HANYA orang bego di dunia ini yang meng-iya-kan gebetannya direbut sama cowok lain. Sebenarnya gue ingin marah saat itu. Tapi apa daya, gue bukan siapa-siapanya dia. Gue hanyalah seorang cowok yang sedang berusaha mendapatkan sang pujaan hati. Gue bukan orangtuanya dia, yang bisa memarahi si anak sesuka hati. Gue juga bukan orangtuanya dia yang bisa membatasi hak anaknya dalam bertindak. Gue gak punya hak untuk melakukan hal itu.
Karena merasa bersalah, dia minta maaf sama gue. Kami saling bermaaf-maafan. Padahal, lebaran masih lama. Masih lima bulan lagi. Terlalu cepat untuk maaf-maafan.
————————-
Satu bulan tlah berlalu sejak kejadian itu. Hubungan kami kembali seperti dulu. Masih dengan perasaan yang sama. Seorang pria cemen masih berusaha mendapatkan hati si cewek. Meski dia sudah ngasih lampu hijau, pria cemen ini, masih kesulitan mengungkapkan perasaannya kepada si cewek.
Gue lebih cemen daripada Mas Cemen yang jadi juara Stand Up Comedy.
Disinilah letak permasalahannya. Gue gak berani nembak secara langsung. Buat ketemuan aja gue malu setengah mati. Apalagi nembak langsung. Di depan banyak orang. Gue bisa mati beneran.
Sebelum nembak, ada hal yang pasti dipersiapkan oleh pria-pria yang mempunyai sifat pemalu. Seorang laki-laki pemalu, terutama yang tidak punya pengalaman berpacaran sebelumnya, yang tidak tau harus bagaimana cara nembak yang baik dan benar, mau tidak mau harus mencari tahu langkah apa yang harus dilakukan untuk bisa nembak si dia.
Baca Juga: Lika-Liku di Dalam PDKT
Biasanya, searching adalah cara yang paling umum dilakukan. Ada juga yang nanya langsung sama yang lebih berpengalaman dalam bidang percintaan. Atau yang lebih ekstrim: Nanya langsung sama bokap si cewek yang dikenal killer.
“Bagaimana supaya kelihatan pede di depan cewek” atau “cara nembak cewek”, adalah keyword yang biasanya digunakan oleh sebagian besar cowok dengan sifat pemalu.
“Oke, gue pasti bisa,” gumam gue, sambil nyatetin langkah-langkahnya di dalam sebuah buku kecil.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Beruntung sekali, hari itu jam sedang kosong dikarenakan guru sedang mengadakan rapat. Tidak ingin terus menerus jadi seorang jomblo, gue nekat meminta bantuan salah seorang teman gue yang perempuan buat nolongin gue dalam mempersiapkan diri sebelum prosesi ‘tembak-tembakan’ terjadi di sekolah.
Dia adalah Audina, temen cewek yang nolongin gue buat belajar nembak cewek secara langsung. Ceritanya, dia pura-pura berada di posisi cewek yang ingin gue tembak. Gue inget banget, waktu itu gue membawa sebuah buku catatan kecil ke sekolah. Di dalam buku itu, berisi langkah-langkah yang harus gue lakuin untuk nembak si dia. Yang gue catat beberapa malam sebelumnya.
Semua hal yang tertulis di buku itu, sudah gue baca dan akan dipraktekin ke teman gue yang perempuan. Dia merelakan jam istirahatnya buat nolongin gue dalam latihan tembak.
Gue yakin, dia pasti pengen muntah waktu gue ‘pura-pura’ nembak dia. Pasti dia berusaha menahan diri untuk tidak muntah. Sebelum-sebelumnya, gue sempat melihat dia berdiri di depan tempat sampah sambil menenggak dua sachet Antimor. Ituloh, obat biar gak mabuk diperjalanan.
Gue baru tau, ternyata Antimor bisa digunakan buat menahan mabuk/muntah ketika bertatapan langsung sama cowok bermuka horor yang mukanya yang sok digantengin-gantengin.
Awalnya berjalan dengan lancar. Meski terdapat sedikit kendala: bukannya merasa pede, gue merasa lebih pendek dari si Audina. Bukannya terkesan romantis saat nembak, malah yang terjadi gue sempat membuat si cewek kritis.
Baca Juga: Orang Pendek dan Busway
Kalimat demi kalimat yang dianggap romantis gue keluarin semuanya. Hal yang tidak terduga sebelumnya benar-benar terjadi. Audina pingsan saat latihan nembak yang ke-60. Batin Audina mungkin tidak kuat melihat muka gue sehingga dia jatuh pingsan. Itu masih lebih baik daripada dia jatuh kritis dan dibawa ke ruang UGD.
Audina jatuh pingsan. Gue jadi panik. Yang gue harapkan saat itu: Audina jatuh hati sama kalimat romantis gue dan kami jadian. Justru yang terjadi malah sebaliknya: dia jatuh pingsan dan dibawa ke ruang UKS karena batinnya gak kuat.
Baca Juga: Hari Pertama di UGD
Dulu, pas gue kelas 7, gue sempat menyukai Audina. Saat itu, dialah orang yang paling gue anggap sempurna dibanding wanita yang lainnya. Dia orangnya baik, gak memilih-milih dalam berteman, cantik, putih, tinggi, memiliki rambut panjang berwarna hitam dan suka menolong meski itu membahayakan nyawanya. Hal ini terbukti saat Audina jatuh pingsan dalam praktik nembak.
Yeah, kini gue harus menerima kenyataan bahwa gue tidak mungkin bisa jadian sama Audina. Kalau digambarkan, dia mirip seperti bintang iklan shampoo yang bernama Raline Shah dan gue hanyalah Si Buta dari Goa Hantu. Mustahil bagi kita untuk saling mencintai. Mustahil Audina dan Cowok Cemen seperti gue jadian.
Gue hanya bisa memendam jauh perasaan ini.
Audina digotong ke ruang uks. Atas kejadian itu, gue dituduh sebagai pelaku dibalik pingsannya Audina. Kalimat yang gue anggap romantis, ternyata bisa membuat seorang wanita pingsan. Kalau aja dia gak minum Antimor, mungkin saat itu kondisi Audina kritis.
Sekelas menatap gue dengan tatapan sinis. Gue gak masalah dengan pandangan sinis mereka. Yang bikin gue panik saat itu gimana kalo orangtuanya Audina minta pertanggung jawaban karena gue telah membuat anak mereka yang cantik itu pingsan :(
——————————
Pikiran gue waktu itu jadi kalang kabut. Gue mondar-mandir di depan toilet pria yang terkenal bau. Pikiran-pikiran negatif muncul seiring dengan kekhawatiran gue dengan Audina: gimana kalau saat Audina bangun tiba-tiba dia menderita cacat mental? Bisa mampus gue dibunuh sama bapaknya!
Hampir memasuki jam-jam pulang sekolah. Gue berusaha ngilangin stress dengan memainkan game di hp. Ditengah asiknya saat bermain game, hp gue mengeluarkan bunyi ‘tung’ bersamaan dengan lampu LED warna merah yang menyala. Gue membuka bbm dengan perlahan dan… oh shit! Hp gue dibajak! Ini pasti ulah si kampret!
Pulang sekolah nanti jangan pulang dulu ya dek. Kakak mau ngomong sesuatu sama kamu. Nanti tunggu di kantin sekolah, ya.
Faaak!! Gue belum siap, men! Gue belum siap ngelihat dia pingsan! Rencana gue buat nembak udah bocor duluan! Iyasih, rencananya hari ini gue mau nembak dia. Dari hasil latihan barusan, gue menyimpulkan bahwa: Kalau diteruskan, akan ada korban kedua.
Hal yang paling gue takutkan benar-benar terjadi. Bel pulang sekolah berbunyi. Bel yang biasanya terdengar sangat merdu ditelinga, kali ini, terdengar sangat mengerikan ketimbang lagunya Karl Mayer – Reverse.
Apa Itu Karl Mayer – Reverse? Berikut penjelasannya: Karlmayer adalah suara/simfoni/musik yang dapat mempengaruhi otak manusia. Suara tersebut konon dapat menghancurkan mental manusia dan membuat manusia gila. Suara tersebut adalah “sound pollution” atau suara yang bising dan membuat pusing.
FYI, lagunya Karl Mayer – Reverse, dulunya pernah digunakan untuk menginterogasi para tahanan supaya mau berkata jujur. Hari itu bel pulang sekolah terdengar jauh lebih mengerikan ketimbang lagunya Karl Mayer.
Hp gue kembali berbunyi. Kali ini ada sebuah panggilan masuk. Layar hp gue kedap-kedip. Tertulis sebuah nomor dan nama di dalamnya: Beibeh. Mental gue belum siap! Gue takut untuk mengangkat panggilan telpon yang masuk.
Seseorang menepuk pundak gue dari belakangan. Gue menoleh kebelakang, “Kamu harus berani, Za! Kalau kamu tidak ingin jadi jomblo seumur hidup, kamu harus berani mengambil resiko ini.”
“Y-Y-Ya gimana mau ngambil resiko.. Audina aja pingsan! Gue gak mau nanti bakal jatuh korban kedua!”
“Iya juga sih. Yaudah, yuk kita balik aja! Daripada nanti jatuh korban kedua. Ya kan?”
“Iya!” seru gue.
Gue memilih jalan aman. Jalan yang kebanyakan dipilih oleh cowok-cowok pecundang diluar sana yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya kepada sang pujaan hati. Mudah saja bila ingin melakukannya. Tinggal temui, ungkapkan, selesai.
Tapi tidak bagi seorang cowok cemen seperti gue. Berat untuk melakukannya.
Setibanya di rumah, gue langsung nyalain hp dan melihat ada 18 panggilan tak terjawab dari si dia. Yaudahlah mau gimana lagi. Gue menyampai permintaan maaf dengan alasan mencret. Beruntung dia percaya sama gue.
Walaupun dia percaya, tapi gue merasa bersalah karena sudah membohongin dia.
Belakangan diketahui ternyata penyebab pingsannya Audina karena dia belum makan dari kemarin. Gubrak. Dia minta maaf sama gue atas kejadian waktu itu. Akhirnya gue bisa bernafas legah karena ternyata oh ternyata… bukan kata-kata sok puitis gue yang membuat dia pingsan. Melainkan karena waktu itu Audina lagi menjalankan program diet super ekstrim.
Cewek memang begitu. Suka sekali menyiksa dirinya sendiri. Untung gue dilahirkan sebagai seorang pria. Kalau enggak, mungkin gue juga ikut-ikutan menyiksa diri dengan diet super ekstrim seperti yang Audina lakukan.
Lucu abiiiiisss gaaann!!!!! Ane juga sama pecundang gan. Tenang aja, gk sendirian. Hahahahaha…. Lanjutkan!! Bener2 lucu abis..
Hehehe ternyata gue gak sendirian, ya :)
Anjir itu harus banget alesannya gara-gara mencret. :))
Anjirlah itu harus banget alesannya gara-gara mencret. :))
Yaa. Darurat banget, Di! Gak ada alasan lain lagi :)
Numpang ngakak dulu sebelum lanjutin bacanya, kagak nahaann,,
Silahken… hehehe
sabar gan., kalo jodoh pasti gk kemana.. :D
banyak2 usaha dan berdoa moga2 dia jadi cewek agan.. hehe
ini. lucu. he. maap ya :D
Salam, Indra Permana
wah…seru dan rame he
Wahahaha kocak bet daah. :D
Ternyata pingsannya karena belom makan. Udahlah jadi takut sendiri udh pingsain anak orang, nggakjadi nembak pula. Kasiyaaaan :( Haha
Ga apa-apa lagian jadi cowo cemen, kalo dalam urusan cinta, biasanya sih cowo cemen sebatas jadi ‘Secret Admirer’. Dalam hal ini, lo termasuk ga sih?
Tapi ya apapun yang di pendam (apalagi perasaan) kudu di keluarkan. Jadi ya, lain kali, jangan takut untuk mengungkapkan meskipun nanti kenyataan pahit yang harus di dapatkan. \(._. )
Iya, gue termasuk :(
Masalahnya terletak di kurangnya kepercayaan diri gue Den :(
Sepertinya gue harus berguru sama lo, deh. m(_ _)m
Alasanmu yang mencret itu epic banget ya kayaknya kwkwkw :D
Untuk sekarang, aku juga susah ngungkapin ke orang yang aku suka. Dibelakang aja gencar-gencar bilang ke temen-temen kalau aku suka dia, pas ketemu dia, saltingnya minta ampun wkwkwk
Karena alasan yang lain sudah terlalu mainstream hohoho
Anjir! Kita sama! Gesrek bray! Hahaha
Audina, nama yang bagus :) dan mungkin audina pingsan karena dia sdg diet heheheh
ini fiksi atau beneran yah? btw gimana tuh kelanjutan cerita sci-fi nya? sejauh ini lancar, za?
Beneran kak. Hohoho. Bukan sci-fi kak, tapi fantasi hehehe.. Alhamdulillah, lancar kak berkat dukungan dari temen-temen yang komen di postingan kemarin :)
Gue juga sama, gue bener-bener pecundang banget. Gue gak berani nyatain perasaan gue ke doi.
Btw gmna kelanjutannya?
Wuidih ternyata gue gak sendirian :)
Lagi males ngelanjutin. Nanti deh gue lanjutin hehehe.
hahahaha ngakak asli, mongomong ini cerita asli gak sih? apa karangan fiksi?
asik pembawaan dan gaya nulis nya, menarik buat di baca
Asli, kok. Ng… kok banyak ya yang ngomong kalo ini fiksi. Padahal ini real :(
Wah.. sungguh?
Haha, ngakak gue…
Alasan gara-gara mencret :”D
Epic banget kan alasan gue :)
haha, pengen ketawa keras tapi kasian juga sama cowok yang nyebut dirinya cemen dan bilang diet cewek adalah dusta :P
betewe mungkin loe berjodoh sama Audina #eak
:)
Za, sebenernya itu sih Audina pingsan gara2 denger kata2 puitis lo tapi dia gak enak makanya bilang belum makan wkwkwk, anjir ngakak banget
wkwkwkwk bagus mas artikelnya. sukses terus ya buat postingan selanjutnya.
mampir jg siapa tau bisa jd inspirasi buat next artikel