Kamis, Maret 28, 2024
HomeDaily LifeMerampok Markas Brilio

Merampok Markas Brilio

on

 

Beberapa waktu lalu, lebih tepatnya hari sabtu minggu lalu, gue berkesempatan buat “ngacak-ngacak” markas salah satu media yang cukup banyak dikenal oleh masyarakat milennial dengan keanekaragaman artikelnya yang menghibur dan menginspiratif, yang sering berseliweran di media sosial. Ya, apalagi kalau bukan markasnya Brilio.

Nggak, waktu itu gue nggak sendirian. Ada temen-temen dari komunitas ISB yang turut datang untuk merampok markasnya Brilio.net. Bukan, bukan merampok seperti yang kalian bayangkan. Merampok di sini adalah mencuri ilmu para reporter dan seluruh karyawan Brilio. Tujuannya tidak lain adalah agar konten yang dihasilkan lebih menarik dan menembus page one di situs pencari seperti Google. Gokil nggak, tuh?

Jadi siapkah kalian untuk berada di halaman pertama pencarian Google? Simak ulasannya berikut ini!

Adalah gue bersama Bang Yoga yang tiba pertama kali di markas Brilio. Kami disambut hangat oleh orang-orang yang ada di sana. Kami duduk di sebuah kursi dengan meja bulat yang terbuat dari kaca lantas hanyut dalam kesibukan masing-masing.

Gue memperhatikan sekitar. Menangkap setiap detail ruangan tempat kami sedang menunggu. Menganggumi interior ruangan di kantor ini. Lucu bagaimana sebuah ruang kerja di media bisa sebagus dan senyaman ini. Jauh dari kesan kaku. Tidak ada sekat yang membatasi setiap meja sebagaimana kantor pada umumnya. “Nggak kayak kantor Papa,” celetuk gue.

Tak lama Aris datang. Disusul dengan yang lainnya. Waktu terus bergerak maju dan kami dipersilahkan masuk ke sebuah ruangan serba hitam yang jadi paru dari markas tersebut. Kenapa disebut paru? Ah, itu karena barusan gue habis makan soto paru di dekat kampus. Oke, fokus. Maksud sebenarnya adalah karena bagi gue ruang tersebut mirip seperti ruang rekreasi.

Waktu menunjukkan pukul 11.30 saat kami telah menandai teritorial dengan air seni masing-masing. Oke, itu menjijikan. Sebenarnya adalah meninggalkan tas di dekat tempat duduk yang telah di pilih.

Saat berbaris mengambil makan siang, gue bercerita dengan pria yang baris di depan gue, Dian. “Gue mau ngelamar kerja di sini.” Kata gue mantap.

“Tapi jauh, Jak,”

“Iyasih, jauh kalau dari tempat gue.”

“Apalagi gue!” celetuk si anak Bekasi yang lebih sering dipanggil Mbak daripada Mas.

“Tapi serius. Gue mau coba lamar kerja di sini,” kata gue. “Lagian, gue gabut di kost.”

Obrolan kami berhenti karena berikutnya adalah giliran gue untuk ngambil makan. Sebetulnya bisa aja kami terus mengobrol sepanjang memilih makanan. Tapi kasihan orang-orang di belakang karena makanannya bisa saja terkontaminasi oleh liur kami yang muncrat kemana-mana. Lebih baik mencegah daripada mengobati, ‘kan?

Selesai sholat, kami kembali ke kantor. Masuk ke ruang rekreasi dan duduk ditempat yang sudah kami pilih sebelumnya. Pintu tertutup. Pelajaran di mulai. Sebelum gue ngasih bocoran hal yang gue pelajari di markas Brilio kemarin, mari berkenalan dengan Mas Jossie, PR sekaligus host pada kegiatan kemarin.

Oke, setelah berkenalan dengan Mas Jossie, berikutnya kita kenalan dulu sama CEO dari Brilio. Adalah Pak Joe. Eits, jangan salah! Meski mukanya seperti bule, bukan berarti dia nggak jago Bahasa Indonesia. Dia jago banget, lho! Berani coba?

Kata sambutan dari CEO Brilio nih! Gokil nggak, tuh?
doc. pribadi

Berikutnya ada Pak Titis, selaku Pemimpin Redaksi Brilio. Beliau menceritakan sejarah dan apa saja yang telah diraih selama dua tahun sejak masa berdirinya Brilio. Yang tak kalah penting lagi Pak Titis juga membeberkan jenis konten yang di sukai oleh kaum milenial. Meski tak lagi muda, tapi beliau tau banget apa yang disukai oleh anak muda. Hebat, bukan?

Tua namun berjiwa muda. Itulah Pak Titis. Dia tau banget lho selera anak muda kayak gimana!
doc. pribadi

Lalu berikutnya ada Mas Andri, reporter dari Brilio. Sama seperti Pak Titis, di sini Mas Andri juga membagi ilmu yang telah dia dapat selama bertugas sebagai reporternya Brilio. Di sini Mas Andri membocorkan rahasianya, yang gue rangkum jadi beberapa bagian:

  1. Melihat sisi lain dari sebuah peristiwa.
  2. Peristiwa yang membangkitkan emosi/empati pembaca
  3. Meme
  4. Peduli lingkungan
  5. Dekat dan akrab dengan masyarakat
Mas Andri lagi ngomongin jenis konten yang disukai pembaca
doc. pribadi

Supaya nggak tegang, kami diberi waktu bersantai selama hampir satu jam. Seketika gue langsung menyambar cangkir lantas menuangkan minuman berkafein yang telah disediakan. Siap untuk merampok lebih banyak ilmu. Ngoahaha *tawa jahat*

Setelah coffee break, kami masuk lagi ke ruang rekreasi. Berikutnya ada materi dari Mas Aldio, selaku social media managernya Brilio. Nah, kan tadi udah bahas konten nih. Kurang lengkap rasanya kalau nggak ngomongin media sosial. Konten memang penting. Tapi media sosial juga nggak kalah penting. Kan percuma kalau ngikuti tips di atas tapi nggak merhatiin media sosial. Konten nggak akan viral kalau nggak ada campur tangan dari media sosial.

“Berapa akun media sosial sih yang kamu pake?” tanya Mas Aldio sewaktu memulai materi.
doc. Pribadi

Mas Aldio berbicara soal social media strategic. Buat gue materi ini udah nggak asing lagi karena materi ini ada dalam mata kuliah yang gue ambil. Sebagai mahasiswa Sistem Informasi, tentu nggak akan lepas dari teknologi dan strategi pemasaran. Termasuk media sosial. Meski begitu, gue tetap memperhatikan dengan penuh minat dan merampok ilmunya. Gokil!

Makin sore, makin santai. Adalah Marlo Ernesto yang berbagi ilmu berikutnya. Beberapa kali gue harus membetulkan posisi karena nggak bisa berhenti tertawa mendengarkan kisah Marlo dan keluarganya. Waktu beranjak sore dan ditutup dengan sesi foto bersama kru brilio.

Lagi sama Marlo, ngomongin Youtube dan sedikit bercerita tentang keluarganya
Gambar diambil oleh: @ema_fitriyani

Dan mulai sekarang persiapkan diri, karena berikutnya konten kalian akan tembus page one di Google search!

Terima kasih Brilio sudah membolehkan kami mampir ke markas buat ngerampok ilmu. Terima kasih untuk hiburan, ilmu, makanan dan minumannya. Kapan-kapan undang lagi, ya! Hehehe.

Thanks to: @ema_fitriyani yang udah ngasih izin buat pake salah satu foto yang diambilnya.

Ps: bukan kesalahan penulis apabila konten kalian menembus halaman pertama Google.

 

Contact

Facebook || Google+ || Instagram || Twitter ||

e-mail: [email protected]

Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

22 KOMENTAR

  1. Beuh langsung pejwan nih tulisan pasti, minder blogger sebelah juga. Ekwkw seandainya kesibukan ini tidak merampas waktuku , pasti aku bisa merampas ilmu dari brilio pula.

  2. Syukur mencuri ilmu itu nggak dosa, ya? Kalau dosa, kayaknya lu nggak mungkin bikin judul begitu–yang memancing netizen untuk klik. :(

    Semakin penutupan acara kayaknya sengaja dibuat jadi lebih asyik emang, sih. :D
    Beneran lu mau kerja di kantor kayak gitu, ya? Sampai ditulis lagi. XD

  3. (((Supaya nggak tegang, kami diberi waktu bersantai selama hampir satu jam.)))
    Waktu bersantai apaan, Rez? :/

    Iya, suasananya asiiikk. Kayaknya akrab juga ye sesama pegawai. Ku seneng tuh kalo yg nggak begitu rame kayak kantor pada umumnya.

  4. Salah satu media yang sering nongol di line nih gegara byk direpost sama kaum milennials, yg gw suka dia bisa menangkal hoax2 yang biasanya udah kesebar. Gak kaya media lain yg sukanya ngomporin :v

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca