Yah akhirnya gue bisa nulis lagi di blog ini. Hari yang melelahkan bagi gue karena aktivitas belakangan ini padat banget. Jadwal yang cukup padat belakangan ini sama sekali gak memberi kesempatan bagi gue buat nulis di blog. Usai Tryout kota gue langsung disambut hangat sama ujian praktek yang sangatlah melelahkan dan cukup menguras tenaga serta pikiran. Sebenarnya gue pengin ngelanjutin postingan kemarin soal derita yang sering dialami oleh orang berbadan pendek. Ya seperti gue ini lah. Pendek dan terabaikan~ kayak upil gitu.
Mengingat tagline blog ini bertuliskan my virtual diary, gue memutuskan postingan kali ini bukan diperuntukkan membela kalian wahai orang-orang berbadan pendek. Sorry guys, mangkanya badan tuh tinggiin! *padahal sendirinya juga pendek
Baca Juga: Duka yang sering dialami orang-orang berbadan pendek
Baca Juga: Orang Berbadan Pendek dan Busway
Setelah gue pikir-pikir kembali, tak ada salahnya untuk nulis seputar aktivitas gue di sekolah selama beberapa hari ini. Yah, barangkali lewat tulisan yang entah apa manfaatnya ini bisa menjadi sumber inspirasi buat kalian kelas dua belas, kelas sembilan yang sebentar lagi akan menghadapi ujian praktek. Dan semoga postingan ini bisa bermanfaat bagi kalian para calon kelas dua belas maupun calon kelas sembilan. Bagaimanapun juga, kalian pasti akan menghadapi yang namanya ujian praktek.
Sekali lagi gue peringatkan bahwa postingan ini tidak ada sangkut pautnya sama orang berbadan pendek. Postingan kali ini lebih ke curhat-curhatan gitu. Yok, kita mulai saja.
Day 1: Praktek Bahasa Indonesia
Hari pertama ujian praktek gue disambut langsung sama Bahasa kenegaraan kita, Bahasa Indonesia. Bahasa yang sebenarnya tidaklah terlalu sulit untuk dipelajari jika kalian memang berkewarganegeraan Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa. Bagaimana Indonesia bisa bersatu kalau bangsanya sendiri tidak memahami Bahasa Indonesia. Itulah kenapa Bahasa Indonesia dijadiin mata pelajaran di sekolah-sekolah. Hidup Indonesia!\m/
Pas praktek, kami disuruh mendengarkan sebuah audio yang berisikan sebuah cerita yang cukup singkat. Waktu itu kelas gue kebagian cerita tentang roda. Roda yang berputar. Kami diberikan kesempatan sebanyak dua kali untuk memperdengarkan audio tersebut.
Usai mendengarkan audio tersebut, lalu kami diberi selembar kertas yang berisi 10 butir pertanyaan yang berkaitan dengan cerita yang kami dengarkan tadi.
Cuman segitu? Enggak. Masih ada lagi.
Yang sudah menjawab soal bisa lanjut ke tahap selanjutnya. Yaitu praktek menulis. Perintahnya kami disuruh menulis kembali apa yang kami dengar. Tidak mesti sama. Boleh berupa karangan. Yang penting secara garis besar cerita yang ditulis berkaitan langsung dengan maksud audio tadi.
Bahasa yang digunain pun bebas. Boleh menggunakan bahasa sehari-hari, boleh juga bahasa baku. Waktu yang diberikan terbilang cukup singkat. Hanya berkisar ±15 menit.
Waktu yang diberikan terbilang cukup bagi gue yang memang hobi dan udah sering nulis dan mengarang. Tapi bagi mereka yang gak biasa nulis, waktu yang diberikan sangatlah kurang. Mampus lo, untung gue terbiasa nulis *benerin kerah*
Day 2: Bahasa Inggris
Memasuki hari kedua ujian praktek. Bahasa Inggris menjadi materi yang diujikan di hari kedua ini. Perintahnya masih sama: mendengarkan. Jika Bahasa Indonesia hanya memperdengarkan audio, Bahasa Inggris versi video. Video yang diputar waktu itu cerita tentang Cinderella.
Setelah selesai menyimak video tersebut, seperti ujian bahasa indonesia kemarin, kami disuruh menulis kembali apa yang kami tonton dan kami dengarkan ke dalam bahasa inggris. Bahasa kampung gue. Tapi karena gue gak terbiasa ngomong pake bahasa kampung, gue mengalami sedikit kesulitan pas ujian.
Day 3: Bahasa Mandarin
Buset dah… tiga hari berturut-turut ujian bahasa semua! Upra Mandarin gak pake audio atau video lagi. Materi yang diujikan tentang memperkenalkan diri dalam bahasa mandarin dan juga membaca pinyin.
Satu persatu nama murid di panggil secara acak. Gue jadi orang kedua yang namanya dipanggil sama laoshi. Dan kesan gue sewaktu nama dipanggil: pengen boker. Berhubung paginya gue gak sempat buang ampas, dengan berat hati gue maju ke medan peran sambil memegangi bagian perut gue.
“Kamu kenapa Rezaa?” tanya Laoshi.
“Pengen buang air laoshi.” Kata gue, jujur.
“Yaudah, kamu selesain, nanti kamu baru boleh buang air.”
“Siap!”
Dengan nafas terengah-engah dan perut sakit, gue memperkenalkan diri. Berikut adalah kalimat perkenalan diri gue:
Nín hǎo lǎoshī!
Wǒ shì Reza Andrian, wǒ jiào Reza.
“Hmm… laoshi. Aku lupa lanjutannya. Nanti boleh ulang lagi laoshi?”
Laoshi berpikir sebentar, lalu dia mengangguk kan kepala. Tanda kalau gue boleh ulang lagi nanti. “Jangan lama-lama ya. Soalnya masih ada dua kelas yang mau laoshi ambil nilainya.”
“Siap!”
Gue keluar dari ruangan dan sesegera mungkin mencari toilet. Saat langkah pertama, gue langsung teringat sama satu hal, “Ah iya! Toilet disini bau!”
Gue batal buat buang air. Lebih baik ditahan. Toh, habis praktek juga langsung pulang ke rumah. Gue kembali ngapalin teks perkenalan diri dalam bahasa mandarin. Bahasa yang sebenarnya gak begitu gue minati. Kenapa harus mandarin sih? Coba Bahasa Jepang aja seperti kakak tingkat gue kemarin.
Setelah hafal, gue merasa sedikit lebih pede untuk menghadap laoshi kembali. Seperti janji gue tadi, gue maju lagi untuk perkenalan diri.
“Sudah hafal?” tanya laoshi.
“Sudah laoshi.”
“Silahkan.”
Gak seperti perkenalan sebelumnya, kali ini gue baca bismillah dulu sebelum memperkenalkan diri.
Nín hǎo lǎoshī! Wǒ shì Reza Andrian, wǒ jiào Reza. Wǒ jīnnián Shíbā suìle, wǒ zhù zài nán pelatuk. wǒ shì yìnní rén.
Yah, lebih kurang begitulah kira-kira teksnya. Sebenarnya sedikit lebih panjang. Karena gue gak bisa nulis pinyinnya, jadi hanya itu yang bisa gue masukin di sini.
Selesai memperkenalkan diri, gue langsung disuguhi selembar teks yang berisi pinyin dan membaca pinyin tersebut. Membaca pinyin tidaklah sulit sebenarnya. Tapi karena udah lama gak baca pinyin, dan terakhir kali diajarin baca pinyin kelas sepuluh kemaren sama laoshi yang didatangin langsung dari Beijing, lidah gue jadi kaku pas baca pinyin dari teks yang disediain.
“Ya cukup.” Kata laoshi.
“Jadi gimana laoshi? Apa aku remed?” tanya gue.
“Gak. Kamu gak remed Reza.”
“Yaampun! Terima kasih banyak laoshi!” salim, lalu keluar dengan muka bahagia.
Seperti yang gue ceritain dipostingan sebelumnya, ketika mau pulang, gue dihalang sama satpam sekolah.
“Yang dibelakang ayo turun,” kata pak satpam.
“Loh, kenapa pak?”
“Kamu bukan kelas dua belas kan!?”
Kampret! Gue dikira anak kelas sepuluh sama pak satpam.
Ikshan membela gue, “dia kelas dua belas pak. Sama seperti saya.”
Yah.. gini deh kalo punya badan pendek. Dikira anak kelas sepuluh.
Oya… btw pas sampe rumah gue gak jadi boker.
Day 4: TIK
Hari keempat ada praktek TIK. Satu persatu nama dipanggil untuk mengambil kertas undian yang tersedia di atas meja. Jadi, materi yang diujikan tergantung dari tulisan yang ada di kertas. Adapun materi yang diujikan sebagai berikut: Microsoft Excel, Microsoft Word dan Corel Draw. Waktu itu gue dapetnya Corel Draw.
Sebenarnya Corel Draw terbilang mudah. Hanya saja, karena gue udah lama gak main sama Corel Draw, jadi gue banyak lupa sama fungsi-fungsi yang ada di Corel Draw.
Tugas Corel Draw disuruh membuat semacam stempel gitu. Lalu gambar kedua membuat sebuah logo network dari Corel.
Ujian di hari keempat berjalan cukup lancar. Ya walaupun gue sempat mengalami kendala dalam membuat logo network. Seperti yang gue bilang sebelumnya, gue lupa sama fungsinya.
Hari keempat jadi hari yang paling panjang menurut gue. Kenapa gue bilang hari terpanjang? Karena di hari keempat gue baru sampai rumah saat jam dua siang. Gak seperti hari-hari biasanya yang jam sembilan udah sampai rumah.
Day 5: Agama
Hari kelima ada ujian agama. Adapun materi yang diujikan sebagai berikut: Baca Qur’an, menulis huruf arab, khotbah dan penyelenggaraan jenazah. Gue kira hari kelima bakal jadi hari yang paling panjang mengingat semuanya diujikan dalam satu hari. Gue udah stress duluan karena sesungguhnya gue udah lama gak ngaji. Takut aja gitu kalo seandainya yang menilai bacaan gue adalah guru killer. Bisa gak tuntas gue.
Untung saja yang menilai kelas gue bukan guru killer. Karena yang menilai adalah mahasiswa dari IAIN, yah.. paling tidak gue selamat di praktek agama ini. Selamat dari praktek khotbah. Untuk urusan ngaji, malam di hari keempat gue baca-baca lagi Juz Amma untuk memperlancar bacaan. Pas hari H nya gue sama sekali gak menemui masalah.
Day 6: Olahraga
Jadi hari ini tuh gue praktek olahraga. Prakteknya adalah lari multistage. Gimana? Keren gak prakteknya? Peraturannya begini: ketika bunyi ‘beep’ berbunyi dan si pelari belum sampai ke garis atau shuttle, maka si pelari dianggap gagal dan dikeluarin dari lintasan.
Ada dua belas level dalam praktek tersebut. Setiap satu level ada sembilan kali bolak-balik. Level satu sembilan kali bolak-balik. Level dua sembilan kali bolak-balik. Level tiga sembilan kali bolak-balik. Dst. Gue tadi cuman sanggup sampai level lima persembilan.
Jika satu levelnya saja ada sembilan kali bolak balik, maka jika lima kali sembilan hasilnya gue lari sebanyak empat puluh lima putaran. Lintasannya terdiri dari dua puluh meter. Empat puluh lima dikali dua puluh meter maka hasilnya sembilan ratus meter.
Sebenarnya lari multi level tidaklah sulit. Karena kami harus berpacu sama waktu (sesuai nada yang diputar), maka jadinya sulit. Setiap naik satu level iramanya jadi semakin cepat. Waktu untuk mengolah nafas semakin dikit.
Kalau gak ngerti, tenang, ini gue sediain penjelasannya dalam bentuk video supaya kalian bisa tonton:
Saran gue… sebaiknya kalian siapin fisik dari sekarang. Oya, setiap sekolah mungkin praktek olahraganya berbeda. Tapi inilah praktek olahraga yang ada di sekolah gue.
Gue bisa tenang sekarang karena ujian praktek sudah hampir selesai. Tinggal satu lagi yang bikin gue stress, pentas seni! Karena gue masih belum punya kelompok sampai sekarang. Udah nyari kesana-kesini juga gak dapet-dapet kelompok. Sekarang gue lagi minta bantuan sama temen, supaya bisa masukin gue kedalam kelompok mereka. Semoga aja mereka mau nolongin gue.
Baca Juga: Kritik?
Yah itu dia kegiatan yang gue jalani belakangan ini. Berat sih sebenarnya. Tapi jalani aja dulu. Gak usah dibawa stress. Semakin stress, maka hasilnya bakal kacau. Syukur banget gue masuk IPS. Karena di IPS inilah gue belajar yang namanya santai. Serasa hidup tanpa beban. Dan memang harus begitu. Gak usah dibawa ribet. Jangan dipikirin. Jalani aja dulu. Nikmati.
Ujian praktek berjalan dengan lancar. Buat kalian yang mau ujian, mungkin ada baiknya kalian nyobain cara gue: santai.
Baca Juga: Bertambah Tua
Yak sekian postingan gue kali ini. Jangan lupa untuk klik tombol ‘like’ pada fanpage gue yang ada di sebelah kanan atas di blog ini atau bisa juga dengan cara klik di sini yang nantinya akan mengarahkan kalian pada laman fanspage gue di Facebook. Jangan lupa ninggalin jejak karena seorang blogger yang baik selalu ninggalin jejak dimanapun dia berada\o/
Jangan lupa juga untuk nge-share ke setiap sosial media yang kalian punya, ya. Sekian dan terima kasih~ \o/
Ciaaaoo~
Waaah ujiam praktek ya, ga jauh beda sama jaman gue dulu:
1. Bhs. Indo mengarang bebas = lancar
2. Bhs. Inggris listening, writing, conversation (udah kayak test toefl) = bahasa sehari2 cas cis cus aman
3. Deutch sprechen = aman (tapi sekarang banyak lupa)
4. TIK ngerakit komputer & pasang jaringan lan = aman walau pake acara kesetrum
5. Agama: khotbah, hafalan surat ar rahman = aman
6. Olahraga: tanding futsal = gagal krn cedera tp ga remed.
Hmm.. ngerakit komputer sih mata pelajaran kelas satu kalo di sekolah gue, Za. Tapi wes, lancar-lancar aja ya
Mau sesusah apapun hari yang lo jalanin mah dibuat fun aja hehe
Yang namanya jerih payah ga bakal sia-sia kalo emang tulus ngejalanin #Jozz :)
Iyap :)
Curhatan yang berkelas ya. Hehehe..
bisa inget dan tersusun rapi.
Berasa ada manfaatnya juga ya jadi blogger. Jadi terbiasa nulis,kan? Jadi ujian bahasa tercinta selow gitu.
sukses trus bro buat ujiannya. Salam blogger!
Tepat sekali. Eh tapi gue emang udah hobi nulis sih sebelum jadi blogger.
Salam blogger juga :)
Satu lagi deh komentarnya. Biar yakin ini komentar masuk apa nggak, soalnya koneksi inet ngehe nih.
Kalau mau belajar bahasa inggris, belajar sama gue aja. Itu bahasa tanah kelahiran. Hahaha…
tapi berbayar ya. Tenang, unlimited kok.
:))
“Bahasa yang sebenarnya tidaklah terlalu sulit untuk dipelajari jika kalian memang berkewarganegeraan Indonesia.”
Kalau menurut lo bahasa Indonesia semudah ini, sumpah salah besar. Waktu masih sekolah, gue juga selalu beranggapan gini, tapi setelah gue tau lebih dalam pas kuliah, gak gini. Banyak yang stress, untungnya gue masuk sastra Indonesia karena gue suka, jadi biarpun susah gak jadi beban banget. Bahasa Indonesia itu banyak aturan dan banyak pengecualian. Nulis gampang, tapi nulis yang baik dan benar itu susah.
Semoga sukses ya ujiannya! :)
Iyasih, mbak. Bahasa Indonesia emang banyak aturannya gitu. Dan gue masih salah-salah kok dalam menggunakan kata baku. Tapi maksud “dipelajari” di sini adalah dipelajari dalam artian “diucapkan”. Lagian kan ini materi SMA. Gak sespesifik anak kuliahan yang udah terikat aturan ini dan itu dalam berbahasa :)
Jadi ya maklumi aja kalau gue beranggapan begitu hehe
sukses ujianya
Aamiin :)
udah blogwalking beberapa blog, dan bahasannya hampir semua sama, pada ujian atau UAN. Semangat lah buat adik penerus bangsa *cieee* :D
:)
Berarti bentar lagi lulus nih, terus kuliah, trs lulus, nikah, punya anak, anak gede, jadi tua, mati. Gak berasa ya.. eh?
Hm… ada kata-kata terakhir yang ingin lo sampaikan gak Jep?
sekolah yaak hehe
seorang guru aja gak ada yg bisa ngajar sekaligus 3 atau 4 pelajaran sekaligus
nah siswa nya sendiri disuruh pelajarin pelajaran sebanyak itu
suka gak hbs pikir deh sama sistem/cara/teknik pengajaran tuh
Gue juga berpikiran begitu. Heran malah sama sistemnya :)
Ehm. Yang ujian praktik. Cieeee. Wkwk.
Kamu 7 pelajaran, Za? Aku Cuma 4 dums. Di aku nggak ada TIK sama bahasa Inggris, dan Mandarin. Bhaha alhamdulillah. Tinggal 2 ujian lagi dums.
Semangat, Za! Sebulan lagi! Nanti bisa dapet eskrim (?)
Beda Ris.. kamu kan anak akuntan–‘
Semangat wae lah Ris! Masih dua lagi kan? Huehehe
mungkin multistage dalam bahasa saya lari mbolak-mbalik :D
Yap :)
Curhatan yang berkelas ya. Hehehe..
bisa inget dan tersusun rapi.
Berasa ada manfaatnya juga ya jadi blogger. Jadi terbiasa nulis,kan? Jadi ujian bahasa tercinta selow gitu.
sukses trus bro buat ujiannya. Salam blogger!