya.

Gerak-geriknya membuatku bingung. Pertama, dia menyanyikan lagu khusus untukku. Kedua, dia mengatur posisi duduknya agar berada persis di sampingku. Ketiga, hasil capture chat yang dia tunjukkan padaku.

Aku berusaha menerka-nerka apa yang dia inginkan dariku. Apa yang dia ingin tunjukan padaku. Apa maksud dari semua ini.

“Aku suka kamu, Za,” bisiknya dengan lembut ke telingaku. Waktu seolah berhenti. Memberi kami ruang untuk saling merasakan adanya getaran-getaran yang tercipta lewat kalimat sederhana barusan. Seperti memberi kami ruang untuk mencurahkan semua yang selama ini terpendam di lubuk hati. Kemudian, kukatakan padanya bahwa aku juga memiliki rasa yang sama. Bahwa aku menyimpan rasa padanya sejak awal jumpa. Kuucapkan seolah tak ada beban berat yang sedang kupikul saat itu.

Tak peduli bagaimana anggapan orang-orang di sekitar. Yang terpenting, aku tahu bahwa selama ini dia juga punya rasa terhadapku. Dan sebaliknya. Kuucapkan tanpa memperdulikan status kita saat ini. Tanpa memperdulikan kepercayaan yang kita bahwa dari lahir. Tanpa memperdulikan akibatnya nanti bila salah satu dari kita mulai menginginkan hubungan yang lebih serius.

Namun aku harus menelan kenyataan pahit ini bahwa semua hanyalah mimpi. Skenario termanis yang kudapatkan hanyalah bagian dari bunga tidur. Aku tersenyum. Kalau memang kita tak dapat bersatu, paling tidak biarkanku menikmati skenario terindah barusan meski harus tertidur untuk selama-lamanya.

Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

5 KOMENTAR

  1. Suka banget sama postingan yang ini. Manis banget, dan rasanya lumayan menohok karena beberapa hari terakhir ini, gua juga lagi sering bermimpi soal dia yang tak bisa kumiliki =)

  2. Semoga segala mimpi itu jadi kenyataan, ketika irtu nyata tak ada yng berhak melarang atau menolaknya selain tuhan mencipta mimpi itu sendiri. Perdana main kesini, suka tulisan :D

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca