Woah, lama juga ya gue enggak cerita di blog. Sebelumnya gue ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada kalian semua karena sudah mau membaca bahkan memberikan respon serta dukungan pada tulisan terakhir yang gue posting awal bulan September kemarin.
Nah buat yang belum tau, jadi tulisan tersebut bercerita tentang pengalaman buruk yang dialami si doi ketika syuting untuk sebuah film. Sebelum cerita tersebut gue angkat ke dalam blog ini, gue udah minta izin terlebih dahulu dan dia ia pun menyetujuinya.
Sebagai informasi, kondisi doi saat ini baik-baik saja. Untunglah kejadian kemarin enggak menyebabkan trauma dan semacamnya. Walaupun awalnya dia sempat shock, seiring berjalannya waktu dia udah mulai bisa ngelupain kejadian waktu itu. Semoga Tuhan melindungi orang-orang yang kita sayangi dari segala macam bahaya yang mengintai.
Berhubung satu bulan ini gue enggak nulis, gue ingin cerita sedikit tentang apa yang ngebuat gue berhenti bercerita dan ke mana aja gue selama sebulan ini. Jawabannya sudah barang tentu: enggak kemana-mana. Lagi bokek gini memang mau pergi liburan ke mana? Jangankan yang jauh, yang deket macam Bandung aja kayaknya gue perlu mikir 10 kali dulu. Huhuhu.
Enggak, gue bercanda. Jadi selama sebulan ini gue memang lagi pengin istirahat nulis dan fokus untuk kesembuhan doi (cie gitu). Selama gue rehat dari aktivitas menulis, gue lebih banyak menghabiskan waktu bersama dia. Jelas, gue enggak mau kejadian waktu itu terulang lagi. Cukup sekali itu aja gue gagal. Jangan ada kegagalan berikutnya.
Selain istirahat nulis, selama satu bulan ini gue memang lagi pengin kurang-kurangin main media sosial. Tapi apa mau dikata, ternyata rencana gue enggak berjalan semestinya.
Terhitung sejak tanggal 17 September kemarin, gue resmi menjadi mahasiswa semester lima. Gue masih enggak percaya kalau gue udah jadi mahasiswa semester atas. Saking enggak percaya gue ngebuka album lama. Foto-foto itu, menjadi bukti bahwa gue memang udah tua. Ya, ternyata memang gue udah tua. Udah jadi kakak tingkat alias sepuh bagi dua generasi di bawah gue.
Ada banyak sekali kejadian tak terduga yang gue alami di semester ini. Salah satunya diajar langsung oleh rektor. IYA! REKTOR CUY! KALIAN TAU REKTOR KAN?! NAH, KELAS GUE DIAJAR SAMA BELIAU!
Awalnya gue enggak percaya bahwa seorang rektor akan mengajar di kelas kami. Apalagi untuk matakuliah biasa yang jumlah mahasiswanya lebih sedikit dibanding kelas besar. Hal berikutnya yang membuat gue sulit percaya adalah kami hanya seorang mahasiswa S1. Seorang rektor seperti beliau pantasnya mengajar di kelas S2, S3 atau kelas besar yang jumlah mahasiswanya bisa mencapai 300 orang.
Sejak hari itu barulah gue percaya bahwa gue memang diajar oleh rektor. Suatu hal yang langka mengingat beliau biasanya terlihat saat acara penting yang berhubungan dengan kampus seperti acara pengesahan mahasiswa baru, ulangtahun kampus, wisuda, dan acara-cara penting lainnya.
Sebagaimana yang dilakukan pada hari pertama kuliah, tugas kami adalah membentuk sebuah kelompok yang beranggotakan 5 orang. Berhubung semester ini gue satu kelas lagi sama mereka (baca: Aldo dan Matt), kami sepakat untuk membentuk kelompok dan tinggal mencari dua orang lagi yang ingin bergabung. Namun pada saat itu juga rencana kami dipatahkan oleh beliau.
“Karena semester depan kalian akan magang, jadi kelompoknya akan saya acak,” ucap dosen sekaligus rektor kami.
Gapapa, lagipula memang seharusnya semester ini gue lebih rajin dan serius untuk persiapan menghadapi lingkungan kerja nanti. Sebab, mulai semester depan nanti gue akan mengikuti internship alias magang!
Enggak cuma internship, ada berbagai pilihan yang bisa gue ambil untuk semester depan nanti seperti wirausaha, magang, pengabdian ke masyarakat, pertukaran pelajaran atau penelitian. Gue pribadi lebih milih magang karena gue ingin punya pengalaman kerja saat lulus nanti.
Lalu ada satu kalimat indah yang diucapkan oleh beliau. “Kalau ada yang enggak kerja, laporkan ke saya.” Gue seperti menemukan secercah harapan. Gue baru tau ada kalimat seindah itu. Sebenernya gue tipe orang yang enggak enakan dan kurang bijak karena enggak berani bertindak tegas saat ada anggota yang enggak kerja.
Tapi setelah diberi ultimatum oleh Pak Rektor, dan menimbang semester depan kami akan magang, maka tujuan gue cuma satu: membentuk tim yang solid. Diawal diskusi gue langsung menegaskan, “kalian dengar, kan, apa yang prof bilang? Jadi gue enggak akan segan kalau ada yang enggak kerja.”
Semuanya mengerti dan gue berharap semoga mereka bisa diajak kerja sama.
Minggu depannya mulai ada tugas. Semua berjalan sesuai harapan. Mereka bisa diajak kerja sama. Kalau gue udah gue kasih komando langsung dikerjain—walaupun sebagian besar isi dari laporan tersebut ditulis oleh gue. Gue harap, semoga semangat dan hubungan baik ini tetap terjaga hingga akhir semester nanti. Sebab kami sama-sama butuh nilai dan memperbaiki diri.
Lalu hal berikutnya yang patut gue syukuri adalah tidak jadinya gue melamar kerja. Jadi sebenarnya sejak semester tiga kemarin gue punya niat untuk melamar kerja supaya bisa meringankan beban orangtua dan niat itu masih ada sampai sekarang.
Kalau gue pikir-pikir lagi, sebetulnya beruntung waktu itu gue sempat dilema. Coba kalau gue enggak dilema, mungkin sekarang gue lagi bekerja dan keteteran karena sulit nyeimbangin waktu antara kuliah sama kerja.
Singkat cerita liburan gue jadi agak terganggu karena tugas semester ini lebih banyak nulis laporan dan proposal. Karena ini udah satu bulan juga, maka mulai sekarang gue akan ngeblog lagi kayak biasanya. Dengan catatan, di update kalau lagi sempat. Huehehe.
Berarti selama lo menghilang ini, ternyata lagi asik berduaan sama doi? UPLOAD FOTONYA DONG!! KENALIN SAMA KITA-KITA!!
Ikut seneng cuy kalau lo lancar sama dia. Semoga ya!
Dan ikut sedih (tapi pengin ketawa) untuk dosen barunya. HAHAHAHAHA. Aduh, kok sial mulu sih? Lo punya magnet kesialan ya?
Bisa dibilang begitu walau enggak tiap hari. Banyak yang penasaran sama doi tapi gue enggak bisa upload fotonya dikarenakan ya memang engga mau ada yang usil atau ikut campur hehe. :D
Aamiin… doain ya, Gip!
Iya, kenapa gue sial mulu ya? Kayaknya gue memang harus mandi kembang 7 rupa buat hilangin sial dibadan :(
Bener. Kalau ceweknya cantik mending umpetin aja. Emang rawan tim penikung. Jangan sampai firman tau pacar lo ya cuy. Bahaya.
Lo ambil tanah, usap-usap ke badan. Abis itu mandi kembang 73 rupa. Biar makin manjur hahahahaha. Aduh, asli masih ngakak aja gue ngebayangin nasib lo. Huhuhu
Intinya tulisan ini penuh dengan dilema ya hihi…
Buruan deh cepet lulus biar bisa cari duit sendiri wkwkwk dan ngelamar ceweknya.
Intinya dari tulisan ini adalah bahwa penulis sebelum jd mahasiswa smester lima, gak pernah serius selama kuliah. Alhamdulillahnya semester 5 penulis akhirnya bisa serius jalani kuliah. Tidak ada kata terlambat untuk bertaubat ya wkwkwk vis lah
Kalau gue dulu sempat cuti kuliah terus kerja. Habis itu resign terus lanjut ngerjain skripsi. Seru sih, haha!
Ini elo udah semester 5 beneran? Waktu cepat sekali berlalu ya. Wkwkwk
Welcome baaack, Reza andrean terkece tersolid teruwuwuwuwuwuwuwwuwuwuwwuwuwuwuw sakarepmu lalala yeye :p
Btw, masalah rektor ngajar di kelas. Dulu rektor kampus saya, beliau masih tetep ngajar di kelas reguler. Ngajarnya tentang struktur baja gitu-gitu. Anak-anak bimbingan skripsinya kalau mau konsultasi harus ke rumahnya Subuh. LITERALLY SUBUH ANJER!
Kenapa perasaan kondisi blog kita sama ya :’D
gue gak kuliah, jadi gak tau puyengnya gimana hiya hiya hiya..
yok za, ngeblog lagi, gue aja udah sebulan lebih gak ngeblog trus baru update lagi kemaren. haha
Gua ingin berhenti bercerita di saat ada waktunya gua udah bosan dan penat, namun di dalam diri gua ada rasa yang ingin tetap bercerita dan terus bercerita tentang kehidupan ini. Gua rasa gua gak akan pernah bercerita hingga maut menjemput. Maaf sedikit lebay