Beberapa waktu yang lalu gue sempat membahas salah satu produk gaming. Di postingan tersebut gue menyebutkan kalau gue memang sengaja meliburkan diri, mengabaikan jadwal menulis yang sudah gue atur sedemikian rupa demi menjajal mouse gaming yang baru saja gue beli di salah satu situs marketplace ternama.

Gue menyadari bahwa selama satu bulan ini gue jarang update blog. Dan untuk itulah, gue pengin nyeritain sedikit tentang kesibukkan dan kejadian yang cukup menarik perhatian sampai-sampai gue menghilang dari dunia perblogeran. Menghilangnya gue selama sebulan, ada kaitannya dengan deadline. Kalau begitu gue akan menceritakan semuanya dari awal.

Menghilang dan Deadline

Kejadiannya berawal pada tanggal 8 Mei. Tanpa pikir panjang gue memesan satu unit mouse gaming melalui salah satu merchant yang namanya udah cukup terkenal karena menjual sekaligus menjadi distributor resminya Steelseries.

Dan seperti biasa, setelah memastikan bahwa alamat pengiriman sudah benar, gue langsung membayar menggunakan layanan internet banking. Biar lebih praktis aja. Satu setengah jam setelah pembayaran diterima, melalui panggilan telepon, gue diberitahu oleh petugas kurir bahwa barang yang gue pesan telah tiba di alamat yang tertera. Dan, petugas tersebut kini sedang menunggu di bawah.

Menerima paket dari petugas kurir
Menerima paket dari petugas kurir
sumber: pexels.com

Sore itu, saking penasarannya, setelah paketnya gue terima dari petugas kurir, gue langsung membongkar plastik hitam dan kotak yang melindunginya. Setelah mengambil beberapa gambar, gue langsung menghubungkan mouse tersebut ke laptop dan memilih salah satu game yang ada di ID Steam gue. Game yang gue mainkan enggak banyak. Hampir semuanya merupakan rekomendasi dari teman-teman gue, kecuali CSGO (Counter Strike Online). Ya, gue rasa semua orang tau game yang satu ini karena gamenya emang udah lama banget.

Awalnya gue pengin libur selama seminggu. Bebas dari rutinitas menulis sambil berharap ini akan menjadi liburan yang menyenangkan. Lalu pada minggu berikutnya menerbitkan sebuah tulisan baru yang menceritakan tentang pengalaman gue selama menggunakan mouse gaming dari Steelseries.

Yah, namanya juga manusia. Kalau berencana ujung-ujungnya jadi wacana. Dan gue termasuk orang yang kalau tiap kali berencana kenyataannya selalu berbanding terbalik dari yang di rencanakan. Kenyataannya saat itu gue malah keasikan main sampai lupa tugas: ngereview mouse gaming yang lagi gue pakai. Karena lagi semangat-semangatnya ngegame, gue enggak ada pilihan selain memperpanjang masa libur yang awalnya seminggu menjadi dua minggu.

Setelah jatah libur habis, gue langsung disambut oleh tugas SLME (sejenis pameran entrepreneurship khusus untuk mahasiswa semester 4). Sebetulnya kegiatan SLME ini berlangsung selama dua minggu mulai dari tanggal 8 – 25 Mei. Satu kelompok terdiri dari empat orang. Masing-masing kelompok bebas menentukan kategori bisnis, tanggal pameran dan hanya boleh mengikuti kegiatan sebanyak satu kali.

Untuk kategori bisnisnya sendiri sebetulnya hampir sama kayak matakuliah Entrepeneurship pas semester tiga kemarin dimana kategorinya terbagi menjadi 5 yaitu: kuliner, teknologi, fashion, handycraft, dan lain-lain. Berhubung gue dari jurusan sistem informasi, jadi gue sengaja memilih kategori teknologi untuk kegiatan SLME nanti.

Habis kategori lainnya membutuhkan keahlian dan modal yang enggak sedikit. Huhu.

Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba. Tanggal 22 Mei kemarin tibalah giliran gue bersama rekan kelompok untuk menampilkan dan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan para juri pada acara SLME yang diadakan oleh akademisi dan BEC (Binus Entrepreneurship Center).

Kelompok SLME Binus
Dari kiri ke kanan: Gue, Matt, Rico (yang agak ke belakang), dan Aldo.
doc. pribadi

Kegiatannya berlangsung dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore. Lumayan lah buat ngabuburit. Daripada gue tidur di kos kan ya. Selama kegiatan kami bergantian saat menjaga stand. Orang pertama yang bertugas menjaga stand adalah Aldo.

Ketika Aldo kebagian tugas untuk jaga stand, gue, Matt dan Rico pergi keliling melihat stand lain. Teman gue, si Matt, punya ide untuk ngajakin gue ke stand temannya di lantai 3. Ternyata temannya bisa baca tarot. Menariknya, gue enggak percaya sama begituan karena gue enggak mau mendahului-Nya. Tapi demi menghormati Matt dan seorang perempuan yang bernama Dinda (si pembaca tarot) yang saat itu sudah duduk di depan gue seraya tersenyum, gue pun mau di tarot.

“Satu topik ada 3 pertanyaan. Kamu mau topik apa?” tanya Dinda.

“Maksudnya tadi gimana?” gue nanya balik ke Dinda karena gue masih polos dan enggak ngerti apa yang dia maksud. Terlebih lagi gue belum pernah di tarot.

“Kamu bebas mau pilih topik apa aja. Boleh cinta, pekerjaan, rezeki, apapun, deh. Dan dari topik yang sudah kamu pilih tadi, kamu boleh melempar tiga pertanyaan.” Dinda menjelaskan dengan penuh kesabaran.

Gue berpikir sejenak. Mencari topik apa yang sesuai dan enak untuk ditanyakan. “Oke. Kalau gitu gue pilih topik tentang Karier. Yang mau gue tanyain, gimana karir gue ke depannya nanti?”

“Oh, kamu udah kerja?” tanyanya.

“Bisa dibilang begitu. Tapi enggak sesuai dengan jurusanku yang sekarang.”

“Oke. Pilih 3 kartu,” katanya.

Setelah memilih tiga kartu, Didan membacakan tarot punya gue. Gue mengangguk. Pertanyaan keduanya gue lupa. Pertanyaan ketiga, gue menanyakan apakah dalam lima tahun ke depan gue nanti bisa makmur kalau fokus di kerjaan gue yang sekarang? Dia jawab, sangat bisa, tapi itu akan sedikit menjadi beban. Dan ya, dia benar. Kadang gue merasa capek kalau mengerjakan pekerjaan gue yang sekarang dan itu semacam beban, kan?

Tapi kembali lagi, gue masih enggak begitu percaya. Kalau dinyatakan dalam bentuk persen, maka setelah dua kali di tarot (ya, topik kedua gue bertanya tentang asmara), maka tingkat kepercayaan gue terhadap hasil tarotnya Dinda naik menjadi 34%. Setelah gue, giliran Matt yang di tarot. Sementara Matt sedang di tarot, gue naik ke lantai 4 untuk mendiskusikan tugas kelompok salah satu matakuliah.

Berhasil Menarik Perhatian Audiens
Berhasil menarik perhatian audiens
sumber: pexels.com

Kembali lagi ke topik semula. Dengan mengangkat kategori teknologi untuk bidang e-commerce, kelompok kami berhasil memikat hati BEC—sebuah badan atau divisi khusus untuk menampung mahasiswa yang memiliki ketertarikan dan jiwa wirausaha. Sejenis inkubator gitu. Melalui panggilan telepon, mereka ingin memasukan usaha kami ke dalam buku profile binusian entrepreneur dan katanya nih, kami mau dikenalkan ke orang-orang besar yang ada dibidang ini. Mungkin juga akan dibantu dalam pendanaan dan lain-lain.

Selesai dengan SLME, ternyata masih ada lagi yang harus gue kerjakan. Tugas akhir semester! Sialnya setiap matakuliah punya tugas akhir dan gue enggak bisa bersantai-santai lagi karena waktunya udah deket sama UAS. Hari-hari berikutnya gue disibukkan dengan tugas akhir matakuliah Ebiss Design dimana kami di minta untuk membuat sebuah situs sejenis e-commerce lengkap dengan fitur dan tetek bengeknya. Dan yang perlu digarisbawahi dari tugas ini adalah, enggak boleh pakai CMS dan sejenisnya. Harus coding manual dari 0.

Gue pusing banget karena sebagian besar tugas tersebut gue kerjakan sendiri karena anggota kelompok gue enggak bisa diharepin. Ini karena kelompoknya dibagi secara acak dan enggak boleh pindah atau ganti kelompok makanya gue terpaksa ngerjain semuanya sendiri.

Untungnya gue ada dibantu sama temen, namanya Matt. Dia satu kelas sama gue dan berasal dari kelompok yang berbeda di matakuliah ebiss design. Untuk Matt, terima kasih udah mau ngebantuin gue ngerjain project. Karena dengan pertolongan lu gue merasa terbantu banget dan projectnya lebih cepat selesai. Sekali lagi terima kasih!

Dikejar Tugas Akhir
Dikejar tugas akhir. Bikin situs e-commerce dari 0.
sumber: pexels.com

Lalu hari-hari berikutnya, setelah menyelesaikan tugas akhir ebiss design yang disuruh bikin situs e-commerce, gue menggunakan waktu yang tersisa untuk istirahat. Ya maklum aja, gara-gara ngerjain tugas akhir gue jadi kurang tidur. Gara-gara tugas akhir juga, jam tidur gue kembali berantakan lagi. Padahal gue udah bersusah payah loh menormalkan kembali jam tidur yang waktu itu udah berantakan banget.

Seperti yang pernah gue ceritakan, untuk menyambut bulan puasa tahun ini gue berjuang untuk menormalkan jam tidur yang udah berantakan banget dan berusaha mendapatkan kembali waktu tidur sebanyak 7 jam sehari. Meskipun gue berhasil mendapatkannya, tetap aja ujung-ujungnya jam tidur gue berantakan lagi gara-gara tugas.

Perjuangan gue belum berakhir. Masih ada beberapa tugas lagi yang menunggu untuk dikerjakan. Huhu. Jadi itulah alasan kenapa gue jarang update blog. Gue menghilang karena lagi dikejar deadline tugas akhir. Oya, berhubung lebaran sudah semakin dekat, gue ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin. Buat yang lagi dalam perjalanan mudik, hati-hati, ya! Dan buat yang udah pulang kampung, salam ya buat keluarga di rumah.

Dari aku, calon menantu idaman orang tuamu

8 KOMENTAR

      • Kan soalnya punya laptop buat gaming. Mouse juga. Kirain main YouTube juga. :p

        Tapi nggak apa, sekarang gue tau kalau blog ini vakum lama, berarti kemungkinan ada dua. Kuliah. Atau main game. Murtad emang kalau yang ke dua. HAHAHAHAHA

        • Iyasih… tapi kalau gue main Youtube, ya otomatis gue enggak main blog (atau main tapi updatenya dua bulan sekali). Maklum aja, Adsensenya Youtube (setau gue) lebih menggiurkan dibanding blog.
          IYA! Kalo gue udah mulai jarang update, kemungkinannya cuma dua itu. Kuliah sama main game. Betul banget, yang kedua tuh yang paling laknat dan enggak bisa diampunin HAHAHA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *