Kamis, Maret 28, 2024
HomeDaily LifeVisit Garuda Airlines

Visit Garuda Airlines

on

Banyak pengalaman berharga yang gue dapatkan semenjak bekerja. Rasanya gue pernah cerita, kalau gue kerja part time di kampus. Dari beberapa divisi yang tersedia, gue bekerja sebagai Tim Promotionnya Binus untuk divisi Binus Online Learning.

Bulan Oktober kemarin menjadi bulan yang tak terlupakan karena gue habis visit Garuda Airlines. Sebuah pengalaman berharga yang tak bisa dilupakan karena pas itu gue di minta mengisi expo di GSO atau lebih dikenal sebagai markasnya Garuda Airlines.

“Dear TP, dari tanggal 25 – 29 Oktober kita akan ada Expo di Garuda Indonesia. Perhari diperlukan 2 orang yang turun ke lokasi. Tolong di update siapa saja yang bisa,” tulis Ko Alvin di grup.

“Tanggal 25, 26, 28 dan 29 aku bisa, ko.” Komentar gue antusias. Yang lain turut menginformasikan jadwalnya kepada Ko Alvin via chat grup. Dari jadwal expo yang berlangsung selama lima hari, gue terpilih untuk mengisi kegiatan expo sebanyak dua hari. Yakni pada tanggal 25 dan 28 Oktober.

***

25 Oktober 2016

Sekitar pukul 07.50 pagi gue ke kampus sekaligus kantor dengan mengenakan pakaian formal. Ini yang kedua kalinya gue ke kampus dengan berpakaian formal: Kemeja kerja, celana bahan warna hitam, sepatu pantofel, serta rambut yang disisir rapih. Seperti orang kantoran. Agak lucu sih kalau dibayangin. Ketika seorang yang masih berstatus mahasiswa berangkat ke kampus dengan penampilan formal. Untung aja gue nggak berpasan dengan orang yang gue kenal.

Memang begini dress code untuk kegiatan promosi di luar lingkungan kampus. Semua pekerja, wajib berpakaian formal ala-ala pegawai bank. Kalau kegiatan promosinya di lingkungan kampus, lebih sering berpakaian bebas.

Di kantor, Ci Ivon sama Ko Alvin sudah lebih dulu standby. “Pagi ko, pagi ci,” sapa gue saat bertemu di kantor.

“Pagi Reza,” balasnya.

Sebetulnya gue kaget. Di luar dugaan, di hari pertama kegiatan expo, Ko Alvin juga ikut bersama kami. Harusnya hari ini adalah jadwal gue sama Ci Ivon yang berangkat ke Garuda. Dengan ikutnya Ko Alvin, setidaknya gue punya teman ngobrol.

Baca Juga: Binus Festival!

Kami bertiga mengangkut barang-barang untuk kegiatan expo selama lima hari ke depan ke dalam mobil yang di parkir di lobi depan. Untuk mempersingkat waktu, kami bertiga bagi-bagi tugas. Ada yang membawa makanan, ada yang membawa stand banner, ada yang membawa laptop dan lain-lain. Setelah memasukkan semuanya ke dalam mobil, mobil yang kami tumpangi merayap di jalanan Jakarta.

Di jalan menuju GSO, kami sempat mengalami kendala. Mobil yang kami tumpangi nyasar karena supir dan penumpangnya sama-sama tidak tau letak kantornya di mana. Untung saja supirnya saat itu bukan supir taksi atau sejenisnya. Entah berapa ratus ribu yang harus kami keluarkan kalau waktu itu supirnya adalah supir taksi. Masalah baru terselesaikan begitu kami bertanya pada salah satu petugas di sekitar wilayah perkantoran.

Sesampainya di kantor Garuda, kami bertemu dengan Mbak Nurul selaku orang dari IKAGI (Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia) yang akan menjadi jembatan penghubung antara kami dengan awak kabin. Mbak Nurul menuntun kami ke ruang briefing 06 yang ada di kantor tersebut. Sebelum kegiatan utamanya di mulai, Ci Ivon sama Ko Alvin menjelaskan sedikit tentang Binus Online kepada Mbak Nurul dan Pak Amin.

***

Expo 28 Oktober 2016

Hari itu ruang Admisi terlihat lebih ramai dari biasanya. Gue kaget melihat pemandangan seramai ini. Antreannya mengular sampai ke luar. “Tumben pagi-pagi admisinya udah ramai. Ada apa sih, Son?” tanya gue pada Sonnia yang tengah asyik menatap layar komputer.

“Oh, itu mahasiswa Binus Online lagi pada ngantre untuk pengambilan almamater, ” jawabnya.

Gue hampir lupa kalau hari ini ada pembagian Almamater untuk mahasiwa Binus Online. “Ohh, gitu. Kamu sama Irwan kan yang dapat tugas buat bagiin Almamater?” tanya gue.

“Iya,” balasnya.

Kemudian Satria datang. “Udah siap, Sat?” tanya gue.

“Sebentar, istirahat dulu.” jawab dia dengan nafas tak beraturan.

“Oke.”

Kami berdua pamit dengan Irwan dan Sonnia begitu Satria selesai dengan urusan pernafasannya. Karena nggak kebagian supir, kami berdua terpaksa menggunakan transportasi lain. Setelah menunggu beberapa saat, sebuah mobil warna silver berhenti di depan kami berdua.

Toyota Avanza warna silver yang kami tumpangi berhenti persis di depan lobi utama gedung GSO. Menurunkan dua orang penumpang di dalamnya. “Ini Pak, terima kasih,” ucap gue kepada Driver Grab.

“Sama-sama, mas. Barangnya sudah di cek semua? Nggak ada yang ketinggalan, kan?” tanya supir tersebut dengan ramah.

Gue mengangguk. “Sudah, Pak.”

Mobil Toyota Avanza itu berlalu meninggalkan kami berdua dan wilayah perkantoran.

Di dalam kantor Garuda Airlines Pictures taken by: me.
Penghargaan yang sudah di raih GA. Ini belum semuanya, lho!
Pictures taken by: me.

Sudah dua jam sejak kami melayani seorang pramugari yang membeli formulir dan setelah itu belum ada lagi awak kabin yang mampir ke booth kami. Satu-satunya harapan kami supaya hari ini dapat menjual lebih banyak formulir adalah jam makan siang yang sebentar lagi akan datang. Saat jam makan siang datang, biasanya kantin-kantin akan ramai di datangi orang-orang yang ingin mengisi perutnya. Pada saat itu booth kami pasti akan ramai di kunjungi oleh orang-orang yang tertarik untuk kuliah sambil bekerja.

Baca Juga: Me Time

Namun, hal ini berbanding terbalik dengan yang diharapkan. Areal kantin yang semestinya ramai saat jam makan siang, justru tampak sepi tak berpenghuni. Malah gue hampir nggak percaya kalau tempat yang bertuliskan kantin ini, benar-benar adalah sebuah kantin. Tempat di mana pegawai mengisi perutnya saat jam makan siang.

***

Kami berdua berpamitan dengan Mbak Nurul. Sambil membawa lembar Attendance List, gue sama Satria keliling gedung tersebut untuk mencari Pramugari, Pramugara atau Pilot yang sedang punya waktu luang. “Lu yang ngomong ya, Sat?” kata gue.

“Oke. Tapi habis ini gantian, ya?”

“Iya.” Kata gue.

Kami perlahan mendekati ketiga pramugari yang tengah santai di sofa. “Permisi Kak, boleh minta waktunya sebentar?” kata Satria.

“Iya, boleh,” jawab ketiga pramugari dengan hangat.

“Sebelumnya kenalin, saya Satria dan ini rekan saya, Reza. Kami berdua dari Binus Online. Binus Online saat ini lagi mengadakan kerjasama dengan IKAGI. Sekedar informasi aja nih, kak, kita sedang open stand. Kalau kakak-kakak yang cantik ini tertarik, kakak bisa mengunjungi stand kita yang ada di kantin,” kata Satria.

“Oke.”

Langit beranjak sore. Sudah waktunya kami berdua untuk bersiap kembali ke kantor. Setelah membereskan barang-barang, kami berdua menunggu di lobby depan. Menunggu Pak Ojak, selaku supir yang diutus Ko Alvin untuk menjemput kami berdua.

Kejadiannya sedikit lucu ketika kami bertemu dengan Pak Ojak. Jadi ceritanya gue sama Satria hampir dua puluh menit duduk menanti di lobi utama. Karena nggak ada kabar dari Pak Ojak, kami pikir dia masih di jalan. Sudah ditelepon, tapi nggak bisa.

“Eh, fotoin gue dong,” kata Satria dengan mata berbinar-binar.

“Di mana?” tanya gue. “Oh, oke. Ntar gantian, ya?”

“Aman.”

Puas foto-foto, kami kembali lobi. Gue menoleh ke sana kemari, berharap menemukan mobil yang ada logo Binus di kaca belakangnya. Seorang pria paruh baya melihat ke arah gue. Bertukar pandang. Pria itu mendekat ke arah kami. “Pak Reza, ya?”

“Iya, saya Reza.”

“Ohh, kenalin, pak. Saya Pak Ojak. Ko Alvin yang minta saya buat jemput bapak.” Katanya.

“Iya, pak. Tadi Ko Alvin sudah bilang sama saya.”

“Iya pak. Lama ya nunggunya?”

“Ah, nggak juga kok, pak.”

“Dari tadi saya nungguin Pak Reza di sini.  Saya kira yang Ko Alvin maksud itu Reza yang jadi staff itu. Pas saya lihat bapak pake Flazz Card, barulah saya coba. Mari, pak. Nanti keburu malam,” Katanya.

“Iya, pak. Gapapa, kok. Kata gue. “Oya, mobilnya di mana, Pak? Kok daritadi saya nggak nampak mobil Binus, ya?”

“Karena nggak tau mau parkir di mana, jadinya saya parkir di belakang, pak.” Terang Pak Ojak yang sedang menuntun kami ke tempat dia memarkirkan mobil.

“Oh, gitu. Gapapa, pak. Lagian, kita nggak buru-buru, kok,” balas gue. Sementara hati berkata: kenapa sih cepat-cepat amat jemputnya, Pak?

Pilot House Garuda Airlines.
Pictures taken by: me

Jadi itulah cerita saat gue visit Garuda Indonesia. Sebenarnya masih ada yang ingin gue ceritakan, tapi nggak semuanya bisa bagikan di sini karena alasan tertentu. Akhir kata, terima kasih sudah membaca\o/

Follow my blog with Bloglovin

Previous Article
Next Article
Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

9 KOMENTAR

    • Kalau makanan, kita makan makanan yang di sediakan dari kantor. Kalau mau beli di kantin GA, bisa. Tapi ya, itu. Anak kost. Harus bisa berhemat. Selagi ada yang gratis, ngapain beli? Hehehe

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca