“Dengan ini… UN dinyatakan selesai!” ucap salah seorang guru pengawas di ruang 11. Beliau mengucapkannya persis saat bell tanda berakhirnya ujian berbunyi sehingga orang-orang yang ada di ruang 11 langsung berdecak kagum dibuatnya. Tidak ada terlambat sepersekian detik sama sekali, beliau mengucapkannya persis saat bell berbunyi. Asoy! Keren banget itu pengawas, pikir gue. Seketika gue bercita-cita ingin menjadi pengawas ruangan seperti beliau yang bisa mengucapkan “dengan ini… UN dinyatakan selesai!” dengan catatan waktu yang sempurna, sesuai dengan bunyi bell. Oke, yang barusan itu bohong.
Rabu kemarin adalah puncak dari perjuangan para pelajar kelas dua belas. Saat gue keluar dari ruang ujian, gue merasakan bebas yang teramat bebas. Bagaikan terbang tinggi di angkasa, terbang kesana-kemari bersama dengan burung-burung dan berenang dengan lumba-lumba lucu di lautan lepas. Hari itu, semua beban, baik berat maupun ringan, seolah lepas begitu saja seperti kulit mati yang diterbangkan oleh angin. Semuanya terasa ringan begitu gue berjalan menjauhi ruang ujian yang menjadi saksi bisu atas penyiksaan batin gue selama tiga hari belakangan.
Sesampainya di rumah gue langsung tidur. Sejenak melupakan tentang kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin akan terjadi pada hasil UN gue nanti. Gue ingin memberikan cukup ruang untuk otak gue agar dia bisa tenang sejenak karena selama UN otak gue terasa penuh dari hari biasanya. Gimana nggak penuh coba? Semua materi gue lahap. Untung materi yang gue lahap sebagian besarnya masuk di dalam soal. Ya terkecuali UN Matematika karena diluar dugaan, gue malah blank hari itu sehingga nilai Matematika gue kemungkinannya kecil untuk mencapai angka ketuntasan.
***
Dua minggu sebelum UN terpikirkan oleh gue untuk menyusun schedule yang nantinya akan berguna saat libur nanti dengan harapan selama libur gue bisa mengerjakan hal-hal yang bernilai positif dan sekaligus meningkatkan produktivitas.
Dan… hari yang gue nanti-nanti pun tiba.
Baca Juga: Tikus-Tikus Bandel
Hari pertama libur gue nggak langsung beraktivitas menurut jadwal dengan alasan sakit dan nggak enak badan. Kepala gue terasa pusing. Mungkin gue masih belum bisa lepas dari dysphoria UN kemarin. Gue menggunakan waktu yang ada untuk beristirahat, memulihkan kembali kondisi tubuh yang lagi kurang fit. Gue udah jatuh sakit sejak sehari sebelum UN dan baru sembuh dua hari setelahnya. Kalau nilai UN gue nggak mencampai standar kelulusan, wajar, karena gue lagi sakit #Halah #AlasanDoang
Libur hari ketiga… sekolah gue ngadain acara pelepasan siswa/i angkatan 2015/2016 di Auditorium Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Dan di hari itu, gue masih menggunakan waktu yang ada untuk beristirahat. Capek, cuy! Acaranya aja baru kelar jam dua siang.
Di hari keempat, kondisi tubuh gue udah kembali fit. Yeaay! Bisa beraktivitas seperti biasanya. Ini hari pertama buat gue beraktivitas sesuai dengan schedule yang udah dipersiapin secara matang sejak jauh hari. Dalam satu hari banyak yang bisa gue kerjakan: Nyapu, baca novel, nulis, belajar masak, belajar melipat baju dengan baik dan benar (Iya, selama ini cara gue ngelipat baju masih salah dan hasilnya kurang rapih). Capek? Lumayan.
Baca Juga: Lelaki Sejati
Ada beberapa hal penting yang tak bisa atau bahkan belum sempat gue kerjain selama sekolah karena dokter tidak mengajurkan gue untuk mengerjakan aktivitas yang cukup berat menjelang UN. Dikhawatirkan nantinya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena sampai saat ini gue masih berstatus sebagai pasien rawat jalan. Sedih juga sih nggak bisa beraktivitas seperti orang-orang kebanyakkan. Huhuhu. Sekalinya beraktivitas berat eh langsung kecapekkan. Dimaklumin saja lah ya, namanya juga anak gadis. Nggak biasa beraktivitas berat.
Sebenarnya gue ingin menambahkan olahraga ke dalam schedule gue di hari keempat. Tapi! Berhubung gue baru berobat lagi dua hari yang lalu setelah dua bulan nggak kontrol ke rumah sakit, ditakutkan nanti terjadi hal yang tidak diinginkan. Jadi, gue menahan diri untuk tidak berolahraga dulu. Rencananya, gue mau berolahraga kalau nggak besok ya besoknya lagi. Mari doain gue supaya bisa bangun pagi-pagi. Karena berat sekali rasanya harus bangun pagi di hari libur.
***
Banyak sekali godaan untuk tidak mengerjakan apa-apa saat hari libur. Gue berusaha mengakalinya dengan schedule yang sudah disusun agar gue tidak terhindar dari rasa malas. Pas sialnya, diluar dugaan, gue terbujuk oleh hasutan setan untuk tidak mengerjakan apa-apa di hari libur! Meski sudah ada schedule yang seharusnya mencegah gue untuk tidak masuk ke sisi gelap, tetap aja gue menyeberang ke bagian gelap. Padahal di hari keempat gue udah yakin banget kalau selanjutnya gue bakal lebih maksimal dalam beraktivitas di hari berikutnya. Eh, di hari kelima dan keenam gue terjebak dan nggak ngelakuin apa-apa. Cuman makan-tidur-makan-tidur dan begitu seterusnya. Dan yang mengejutkannya lagi, ternyata, tanpa gue sadari, GUE UDAH TIGA HARI NGGAK MANDI! PARAH BANGET MEN! TIGA HARI NGGAK MANDI COY! PADAHAL DALAM KONDISI PRIMA! APAAN INI! TOLONG KELUARIN GUE DARI SISI GELAP INI!!!
Gue udah nggak tau mau ngapain biar timbul keinginan untuk mandi. Setelah mencoba berpikir ekstra keras (ya namanya juga otak lagi diistirahatin), gue mendapat ide gimana caranya supaya gue mau mandi! Biar nggak bau aja gitu.
Jadi, gue mengakalinya dengan pergi ke bank untuk menyetor semua uang gue yang ada di dompet. Kalau ke bank kan sering ketemu cewek cantik tuh, jadi mau nggak mau gue harus kelihatan oke dong di depan cewek cantik. Mau nggak mau ya gue harus mandi biar makin kece.
Berhemat merupakan satu dari sekian banyak jalan menuju sukses. Dengan tidak mandi selama berhari-hari, itu artinya gue udah melakukan tindakan positif berupa menghemat penggunaan air bersih. Lihat saja di luar sana. Banyak yang kesulitan untuk mendapatkan air. Beberapa ada yang mengalami krisis air. Bahkan, di sana, air lebih mahal harganya daripada emas, men! Kalau di sini emas itu harganya mahal, di sana, yang mahal justru air saking sulitnya mendapatkan air. Sementara kita yang berada di lingkungan yang tidak sulit mendapatkan air, justru membuang-buangnya begitu saja.
“Air kan sumber daya yang tak akan pernah habis?”
Ya emang termasuk sumber daya yang tak akan cepat habis. Tapi teori itu sudah tak berlaku lagi di beberapa negara dan kota. Miris sekali. Silahkan membaca artikel berikut untuk membuktikannya sendiri.
Nggak usah jauh-jauh ke negara luar, di Jakarta aja nih ya, yang gue baca, harga air mencapai 37ribu hingga 75 ribu per meter kubik. Selengkapnya silahkan baca di sini.
Tidak ada salahnya melakukan penghematan air dengan cara tidak mandi tiga atau empat hari ketika sedang libur. Cantik atau ganteng datangnya dari dalam hati, bukan dari kamar mandi.
Kalau ngomongin penghematan air gue jadi ingat sama slogannya si Juki yang berbunyi: Save Water no Shower.
Selalu ingat bahwa… jangan pernah mandi di hari minggu dan selalu kobarkan semangat, Save Water No Shower! Wululululu \o/
Sebarkan hal ini ke tetangga, sanak, keluarga, pacar, mantan, tukang sapu dan satpam di komplek kalian untuk masa depan yang lebih baik bagi negeri ini\o/
Ternyata jorok tiga hari kaga mandi.. Ahah.. Gue mah sehari aja sampe dua kali mandi. Maklum lah dibekasi.
Lo sakit pas UN, sedih sekali bro.. Harusnya dinikmatin tuh, itu kan bisa dibilang ‘terwkhiran bareng temen’
Ya ampun … tiga hari gak mandi kebayang deh. Pasti setiap jalan ada asap hijau dari tubuhnya. Hahaha.
Yes. Anda benar sekali! Dua juta rupiah!
Apakah saya akan kebagi juga brader.
Kalau menghemat dengan cara nggak mandi selama berhari-hari bukan hemat yang ada tapi bukan bakalan nempel terus di tubuh kamu Reza haha.
Kalau saya satu saja belum mandi itu rasanya kesiksa banget mas karena sangat tidak mengenakan sekali.
Ngga mandi 3 hari? Haha, itu mah biasa. Kalo bisa sih seminggu :v
Astaga! Tiga hari nggak mandi! XD gue suka gaya lo.
kalo gue sih,kalo gak sehari aja susah tidur,apa lagi 3 hari wkwkwkwk,kecuali sakit sih
*waktu baca judul*
Tiga Hari… ” Asik.”
*setelah baca sampai selesai*
…Nggak mandi. “Anjay.”
Wah menarik juga tulisannya mas, Masih kelas 12 tapi kayak sarjana. Mantap semoga Lulus UNnya.
Wah … ini tanda-tandanya butuh liburan.