Minggu, Oktober 13, 2024
HomeAbsurdHari yang Absurd 1

Hari yang Absurd 1

on

 

Pagi hari ini gue bangun pagi-pagi sekali. Ibu gue yang lagi masak untuk sarapan pagi gue berkata, “Tumben Bang bangun pagi-pagi sekali. Biasanya jam segini masih tidur.”

“Hehe iya nih Ma. Abang lagi pengen berubah hari ini.”

“Berubah jadi power rangers ya bang?”

“Haha ya enggak lah, Ma.” jawab gue.

Lalu gue menyalakan jaringan wifi, dan yang pertama kali gue lakukan pagi itu adalah: Main COC. Gue benar-benar udah gila sama COC. Meski pun gila, tapi gue gak segila teman-teman gue yang setiap harinya selalu ngomongin COC mulu.

“Grr… dark elixirku di colong lagi,” gue geram.

Pagi-pagi gue hampir bete. Selama beberapa hari belakangan ini gue dibuat bete karena kehilangan begitu banyak dark elixir.

Bagi pemain COC, kecolongan dark elixir adalah hal yang paling nyebelin. Tentu aja nyebelin, karena untuk mendapatkan dark elixir ini benar-benar susah. Gue di serang dua kali dan kehilangan 1.600 dark elixir. Satu kali diserang gue kehilangan 800-an elixir. Bener-bener nyebelin.

Gue sendiri waktu lagi nyari mangsa susah yang namanya nemuin dark elixir yang banyak. Lagi ngumpulin dark elixir untuk upgrade pasukan, eh di colong. Kan karpet!

Tapi gak baik pagi-pagi udah cemberut. Gue bawa senyum aja meski rasanya sakit kehilangan dark elixir. Tau gak? Kehilangan dark elixir itu sama sakitnya dengan kehilangan atau putus dari dia :( *lah

Udah susah-susah ngumpulin, eh di colong. Hampir sama sih sebenarnya dengan pacaran. Lagi mesra-mesranya eh ada orang ketiga. Gak jarang ada tikung man. Orang yang sukanya nikung. Menurut gue tikung man ini hampir mirip sama yang namanya goblin, di game COC. Pandai banget yang namanya nyolong sesuatu yang penting dari kita!

Setelah gue menemukan mangsa, gue langsung menyerangnya dengan memakai pasukan-pasukan gue. Hahaha, lumayan dapat 200 ribu gold dan 150 ribu elixir. Mood gue kembali membaik.

Sampe sekolah, tiba-tiba ada guru yang masuk mencari salah seorang siswa yang ada di kelas kami. Karena orangnya gak ada, ibu itu langsung keluar. Pas mau keluar…

“Kamu, keluar.”

“Kami bu?” tanya temen gue yang ditunjuk.

“Iya, cepat!”

Jelas.. ini pasti pangkas rambut gratis!

Gue nyantai aja, sambil baca catatan Geografi. Seperti yang gue bilang di atas, gue mau berubah hari ini. Mangkanya, pagi-pagi gue udah belajar di kelas. Sebelum berangkat sekolah tadi gue juga menyempatkan diri sarapan sambil membaca buku catatan Geografi. Gue melakukannya semata-mata karena ingin merubah nilai Geografi gue. Karena Geografi adalah mata pelajaran yang penting bagi jurusan IPS.

Ada bebarapa orang yang kedapatan rambutnya panjang. Gue adem anyem aja di barisan ketiga, di tempat duduknya Dewa. Sebenarnya gue duduk di barisan pertama. Tapi gue merasakan firasat buruk sewaktu ingin meletakkan tas di meja gue.

Biasanya hal paling utama yang gue lakuin waktu nyampe kelas adalah: Tidur.

Gue langsung pindah ke barisan ketiga. Berhubung badan gue kecil, gue jadi terlindungi. Sekali lagi gue terselamatkan berkat badan gue yang kecil. Guru pelajaran Sosiologi pun masuk, dan pelajaran langsung di mulai. Satu persatu temen gue yang tadinya kedapatan karena rambutnya panjang masuk ke dalam kelas. Gue menahan tawa karena rambut mereka habis kena potong guru. Bhahaha.

Namun, hal yang paling buruk terjadi. Guru-guru masuk ke dalam kelas yang waktu itu sedang mencatat yang di diktekan sama guru Sosiologi. Rambut gue di pegang sama guru-guru yang melakukan razia. Gue sempat deg-degan. Perasaan lega menghampiri ketika guru itu melepas gue. Ya, gue aman. Gue bisa menarik nafas dalam.

Hal yang lebih buruk terjadi lagi.

“Kalian berdua keluar.”

Gue pasrah. Gue pasrah rambut-rambut gue ini dipotong. Seandainya masih sempat, gue ingin menuliskan sebuah surat wasiat. Tapi ini tidak mungkin, karena gue masih hidup woy! Elah.. lebay amat gara-gara potong rambut mau nulis surat wasiat segala. Lebay Za, lebay! LU LEBAY AMAT!

Kalau dibayangin, kira-kira begini lah ekspresi gue waktu itu ketika dalam proses pemotongan rambut massal.

razia rambut
Ekspresi ketika di potong

Tau gak? Setelah di potong guru, rambut gue kelihatan kayak di makan tikus! Bener-bener gak rata. Jauh dari ekspentasi gue selama ini.

Ekspentasi: Rambut gue di potong pendek namun rapi.

Kenyataan: Kayak di gigit tikus got.

Ya beginilah yang namanya razia rambut. Kalau lagi beruntung bisa dapet guru yang baik, kalau motong selalu rapi. Meski terlihat pendek.

Tapi gapapa, gue udah pasrah sama keadaan waktu itu.

Setelah merapihkan semuanya, gue dan kawan-kawan yang kena potong masuk kembali ke dalam kelas. Semuanya tertawa melihat rambut kami yang habis! Gue kembali duduk sambil menahan tawa. Yang ada di pikiran gue saat itu adalah: Sabar Za, sabar. Nanti juga lu bakal ganteng lagi kok.

Pas gue ngaca dan melihat rambut gue yang tadinya kena potong, ALAMAAAK!! GUE KETAKUTAN NGELIHAT DIRI GUE SENDIRI DI DALAM CERMIN! Rambut gue ludes! Kayak di gigit tikus got kelaparan yang akan memakan apa saja yang berada di sekitarnya!

Sedih untuk di ceritakan, namun apa boleh buat. Gue cuman bisa pasrah ketika melihat rambut gue sendiri berguguran di depan mata.

– To be Continued –

Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca