Selasa, November 26, 2024
HomeStorySeriusDear Matematika

Dear Matematika

on

Matematika… matematika pasti sudah tidak asing lagi di telinga setiap pelajar. Terutama pelajar di Indonesia. Iya, terutama telinga gue. Mendengar namanya saja sudah membuat kepala gue pusing. Membaca soalnya membuat gue mengeluarkan keringat dingin dan mengerjakannya membuat perut gue mules.

Matematika… untuk apa sih? Apakah ilmu yang ada di dalam pelajaran matematika semuanya di terapkan dalam kehidupan sehari-hari? Nggak, kan?

Dan dear matematika… yang selalu ingin dimengerti tapi gak pernah mau ngertiin gue, kapan sih lo gedenya? Ayolah… segera gede dan selesaikan masalah lo sendiri. Jangan memperbanyak masalah gue. Lo selalu menjadi kambing hitam di dalam nilai mata pelajaran. Di saat mata pelajaran lain nilainya di atas KKM, lo malah pas di KKM.

Begitu pikir gue dulu. Sewaktu masih SMP. Seringkali gue menyalahkan mata pelajaran yang satu ini. Bertanya-tanya apa manfaat dari mempelajari pelajaran yang banyak di benci oleh sekian banyaknya pelajar. Yang mana bukan hanya gue sendiri yang tidak menyukainya, melainkan sebagian besar makhluk di bumi ini juga tidak menyukai mata pelajaran matematika.

Sumber: mingky-chandra.blogspot.com
Sumber: mingky-chandra.blogspot.com

Baca Juga: Bosan Juga Bisa Berevolusi

Mungkin beberapa ada yang menyukainya. Iya, cuman beberapa. Hanya sebagian kecil manusia di muka bumi ini yang benar-benar murni menyukai pelajaran matematika. Sebagiannya lagi menyukai karena terpaksa harus mempelajarinya demi tuntutan pekerjaan atau impian.

Dan… sebagian besar benar-benar murni tidak menyukai pelajaran yang melibatkan hitung-hitungan dan juga logika ini. Termasuk gue. Merdeka!!!

Dulu, sewaktu gue masih SD, matematika menjadi mata pelajaran favorit gue setelah mata pelajaran IPA dan IPS. Seiring berjalannya waktu dan lulusnya gue dari bangku SD, kesukaan gue terhadap Matematika mulai berkurang. Terutama di bangku SMP.

Di SMP, guru Matematika gue orangnya baik. Baik banget. Terus orangnya juga sabar. Pak DJ namanya. Loh, kok Pak DJ? Ya memang begitulah beliau di panggil. Pak DJ adalah guru matematika paling rajin di sekolah. Belum berbunyi bell saja beliau sudah masuk ke kelas. Kurang rajin apalagi coba? :’)

Dalam proses mengajar, beliau orangnya sabaran. Meski saat ia mengajar muridnya banyak yang tidak memperhatikan, ribut, bahkan sampai ada yang berkelahi di dalam kelas, beliau tidak pernah patah semangat. Gue bangga punya guru matematika seperti beliau.

Baca Juga: Tumbang Dalam Tes

Tapi sayang, gue waktu SMP dulu malas sama matematika. Gue nggak pernah sekalipun memperhatikan Pak DJ waktu mengajar di depan kelas. Gue juga sering menyalahi matematika. Sekarang… gue menyesal kenapa tidak pernah memperhatikan Pak DJ sewaktu mengajar di depan kelas:’)

Padahal, cara beliau mengajar terbilang enak. Murid yang tadinya benar-benar sulit mengerti matematika, setelah di ajari dan les dengan beliau, mendadak jadi murid yang mengerti matematika. Meski belum expert.

Banyak murid dari kelas lain yang minta supaya guru matematikanya di ganti sama beliau. Lah, gue yang memang di ajarin sama beliau aja masih mengeluh tiap belajar.

Mungkin gue memang kurang bersyukur.

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, gue mulai berpikir, bahwa Matematika adalah mata pelajaran yang penting. Penting banget. Yang tadinya gue pikir “Ilmu matematika nggak bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari”, menjadi “matematika penting dan sering di terapkan dalam pekerjaan yang gue cita-citakan.”

Baca Juga: Saatnya Memikirkan Masa Depan

Gue akhirnya menyesal. Gue nyesal karena nggak bisa lagi bertemu dengan guru sehebat Pak DJ. Gue merindukan cara beliau mengajar. Gue rindu di ajari sama beliau :’)

Di SMA, gue nggak bisa lagi menemukan guru yang cara mengajarnya seperti Pak DJ. Lain orang lain pula sifat dan cara mengajarnya. Guru matematika gue di SMA banyak yang baperan. Cara mengajarnya pun berbelit-belit. Bukannya mempermudah malah memberi jalan yang sulit. Begitu jalan mudah di temukan (tentunya dengan cara yang sedikit ngasal namun jawabannya betul), tetap tidak diterima jawabannya. Walaupun itu benar.

Materi di bangku SMA merupakan pengembangan dari materi pelajaran di bangku SMP. Kalau saja gue dulu memperhatikan Pak DJ, mungkin gue nggak akan mengalami kesulitan dalam belajar.

Namun, gak ada lagi gunanya menyesali semua ini. Kejadian yang telah lampau tidak dapat di putar kembali.

Besok ada ujian matematika dan gue belum belajar. Mau belajar pun rasanya nggak sempat karena selama sebulan lebih gue nggak masuk sekolah. Ketinggalan banyak pelajaran. Dan gue hanya bisa berharap dari teman-teman gue yang satu ruangan sama gue nantinya. Semoga telinga mereka tidak mendadak tuli saat ujian. Karena banyak tuh, temen yang mendadak tuli pas lagi ujian.

Baca Juga: Mencoba Sebuah Peruntungan

Gue berharap semoga mereka yang pura-pura tuli saat ujian benar-benar ditulikan! *tawa jahat*

Ya…. gunakanlah waktu lo sebaik mungkin. Kalo lo nggak memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik mungkin, yakinlah, suatu saat pati lo bakalan menyesal. Bahkan pelajaran yang lo benci sekalipun dapat membawakan manfaat buat lo sendiri. Mungkin sekarang belum terasa. Tapi lama-kelamaan pasti akan terasa.

Previous Article
Next Article
Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

16 KOMENTAR

  1. Aku malah terbalik, Za. Dulu aku nggak suka matematika. Ribet. Susah ngitungnya. Bagi kurung dulu aku nggak bisa, perkalian baru bisa banget pas kelas 5 SD, Tapi nilai teh suka bagus wae. Kan aneh…
    Mungkin karena faktor guru juga bisa kali ya bikin orang ketagihan, aku mulai suka matematika pas kelas 5 SD. Karena guru yang ngajarnya simple. Analisis jalan terus. Didukung lagi pas SMP gurunya bikin euh… Makin doyan. Jadi kebawa betah.
    Nah… Makanya, mau pelajaran yang disuka atau nggak, kita harus tetep nikmati Za. Aku juga sih kadang kesel ya sama temen-temen aku yang bilang matematika tuh ngajak ribut. Tapi ya itu kan pendapat mereka. Bener kata kamu, sebagian besar pada nggak suka matematika. Bukan salah orangnya, ya dianya aja nggak suka. Kan tiap orang punya hak. :)
    Jangan down, Za. Kamu kan masih muda, masih bisa kok untuk memperbaikinya. Walau bukan sama pak DJ? Tah eta. Kamu minta penjelasan lagi aja sama gurunya. Don’t be shy. Namanya juga belajar, ya kan?
    Btw, gimana UAS-nya? ;)

  2. Bodo… Lo nyindir gue nih.. Muahha.. Gue pernah dapet nilai 9 matematika, kelas 1 sd.. Dan setelahnya sampe SMA, Matematika gue dapet nilai 6 kebawah mulu..yeah..

  3. GUE JUGA BENCI MATEMATIKA, BRO!

    Emang sih penting, tapi kenapa gak belajar dasarnya aja? Apakah logaritma akan dipake pas kita beli bakso gitu?

    Jujur, walaupun harus gue jalani dan tuntutan sekolah. Gue males matematika. Gak ada asiknya
    Lebih suka pelajaran Sosial sih guenya

    #tjurhat

  4. gue juga kurang suka sama matematika, tapi gue suka duit, sedangkan kalo ngitung duit tapi gak bisa matematika, gak bisa ngitung duit.
    Akhirnya gue putuskan suka matematika yang bisa ngitung duit dan berhubungan sama ekonomika.

  5. Waktu jaman sekolah sih gue lumayan suka matematika, benci-nya tuh sama fisika dan kimia. Sekarang gue kuliah jurusan manajemen, allhamdulila udah ga ketemu fisika dan kimia, tapi matematika-nya malah yang jadi menyeramkan. Tau sendirilah kuliah manajemen, apapun yang itung-itungan pasti menyangkut masalah “Uang” dan itu bikin galau serta pusing yang menyertainya. :’)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca