Ada Apa Di Hari Selasa?

Entah bagaimana mengatakannya, tapi, gue mulai kurang suka sama hari selasa. Ketidaksukaan gue ini di sponsori oleh rasa malas. Kepada saudara malas, terima kasih karena sudah mau mensponsori hidup gue sehingga jadi lebih warna-warni. Dasar sinting!

Jadi belakangan ini gue mulai malas buat beraktifitas di hari selasa. Aktifitas apapun itu. Pokoknya males. Yang paling gue gak ngerti, kenapa gue bisa malas buat datang les. Padahal udah bayar mahal, loh! Tapi tiap hari selasa gak tau kenapa, bawaannya malesin.

Sekolah gue punya program les. Program les yang ada di sekolah rutin diadakan setiap hari Senin – Rabu. Kalau gak salah rogram ini mulai jalan sejak bulan September yang lalu. Mengenai biaya, uang les di sekolah gue itu biayanya 1jt.

Kalau ditanya gue mau les atau gak, jawaban gue gak. Karena nyita waktu banget. Jam pulang sekolah yang lama, ditambah sama tugas-tugas sekolah, its not fair, men! Kapan gue punya waktu luang buat ngembangin minat? Mentok-mentok hari jumat sama sabtu baru bisa karena hari itu gak ada jadwal yang memakan banyak waktu. Sementara minggunya dipake sebagai hari mencuci. Kalo lagi beruntung dan cucian lagi gak banyak, sisa-sisa waktu di hari minggu gue pake buat bersantai.

Baca Juga: DBD Invasion

Terkadang otak juga butuh refreshing, hehehe.

Sebenarnya tuh gue mau banget datang les. Sebab, di les guru-guru pada ngebahas soal-soal UN tahun lalu. Ini jadi sebuah kesempatan bagi gue untuk menyatakan cinta kepada doi nambah-nambah ilmu.

Anehnya… dia (baca: males) cuman datang dihari selasa. Di hari-hari lain (senin sama rabu) gue tetap les seperti biasanya. Ya, cuman di hari selasa gue malesnya! Aneh kan?

Namun setelah gue teliti kembali, ternyata ada beberapa fakta yang cukup mengejutkan, yang berhubungan sama ‘ketidak harmonisan mood gue di hari selasa’. Dari hasil penelitian, gue medapati beberapa fakta mengejutkan. Ada apa di hari selasa? Berikut ini fakta yang gue temuin:

1. Hari selasa adalah hari yang melelahkan karena hari yang dinanti-nantikan (minggu), masih lama. Setidaknya dibutuhkan lima hari untuk berganti hari menjadi hari minggu. Bila dihitung menggunakan satuan waktu, maka 5 hari x 24 jam = 120 Jam. 120 jam x 60 menit = 7200 menit. Satu menit sama dengan enam puluh detik. Maka 7200 menit x 60 detik =  432.000 detik. Maka, dibutuhkan 432.000 detik untuk sampai di hari minggu! Lama banget, kan!?

2. Hari selasa adalah satu hari setelah hari Senin. Hari senin itu melelahkan, men! Bagaimana tidak, selama satu hari itu aktifitasnya penuh. Jadwal padat. Deadline menunggu. Belum lagi urusan mood. Tau sendirikan gimana mood seseorang di hari Senin? Yak, gitu deh.

3. Dan yang paling berpengaruh dari semua itu, hari selasa adalah hari dimana gue sama pacar gue yang sekarang jadi mantan, putus. Sedih gitu kan. Putus dari orang yang dicintai. Alasan gue putus waktu itu karena pengin nyari kebebasan. Iyasih. Gue bebas. Beberapa bulan setelahnya, gue merindukan masa-masa indah bersama dirinya. Dan sekarang pun masih suka teringat masa-masa indah itu. Heu :(

Ingin sekali rasanya gue bisa segera melupakan semuanya, tapi gue takut, kalo gue lupa semuanya, itu artinya gue bakal lupa sama blog ini. Gue bakal lupa jati diri gue yang sudah susah payah gue cari di tumpukan kenangan-kenangan bersama dirinya jerami.

Baca Juga: Soal Jati Diri

Tahun 2016 yang gue harepin sebelumnya, sepertinya tidak akan berjalan dengan lancar karena bayang-bayang dirinya masih menghantui. Sesekali gue masih membuka history chat sewaktu gue sama dia masih berpacaran. Parah emang. Katanya pengin move on tapi masih sering melihat kebelakangan. DONT LOOK BACK ZA, DONT LOOK!

Nah, segitu dulu deh buat postingan kali ini. Postingan kali ini emang jauh lebih pendek dibanding postingan lainnya. Ya gitu deh. Gue lagi males.

Jangan lupa untuk ninggalin jejak dan menekan tombol share yang ada di bagian bawah postingan ini. Sampai jumpa dipostingan berikutnya! Ciaao~ \o/