Selasa, November 26, 2024
HomeNgomongin CintaZaman Telah Berubah!

Zaman Telah Berubah!

on

Gue masih ingat ketika gue kecil dulu gue paling demen sama yang namanya Ultraman. Ultraman? Siapa sih yang tidak mengenal Ultraman? Itu loh, produk susu yang ada gambar sapinya. “Itu Ultramilik bego!”. Oke, maafkan daku yang telah menukar antara Ultraman dan Ultramilik.

Dulu, gue paling demen yang namanya bangun pagi hanya untuk menonton film kesukaan gue, Ultraman, yang sering di putar di televisi setiap akhir pekan. Tontonan gue kecil dulu tentu lebih bagus daripada tontonan anak zaman sekarang. Tontonan anak zaman sekarang itu lebih banyak menayangkan adegan-adegan yang tidak pantas untuk di tonton oleh seorang anak kecil. Tontonan-tontonan ini mengalami sedikit pertukaran. Anak kecil nonton film orang dewasa, dan orang dewasa nonton film anak kecil. Contohnya saja anak kecil lebih suka nonton shitnetron dan FTV, sementara orang dewasa lebih suka nonton kartun. Miris memang.

Sumber: Facebook MCI
Sumber: Facebook MCI

Baca Juga: Problematika Musik dan Tontonan Anak Masa Kini.

Zaman gue kecil dulu, ada begitu banyak tontonan yang sangat menghibur yang tayang mulai dari subuh hingga siang hari. Biasanya sih film anak-anak habis tepat pada pukul 12 siang dan berganti dengan berita siang.

Stasiun televisi yang dulu dan sekarang juga beda. Kalau dulu masing-masing stasiun televisi sangat terampil dan terus berinovasi dalam meningkatkan rating acara mereka dengan menargetkan anak kecil hingga usia remaja sebagai penonton. Mereka tidak hanya mengincar rating penayangan saja, tapi juga memberikan apa yang target inginkan (anak kecil dan remaja) dengan memberikan film yang sangat ingin mereka tonton di hari libur sekolah.

Sehingga nggak ada tuh yang namanya pindah channel tiap kali iklan. Karena anak-anak tentunya tidak ingin kelewatan secuil bahkan sedikitpun film kesukaannya. Seperti halnya gue, gue nggak mau ketinggalan sedikit pun moment dari film yang gue tonton.

Baca Juga: Hal-hal Unik Yang Pernah Kita Lakukan Saat Kecil

Tidak hanya sebatas itu. Ketika gue kecil dulu, sensor filmnya nggak lebay-lebay amat. Adegan yang di sensor hanya pada adegan-adegan tertentu saja, yang memang tidak pantas untuk di tonton oleh anak kecil. Dan karena memang filmnya untuk anak-anak, jadi tidak begitu banyak adegan yang tidak patut untuk di tonton.

Sementara itu stasiun televisi yang sekarang menurut gue tidak terlalu memperdulikan penikmat acara. Mereka lebih mengincar rating penayangan daripada memberikan apa yang masyarakat butuhkan. Tampak jelas dari acara-acara yang ada, kurang bermutu sekali :))

Dan juga kalau sekarang itu ada banyak adegan yang di sensor. Bahkan ada beberapa kartun yang tidak boleh untuk ditayangkan lagi. Contohnya saja Tom and Jerry dan juga Crayon Shinchan. Siapa sih yang tidak mengenal kartun yang satu ini? Tom and Jerry adalah animasi/kartun asal Amerika yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia per-animasian di Amerika yang tentunya juga telah menghibur setiap anak-anak dari generasi ke generasi.

Tom and Jerry

Lalu selanjutnya Crayon Shinchan. Siapa sih yang tidak mengenal Shinchan? Crayon Shinchan adalah sebuah kartun animasi asal Jepang, yang bergenre komedi, sama seperti Tom and Jerry. Sekarang, kartun Tom and Jerry dan juga Crayon Shinchan telah dilarang untuk tayang di Indonesia.

Sementara film-film kartun tersebut dilarang tayang, lalu kenapa shitnetron dan FTV yang adegan cinta-cintaannya tetap diperbolehkan untuk tayang? Bukankah film-film tersebut juga tidak pantas untuk ditonton oleh anak kecil? Apa mayoritas penonton televisi itu dari usia remaja hingga dewasa? Tentu tidak! Ada anak kecil yang juga ikutan menonton! Sepertinya stasiun televisi perlu berbenah diri dalam menayangkan hiburan kepada pemirsa.

——

Waktu terus berputar dan zaman telah berubah. Secara tidak sadar, selalu ada inovasi-inovasi terbaru yang sebelumnya hanya menjadi khayalan setiap insan, dan sekarang inovasi itu mampu mewujudkan apa yang tadinya tidak mungkin, menjadi suatu hal yang mungkin dan dapat kita nikmati.

Karena zaman telah berubah, gue pun juga ikut berubah. Kalau bahasa gaulnya sih, biar kekinian. Tapi tidak seperti itu sebenarnya. Tentu ada sebab yang membuat gue turut berubah seiring perkembangan zaman ini.

Dulu ketika gue kecil, gue rajin bangun pagi karena ada suatu hal yang memacu gue supaya bisa dan mau untuk bangun pagi. Ketika gue mulai beranjak dewasa, gue mulai jarang yang namanya bangun pagi. Tentunya karena tidak ada hal yang dapat memacu gue supaya mau bangun pagi. Sebenarnya ada sih, tapi karena godaan setan yang begitu kuat ditambah dengan tidur larut malam, akhirnya sholat subuh gue jadi bolong.

Kini gue telah menemukan hal yang bisa memacu gue untuk mau bangun pagi. Gue juga udah mulai berusaha untuk bangun pagi. Bangun pagi? Buat apa? Buat sholat tentunya.

Lalu, apa yang membuat gue berusaha untuk mau bangun pagi? Jawabannya adalah Ceker Babat! Iya. Ceker babat. Terdengar aneh, bukan? Kok bisa-bisanya sih, Ceker Babat memacu gue supaya mau bangun pagi? Apa nyokap gue selalu membuat ceker babat setiap paginya? Tidak!

Tapi sebenarnya yang gue maksud dari ceker babat adalah istilah baru yang lahir dari perkembangan zaman. Dan ceker babat itu sendiri sedang ngetrend saat ini. Lalu, sebenarnya ceker babat seperti apa sih? Ceker babat yang seperti ini nih!

Ceker Babat
Sumber: Lihat gambar.

CEKER BABAT! Cewek Kerudung Bikin Abang-abang Tobat :))

Beberapa hari belakangan ini gue lagi dekat sama cewek berkerudung yang ada di sekolah. Dia orangnya manis saat tersenyum, baik, suaranya lembut seperti sutra *please jangan berpikiran ke arah yang negatif*, punya lesung pipi, aarrgghhh pokoknya wanita idaman banget deh. Untuk bisa menjadi bagian dari hidupnya *tentu tidak harus menjadi pacar*, maka gue perlu yang namanya berubah. Gue harus mengoreksi diri gue sendiri, apakah gue bisa menjadi bagian dari hidupnya? Mangkanya, gue sedang berbenah diri.

Wanita yang baik untuk pria yang baik bukan? Oleh karena itu, gue perlahan-lahan mulai berubah demi bisa memantaskan dan memantapkan diri. Gapapa kalau misalnya gue nggak pantas menjadi bagian dari hidupnya, setidaknya nama gue ada dalam setiap cerita kehidupannya :))

Itu dia dampak dari zaman yang telah berubah. Seiring berjalannya waktu, bahasa juga turut mengalami perkembangan yang melahirkan istilah-istilah baru. Seperti ceker babat yang di atas.

Gue sudah menemukan ceker babat gue sendiri. Bagaimana dengan kalian para pria? Apakah kalian sudah menemukan ceker babat kalian sendiri? :p Yuk, share di kolom komentar! :)

Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

19 KOMENTAR

  1. Dari dulu sampai sekarang tetap suka sama yg namanya film kartoon. Kalau kangen film jaman dulu paling liat2 di youtube.

    ehmm, ceker babat. Baru tau istilah ini hahahah :D

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca