Minggu, Desember 8, 2024
HomeStoryBelajar Mencintai Diri Sendiri

Belajar Mencintai Diri Sendiri

on

Setelah kemarin gue di diagnosa terkena malaria dan infeksi lambung, alhasil, gue tak bisa menikmati seluruh jenis makanan yang ada. Gue harus memilih-milih lagi mana makanan yang cocok buat gue makan. Karena pantangannya cukup berat, yaitu tidak boleh memakan makanan yang pedas, asam dan apapun yang di goreng.

Pas banget, waktu gue lagi membaca pantangan itu di salah satu blog kesehatan, gue langsung membuang gorengan yang tengah gue kunyah dengan sangat buas di dalam rongga mulut. Apes!

Goreng tahu adalah salah satu makanan yang gue suka. Malamnya, sewaktu gue lagi di dokter, antreannya cukup panjang. Cukup membosankan di sana. Duduk, diam, tak boleh berisik, dan harus bercampur dengan berbagai macam jenis penyakit yang orang-orang derita.

Salah satu hal yang gue sukain banget dari ruang tunggu ini adalah, tidak adanya asap rokok yang mengganggu. Iya. Di ruang tunggu sama sekali tak ada asap rokok yang bakal mengganggu kesehatan. Asap rokok adalah suatu hal yang paling gue benci setelah narkoba. Alasannya cukup simple, karena gue kadang tak tahan dan suka batuk-batuk kalau ada yang merokok di dekat gue. Mau mengingatkan dampak buruk dari rokok, tapi ntar gue di gebuk. Akhirnya gue harus pasrah dengan asap rokok itu.

Tapi di sinilah gue paru-paru gue mendapatkan ketenangan. Tidak adanya asap rokok. Paru-paru gue bisa bernafas lega. Paru-paru gue bisa menghirup udara segar. Tapi nampaknya udara segar itu tidak sama seperti udara segar di pagi hari. Tidak alami dan tidak sejuk. Udara di ruangan ini sudah bercampur dengan berbagai macam jenis penyakit. Misalnya saja orang yang sedang batuk. Orang yang sedang sakit batuk menularkan kuman dan virus melalui udara yang sedang gue hirup. Lalu ada orang yang sedang batuk. Orang yang sedang batuk menularkan virus melalui udara. Virus-virus itu kemudian masuk ke dalam tubuh dan akhirnya menular. Membentuk penyakit baru.

Yang bisa gue lakuin pada waktu itu hanyalah berdoa supaya ini segera berakhir.

Sial gue alami. Waktu ke dokter, gue lupa membawa hp satu lagi. Alhasil, gue mati gaya dalam kebosanan.

Meski sakit, main hp tetep lanjut. Kalau udah sakit itu bawaannya pasti males buat ngapa-ngapain. Males move on dari tempat tidur. Males makan. Males mandi. Dan yang paling parahnya lagi adalah males menyatakan cinta kepada sang pujaan hati yang selama ini tertahan.

Selama sakit, gue cuman males-malesan dikasur sambil main COC dan Twitter. Sesekali gue buka BBM dan Line. Berharap ada yang mengirimkan ucapan seperti “GWS ya Za, semoga lekas sembuh.” atau “GWS ya sayang, semoga cepat sembuh. Jangan telat makan lagi ya. Jangan bandel”. Tapi yang gue dapatkan malah ucapan yang rada kampret dari temen-temen, “Woy kampret. Udah, lo kalau mau mati, mati aja. Gak usah sakit-sakitan” dan ada yang lebih parahnya lagi, “Kapan sih lo matinya? Gue kan mau makan ayam buatan nyokap lo yang enak itu.”

Dan ada juga yang masih sempat-sempatnya nagih hutang.

Males ngapa-ngapain
Males ngapa-ngapain

Bukannya dapat ucapan gws atau bahkan doa, gue malah dapat ucapan kayak gitu dari sahabat-sahabat gue. Gue kan pengin banget diucapin gws dengan gambar emoticon peluk seperti orang-orang kebanyakan. Gue pengin kayak gitu! Gue pengin kayak gitu biar kayak orang-orang! Tapi kalau dipikir kembali, sebenarnya cukup alay juga kalau dibikin kayak gitu.

Gue mulai mati gaya. Tidak ada hp. Satu-satunya hp yang gue bawa saat itu adalah BB gue. Yang gue pake buat dengerin musik. Tidak mungkin gue mendengarkan musik di tempat dokter. Bisa-bisa gue dikutuk oleh orang-orang tua yang terganggu kesehatannya dengan musik yang gue putar. Ada berbagai macam lagu di hp gue, mulai dari yang biasa aja sampai lagu yang bisa membuat nenek-nenek tergerak untuk melakukan moshing.

Moshing

Akhirnya sang pahlawan datang dengan sangat gagahnya. Ia adalah bokap gue. Bokap gue dengan santainya datang ke tempat dokter. Ia bak seorang pahlawan, yang siap menyelamatkan gue dari kebosanan yang gue alami.

Baca juga: Akhirnya Bebas!

Gue langsung mengajak bokap untuk keluar dari tempat dokter karena rasanya bosan juga berlama-lama diruang tunggu tanpa sebatang hp. Padahal ada access internet di ruang tunggu itu. Bodohnya gue sampai kelupaan membawa hp yang satu lagi.

Gue keluar dengan alasan pengin mengisi perut. Waktu itu gue sama sekali belum mengisi perut dari pagi. Yang gue makan pagi itu hanyalah mie instant. Tidak sehat. Tapi mau bagaimana lagi, namanya juga tidak bernafsu makan. Bahkan rasanya gue pengin memuntahkan mie itu karena mual.

Setelah diculik sama bokap, gue dibawa kesuatu tempat yang cukup ramai dan cocok buat mengisi perut, adalah trotoar. Makan di trotoar itu nyaman rasanya. Ada begitu banyak makanan yang bisa gue makan. Tergantung bagaimana lidah gue bekerja. Dari semua jenis makanan yang ada di pinggir jalan itu, gue memilih untuk makan gorengan aja. Jujur, karena gue belum tau penyakit gue apa, dan apa pantangannya, gue cuman makan gorengan aja. Namun esok harinya setelah membaca artikel kesehatan, gue berhenti memakan gorengan yang bahkan saat itu juga sedang gue kunyah.

Sebelum pulang dari dokter, dengan ide yang cukup cemerlang, gue minta bokap buat minta surat keterangan dokter yang menandakan bahwa gue lagi sakit. Di surat itu dokter menjelaskan bahwa gue harus istirahat selama dua hari.

Pada hari kedua setelah di periksa ke dokter, gue merasa bahwa perut gue udah lumayan sehat. Tidak merasakan sakit lagi seperti yang gue rasakan selama empat hari sebelumnya. Gue ingin memanfaatkan surat itu. Tapi gue kemudian terpikirkan bahwa bulan Oktober nanti gue harus minta izin lagi untuk mengikuti tes beasiswa di salah satu Universitas di Jabodetabek.

Kalau gue mau libur hari itu juga, gue bisa. Karena kemarin adalah batas terakhir gue untuk izin. Tapi gue tidak mau melakukan hal licik seperti itu. Gue lebih baik sekolah. Kalau gue tidak sekolah, gue bisa ketinggalan banyak pelajaran. Gue tidak mau hal itu terjadi. Bukankah, gue sudah memikirkan ke depannya mau jadi apa nanti. Gue mau sukses seperti bokap. Kalau gue malas sekolah, gue tidak bisa menyaingin bokap. “Gue harus sekolah!” ucap gue dengan semangat.

Baca Juga: Saatnya Memikirkan Masa Depan

Setelah sampai di sekolah, temen-temen pada bilang bahwa besok libur. Seketika gue merasa percuma hari itu sekolah. Anti-klimaks.

Ini menjadi sebuah pelarajan buat gue untuk tidak lalai lagi dalam urusan kesehatan. Tidak menganggap remeh yang namanya makan. Karena gue kadang suka telat makan kalau udah berselancar di internet. Di depan laptop. Saat main hp. Gue lupa diri. Terkadang gue berhasil lepas dari jeratan internet. Gue pergi makan. Terus nonton di depan laptop. Semua kegiatan gue lakukan di depan laptop. Tidak banyak bergerak.

Akibat Pola Hidup yang kurang sehat, gue jadi terkena malaria dan juga infeksi lambung. Penyakit yang cukup serius.

Baca Juga: Akibat Pola Hidup yang Kurang Sehat

Melalui penyakit ini, gue mulai belajar menyanyangi diri sendiri. Belajar mencintai diri sendiri. Gue belajar memahami diri gue sendiri.

Mulai hari ini juga, gue sudah membiasakan diri untuk tidak lupa makan. Lebih banyak bergerak. Dan menjaga jenis makanan yang masuk ke dalam mulut. Karena kalau udah lupa banget sama makanan, dan saking laparnya, gue makan dengan porsi yang cukup besar dengan maksud “membalas” jam makan yang kelupaan tadi. Sayangilah dirimu seperti kau menyanyangi ibumu.

Sudahkah kamu menyanyangi dirimu sendiri? Dalam bentuk seperti apakah itu? Yuk share di kolom komentar!

Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

24 KOMENTAR

  1. duh, gue sehari tanpa makanan pedes itu hampa banget :(
    udh smbuh belum? kalau belum gws ya wkwkwk

    gue sih lagi berusaha minum air putih yang banyak.. gak nyampe segalon sehari ya wkwkwk.. soalnya bagus menghilangkan racun-racun ditubuh.

    • Belum sembuh secara total sih. Tapi rasanya ini lebih baik daripada Sabtu atau minggi kemarin. Sakitnya itu duh sakit banget. Gak nahan. Iya, makasih :D
      Iya nih… kata temen gue juga, sebaiknya gue harus banyak-banyak minum air putih. Hal ini udah sering gue lakuin sih sebenarnya, tapi mungkin porsi minumnya ditambah sedikit kali ya :D

  2. Gue mah sehari gak makan yang pedas rasanya hampa :(

    udah sembuh belum? kalau belum gws ya wkwkwk

    gue juga lagi mencoba untuk sehat. Minum air putih yang cukup setiap hari. Tapi bukan minumnya segalon sehari ya wkwkwk. Kan air putih bisa menghilangkan racun-racun di tubuh.

  3. Wah, serius juga ya penyakitnya. Gue punya penyakit yg berhubungan juga dengan lambung yaitu tifus. Ya, lambung itu memang harus banget dijaga. Yang gue lakuin sih gak makan jajanan dijalan, mengurangi soda, banyakin air putih, dan gak lupa makan sih ya. GWS ya wakakaka

    • Kalau ngurangin makan jajanan di jalan sih udah dari dulu lah ya. Soda juga udah gue kurang-kurangin karena sekarang masa lebaran juga udah habis. Lebaran belakangan ini juga gak dapet yang namanya minuman bersoda. Tapi gara-gara tadi siang gue ngelihat minuman soda punya adik, apalagi tadi siang itu panas banget, gue jadi ngidam kepengen minuman soda juga. Tapi gue sadar, bahwa lambung gue sedan bermasalah. Makasih ya :’D

  4. Kok sama ya? Cuman gue kena maag sih, gara2 jarang makanaaan, makanya gabisa jadi ndutz :’D
    dan perkara makan mie instan itu udah sering banget, hidup ala anak kos yg pas2an mah apa boleh buat, kalo lagigaada duit ya makan mie. Tiap minggu pasti ada aja hehe

    • Yah kebalik ya. Orang gendut pengen kurus orang kurus pengen jadi gendut. Gue juga nih. Gue juga pengen gendutan dikittt aja. Tapi gak bisa-bisa. Udah makan dalam porsi gede juga tetep gak gendut :’D
      Perkara mie instant ini gue masih bisa menanganinnya. Toh gue belum ngekos. Masih di rumah orang tua. Dan tahun depan kayaknya gue bakal ngalamin yang namanya sering makan mie instant di akhir bulan. Biar afdol jadi anak kostnya :’D

  5. Post ini bermanfaat banget, makasih ya udah menulis ini dan berbagi. Banyak orang menganggap kalau sakit dan penyakit itu tabu dan mereka nggak mau bercerita kepada orang lain, hingga yang terjadi semua orang merasakan sakit yang sama. Kalau semua orang berani cerita dengan twist seperti kamu, dan benar-benar membaca, maka hanya dengan satu post saja harusnya bisa mencegah ratusan orang terkena penyakit yang sama :)

    Kesehatan memang mahal, ya.

    Btw agak mikir juga nih.. Lah kan di dokter emang gaboleh ngerokok?? Gimana sih. Mau ngakak boleh ga :))

    • Iya sama-sama. Bener tuh, biasa orang-orang menganggap kalau sakit itu suatu hal yang tabu untuk diceritakan. Tidak perlu ada yang tau gitu orang itu sakit apa. Dan pada akhirnya banyak orang-orang yang menderita penyakit yang sama.
      Betul, kesehatan itu mahal. Mangkanya lebih baik mencegah daripada mengobati.
      Di dokter memang gak boleh ada asap rokok, dan dimana letak salahnya? Setelah gue baca kembali perasaan gak ada yang salah sama dari tulisan gue. Kayaknya lo salah baca deh :p
      Kan gue bilang, di ruang tunggu paru-paru gue bisa beristirahat dengan tenang karena gak ada asap rokok yang mengganggu :p

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca