Lari.. salah satu cabang olahraga yang bisa di lakukan atau dinikmati seluruh kalangan. Dengan berlari, tubuh menjadi sehat. Kantong pun juga ikut sehat, karena lari adalah cabang olahraga adalah yang tidak mengharuskan kita mengeluarkan biaya seperti cabang olahraga lainnya, misalnya saja renang. Untuk bisa menikmati olahraga renang, kita harus mengeluarkan biaya untuk masuk ke dalam kolam. Belum lagi biaya untuk makanannya, karena kalau habis renang pasti bawaannya baper.. eh laper maksud gue.
Olahraga lari pada umumnya bisa dilakukan di segala medan atau lintasan. Seperti misalnya berlari di taman, di pinggiran jalan raya, di pantai, dan juga jalanan di komplek sekitaran rumah. Lari dan jogging juga salah satu olahraga yang paling banyak peminatnya. Mayoritas peminat cabang olahraga yang satu ini di dominasi oleh orang-orang yang lagi pengen diet atau pengen menurunkan berat badannya.
Senin kemarin, seperti yang gue ceritakan pada postingan sebelumnya, hari itu gue ngambil nilai olahraga lari. Batas minimal untuk bisa tuntas, adalah lari sebanyak 8 putaran dengan batas waktu 12 menit. Bagi yang bertubuh gemuk seperti teman gue, Adji, ini adalah saatnya lo untuk kurus!
Pada jam olahraga, gue selalu jadi orang kaya dadakan. Memiliki 2 buah mobil dan juga 7 gadget kelas menengah sampai atas. Satu persatu dari kami (siswa laki-laki) di panggil untuk lari dalam 8 putaran. Setiap giliran, ada 5 orang yang akan di panggil sesuai dengan nomor urut absent.
Baca Juga: Tamu Dari Negara Luar
Karena gue IPS, dan mayoritas isinya adalah siswa laki-laki, jadi giliran gue untuk di panggil masih lama. Sambil menunggu giliran untuk dipanggil, gue pergi ke kantin dulu untuk membeli air minum. Gue ke kantin gak sendirian, ada temen yang menemani. Di perjalanan, gue di lirik para adik-adik kelas karena penampilan gue kelihatan sangat mencolok. Dengan 7 gadget di tangan dan 4 buah jam tangan.
Mungkin yang ada dalam pikiran adik kelas yang melirik gue: Ih.. kakak itu udah ganteng, pasti usahanya juga sukses sehingga bisa beli 2 buah mobil, 7 gadget dan juga 4 buah jam tangan merk terkenal.
Kenyataannya: Dih.. norak banget sih kakak itu. Pasti dia orang gila yang baru aja lepas dari rumah sakit jiwa lalu tiba-tiba nemu check di jalanan dan mendadak jadi kaya.
Setibanya di kantin, gue kesulitan untuk mengambil uang di dalam saku celana. Tangan kiri memegang gadget, tangan kanan memegang jajanan. Untungnya bibi kantinnya baik, mau menolong gue untuk memegang jajanan sementara gue ngambil uang dari dalam saku celana.
“Eh Za, lewat sana aja yuk?” ajak teman gue.
“Ngapain?” tanya gue penasaran.
“Kan giliran kita masih lama, mending jalan-jalan dulu sekalian lihat kelas kita dulu, kali aja nemu adik kelas yang cakep,” jawab teman gue.
“Ayo!”
Gue jadi semangat.
Yeah, benar kata teman gue tadi. Kami nemu adik kelas yang cakep banyak banget. Dari situ, gue di tantang sama temen untuk minta ID Line adik kelas yang cakep itu. Deketin si dia aja gue gak berani, apalagi adik kelas yang cakep itu.
“Gapapa deh di anggep cowok lemah, yang penting aslinya strong,” batin gue.
Gue cuman bisa memandangi adik kelas itu sambil berharap, “Coba gue punya keberanian seperti teman-teman gue, pasti gue bakal deketin adik kelas itu!”.
Gue balik ke lapangan untuk menunggu giliran. Masih 24 menit lagi menuju giliran gue. “Masih lama,” pikir gue.
“Bos, ntar nebeng pulang dong,” kata salah satu teman gue.
“Ini, ambil aja kunci mobil ini,” kata gue sambil menyerah kunci mobil. “Gue udah bosan sama mobil itu. Jadi mobil ini untuk kamu aja.”
“Yakin bos? Makasih banyak bos.”
lalu teman gue datang lagi.
“Bos. boleh pinjam mobilnya gak? Untuk hari ini aja.”
“Pinjam? HAHAHA! Ini, ambil aja mobil ini.” kata gue. “Mobil itu sekarang jadi milik kamu.”
“Wah, makasih banyak bos!”
“Iya, sama-sama,” balas gue.
Padahal kenyataannya: Gue ngasih kunci mobil itu ke pemilik aslinya. Begitu juga dengan ke-6 buah gadget dan 3 buah jam tadi. Lho kok 6 gadget dan 3 jam? Kan tadi 7 dan 4? Hehe, karena salah satu dari gadget dan jam tangan itu punya gue :p
Tibalah giliran gue untuk lari. Akan gue buktikan kalau gue ini strong!
Putaran demi putaran telah gue lalui. Perlahan-lahan tenaga gue habis. Ketika nafas gue mulai habis, gue mensiasatinya dengan jogging, agar aman. Sudah lama gue gak lari, otot-otot kaki gue pun mulai melemas. Dulu, waktu masih SMP, gue paling sering yang namanya lari. Kalau sekarang juga masih, tapi lari dari kenyataan. *jaaahhh
“Masih bisa, masih bisa!” gue membatin. Menyemangati diri sendiri.
Lama kelamaan gue mulai kelelahan. Gue memilih untuk berhenti daripada nanti terjadi apa-apa.
“Ya, Reza 13 putaran,” kata teman yang menghitung gue.
HORRREEE!! Gue seneng banget karena bisa lari sebanyak 13 putaran. Meskipun gue lemah (takut) dalam mendekati cewek, seenggaknya gue strong dalam olahraga.