Untuk kamu,
Kepada wanita yang duduk di hadapanku saat ini, kuucapkan selamat atas keberhasilanmu membuatku jatuh hati. Bukan semata karena paras, melainkan kecantikan dari dalam yang kau pancarkan. Kepada kamu perempuan bertubuh mungil, kuucapkan selamat atas keberhasilanmu mengembalikan kepercayaan diriku seperti sediakala.
Mungkin kita memiliki banyak perbedaan. Kau merokok, aku tidak. Kau berdarah Medan, aku berdarah Minang. Namun satu hal yang membuatku senang, kita tidak pernah berusaha untuk terlihat lebih pintar atau terlihat mengungguli siapapun.
Kita sama dalam satu hal: sama-sama menertawakan kebodohan kita sendiri. Aku menertawakan kebodohanmu, kau menertawakan kebodohanku. Kita berdua adalah manusia bodoh.
Kita saling melengkapi: kau melemahkanku di saat amarahku sedang meletup-letup, aku menguatkanmu saat kau sedang terpuruk. Kita adalah sepasang pria dan wanita yang saling menguatkan. Saling mengisi. Saling mengingatkan. Tak peduli bagaimana dengan status kita waktu itu.
Aku sangat ingin hubungan kita lebih dari ini. Lebih dari sekedar teman. Lebih dari sekedar tempat mengadu dan berbagi. Melebihi apapun, aku ingin kita jadi sepasang kekasih. Tanpa mempedulikan pendapat orang-orang di luar sana. Meski pada akhirnya kita tidak dipersatukan dalam sebuah hubungan yang lebih jauh lagi, setidaknya biarkan aku mengisi harimu. Sebagaimana kamu mengisi hari-hariku dengan caramu yang konyol.
Beri aku sedikit waktu lagi untuk merasakannya. Beri aku waktu untuk meyakinkan diri akan dibawa kemana langkah ini. Bagaimana selanjutnya. Sungguh aku tidak ingin tergesa-gesa seperti waktu itu. Yang akhirnya membuatku mati penasaran.
Maukah kau tetap berdiri di sana sampai sekembalinya aku dari petualanganku nanti? Aku tidak akan pulang dengan tangan hampa, tentunya. Kau hanya perlu bersabar. Sekembalinya nanti, kan kubawakan kau bunga yang indah. Yang kupetik langsung dari negeri antah berantah atau mungkin surga.
Atau; membawakanmu sekotak penuh racun mematikan yang kuambil dari limbah beracun atau dari dasar neraka paling dalam yang akan membuatmu lebih memilih mati daripada menyentuh, membuka kotak penuh racun itu.
Jika memang sudah waktunya, aku akan melaksanakan tugasku sebagai pria. Membawa kepastian yang kau inginkan. Dan maukah kau menungguku sampai waktu itu datang?
Surat cinta di atas jadi penutup tantangan di hari ketujuh. Dengan demikian berakhir sudah kewajibanku memenuhi tantangan 7 hari menulis yang ‘ku ikuti. Tidak ada lagi satu hari, satu postingan. Dan jangan kaget pula kalau tiba-tiba besok atau lusa nggak ada postingan baru.
Secara resmi kuumumkan bahwa aku berhasil memenuhi tantangan 7 hari menulis. Untuk suka dukanya akan kuceritakan di lain waktu. Kapan? Sesempatnya aja, ya. Hehehe. Oya, ngomongin surat cinta, kalian pernah nggak sih nulis surat cinta? Atau bahkan nerima surat cinta dari seseorang? Cerita-cerita, yuk \o/
Contact
Facebook || Google+ || Instagram || Twitter ||
e-mail: [email protected]
Dapet surat cinta pernah ╮(╯▽╰)╭
Wihi! Dari siapa?
Agak kaget gue pas baca tulisan ini, Rez :)) Anyway, sori gue gak sempet ngikutin postingan lu yang tantangan 7 hari nulis ini hahahaha. Selanat ya! Kapan-kapan gue harus coba nih!
Kaget kenapa, Jev?
Makasih! Harus coba ya, Jev!
Aku suka kagum ama cowo yg bisa nulis surat, apalagi surat cinta hahahaha.. Suamiku samasekali ga bisa soalnya :p. Dia tipe yg lbh suka ngomong langsung drpd ditulis di surat/email. Tp mantan2ku sebelumnya pada jago hihihi :p. Ga gampng nulis surat yg isinya ga lebay soalnya
Jadi inge jaman smp dulu, nembak cewek pake surat. Hehehe
Wah, selamat ya, Mas Reza. Saya malah terhenti baca pada dua paragraf terakhir, bahwa Anda telah berhasil merampungkan tantangan 7 hari menulis di blog.
Menginspirasi banget. :)
Salam semangat
Saya jadi inget pada waktu masih sma walaupun tidak memakai surat cinta. Saya yang waktu itu masih awam tentang cinta sekarang mulai paham apa yang dimaksud dengan cinta. Berkat usaha dari si dia aku sekarang mulai jauh cinta wiiizzzz heheheh
ini beneran kisah nyata? kok manis yaaaa :D
dulu banget, pas masih bocah pernah nulis surat cinta yang isinya cinta mnyet.asli malu banget kalau diinget lagi
kirain tulisan hipwee atau ala-ala yg lainnya.. haha
wanita, sesosok makhluk yang membuat jatuh cinta. surat cintaku tak pernah sampai ke dia tapi malah sampai ke teman-teman. Mereka lalu membacakannya dengan keras di depan kelas. Sungguh kampret