Belakangan ini mood gue sedang dalam masa keemasannya, dimana gue merasa bahagia mengerjakan kewajiban gue sebagai murid kelas dua belas. Untuk mengerjakan segala macam bentuk aktivitas sehari-hari, apalagi aktivitas berat seperti berpikir, diperlukan hubungan yang harmonis antara mood dan pikiran yang sehat. Jika hubungan keduanya harmonis, maka terciptalah jiwa yang produktif.
Dibalik orang yang produktif selalu ada keharmonisan antara mood dan pikiran.
Namun apa yang akan terjadi ketika hubungan keduanya sedang tidak harmonis? Ketidaksinkronan. Ketika mood sedang tidak bagus tetapi pikiran memiliki tujuan yang harus dicapai, apakah tujuan tersebut bakal dikejar? Jawabannya: Tidak. Namun setiap orang berbeda loh ya cara menanggapi hal ini. Ada yang memaksakan diri sehingga hasilnya kurang maksimal, ada yang berusaha menjinakkan salah satu dari hubungan keduanya, dan ada pula yang mendiamkannya (baca: tidak mengejar).
Ketidaksinkronan ini melahirkan sosok pribadi yang kurang produktif.
Yang gue kerjain belakangan ini terasa mulus tanpa adanya hambatan sama sekali. Kalau gue ibaratkan nih ya, yang gue kerjain sama mulusnya dengan mobil sport yang dipajang pada acara pameran otomotif. Karena gue kalau mau beli nggak punya uang dan kalau punya uang sekalipun gue nggak bakal beli mobil sport. Ngapain coba? Mending beli jet pribadi (Hashtag: #ThugLife). Tapi kalau mood sedang tidak bagus, ibarat jalan diperkampungan. Kurang mulus. Kalau aja mood gue begini tiap harinya, apapun itu, gue bakal memanfaatkannya untuk berkarya. Berkarya ketika mood sedang bagus-bagusnya berbeda, men, dengan berkarya ketika mood lagi tidak bagus.
Baca Juga: Tentang Hobi Baru
Sama seperti nyanyi. Ketika suara sedang habis, apakah nyanyian nan indah itu akan keluar? Tidak. Begitupun dengan berkarya. Kalian bisa membedakannya sendiri mana tulisan yang sedang gue buat ketika lagi nggak mood sama tulisan yang gue bikin ketika sedang mood.
Mending sih kalau postingan di blog bisa diralat suatu waktu hingga menjadi tulisan yang menarik untuk dibaca. Beda sama nyanyi.
Baca Juga: Lelaki Sejati
Namun dibalik keharmonisan selalu ada yang menjadi penyebab ketidakharmonisan. Sama seperti orang sabar. Orang sabar diciptakan dan hidup berdampingan sama penguji kesabaran. Tidak bisa dipungkiri lagi karena keduanya saling hidup berdampingan seperti aku dan kamu. Iya, kamu yang sedang baca ini.
Disuatu malam yang sunyi dan bertemankan suara jangkrik yang saling bersahutan satu sama lain, gue merasa adanya kejanggalan-kejanggalan yang mengganjal perasaan gue. Scroll. Scroll. Ada video tokai ngambang di instagram. Ngambang di layar laptop gue. Kan tai. Kuota gue terbuang sia-sia untuk video yang menjijikkan.
Tidak ditemukan adanya kejanggalan. Terus gue mulai bertanya-tanya pada diri gue sendiri, Apa yang mengganjal hati ini? Gue coba telesik kembali ketidaknyamanan ini, dan barulah gue sadari.
KOLOM KOMENTAR DI BLOG GUE KOK BISA SEPI, SIH?!
Baca Juga: Satu Minggu
Terjadi pengurangan intensitas komentar pada blog gue sejak akhir-akhir ini. Gue diam. Membisu. Mempertanyakan, kemana teman-teman yang biasanya ngomentarin tulisan gue tiap kali gue update? Apa ada yang salah dari tulisan gue? Sampai detik inipun gue masih terus menjaga dan meningkatkan konsistensi serta kualitas dalam menulis. Gue menjaga itu dengan cara menulis saat lagi mood agar output yang dihasilkan sesuai harapan dan berimbang dengan selera pasar. Ciee anak ekonom banget ye gue #RezaAnakEkonomi. Pertanyaan itu muncul kembali, kemana teman-teman yang biasanya menanggapi dan mengkritisi setiap tulisan gue? Gue rindu sama kalian.
Gue berkaca dari kejadian tersebut dan belum menemui jawabannya sampai saat ini.
Sampai detik inipun gue masih bertanya-tanya, apa yang menyebabkan blog gue sepi dari komentar? Padahal jumlah viewer dan visitor pada hari itu sedang banyak-banyaknya. Begitupun kemarin, dan beberapa hari yang lewat. Kok bisa-bisanya ya nggak ada orang yang nanggepin atau sekedar komen, PERTAMAX? Kenapa coba? Ini tuh sama kayak pidato di depan orang banyak tapi nggak ada yang merhatiin kamu. Gimana? Sakit kan? *baper
Seorang blogger atau penulis akan sangat tersanjung dan begitu dihargai ketika ada yang memberikan tanggapan, pendapat, penilaian tentang tulisannya. Nggak masalah kalau kalian sekedar komen, Pertamax, keduax, ketigax, yang penting gue tau gitu, loh, kalau yang baca tulisan gue bukanlah seorang bot. Tentu, yang terpenting dari semua itu ada kedekatan yang terjalin antara gue dengan kalian. Kita bisa mengenal dan saling berinteraksi satu sama lain. Itulah tujuan dan sebuah fungsi dari kolom komentar pada tiap-tiap blog. Bahkan bilang sedang ada waktu senggang gue bakal meluangkan waktu untuk berkunjung ke blog kalian. Iya, gue akan jalan-jalan ke blog kalian yang udah ninggalin komen di blog gue.
Selain bot, firasat gue juga mengatakan bahwasanya jangan-jangan blog gue lagi dibaca sama mantan yang dulunya pernah mengisi bait kehidupan gue dan mereka baru tersadar kalau gue belum bayar hutang. Nggak deng, lebih tepatnya mungkin mereka lagi kepoin kegiatan sehari-hari gue. Diam-diam… kangen. #ThugLife.
Jadi nih ya, saat lagi blogwalking sempatkan diri kalian untuk ninggalin sepatah atau dua patah kata di blog yang kalian kunjungi. Jangan malu dan jangan segan. Kritik dan saran dari kalian lah yang membuat kami sadar untuk selalu berbenah diri, bersemangat untuk terus melangkah maju dan semangat dalam berkarya. Kalo gue sih untuk apa visitor meningkat kalau yang mengapresiasinya aja sedikit? Sejujurnya tanpa kalian, kami bukanlah siapa-siapa. #RezaLagiSerius
Don’t be a silent reader. Kalau kalian suka atau kurang suka, tolong berikan tanggapan kalian tentang apa yang kalian baca. Berbagai cara bisa kalian lakuin kalau kalian mau. Bisa dengan mengisi form di kolom komentar dengan format lengkap: Nama, e-mail, website, dan tanggapan pribadi kalian; atau dengan format: Nama, e-mail dan tanggapan pribadi saja juga bisa. Kalau mau lebih privacy boleh dengan cara mengirimkan kritik dan saran melalui email [email protected].
Oya… ada yang bilang kalau post ini kesannya maksa banget buat komen. Nggak, gue nggak maksa sih. Lebih tepatnya ngingatin, menghimbau sembari ngemis sama teman-teman sekalian supaya ngasih komen di post ini huhuhu… nggak deng. Bercanda.
Gue ngebebasin kalian mau ngasih komentar atau kagak, karena itu pilihan dan hak kalian masing-masing mau ngasih atau enggak. Bebas dah bebas~
Sekian postingan kali ini. Jangan lupa untuk klik tombol like yang ada di sebelah kanan atas di blog ini atau bisa juga dengan cara klik di sini yang nantinya akan mengarahkan kalian ke halaman fanspage gue di Facebook. Jangan lupa ninggalin jejak juga karena seorang blogger yang baik selalu ninggalin jejak dimanapun dia berada\o/
Jangan lupa klik tombol share, ya?. Sekian dan terima kasih~ \o/
Hm… Pertamax deh kayak nya (?) :D
Kesannya jadi kayak maksa buat ngomen gitu yaa bahasannya?? :D
Kalo soal komentar sih, yaa tiap orang kan punya hak sendiri-sendiri kan yaa. Tapi yaa, kesannya kalo ada yg ngomen emang beda sih.
Kalo udah komentar terus dapat apa? :p
Bukan maksa sih, lebih tepatnya mengingatkan. Menghimbau gitu. Ini juga belum rampung, cuman karena udah dikejar deadline (udah 5 hari nggak update) mangkanya gue up dulu. Soal penambahan bisa belakangan.
Tulisanya membuat saya tertawa bercampur sedih dan terharu melihat kotak komentar yang masih kosong padahal bang reza udah teriak sampe serak serak basah suaranya tapi tak ada satupun yg mau peduli, aduuh kasihaaan, hahaha….yg sabar yg bung, jujur saya salut sama tulisannya, semoga suatu saat akan menjadi seorang penulis hebat!!!
Itu aja dari saya, salam sukses selalu….
Terima kasih ya Dhar, hehe.
Tinggalin jejak, ah, kayak cinderella, siapa tau dicariin *laah
Itu bener banget deh, kalo hati dan pikiran lagi gak sinkron juga gak bisa produktif. Siasatinnya gimana, ya?
Tiap-tiap orang punya cara yang berbeda, sih. Cara yang gue pake belum tentu bisa dipake sama orang lain. Mending kamu cari akal supaya bisa mensiasatinya :D
Setuju neh! Btw, maaf, Rez, gue jarang mampir, karena akhir-akhir ini juga gue lagi jarang nulis karna kehabisan ide dan “commenters”-nya juga berkurang nih. Kita senasib ternyata :))
Iya, gapapa Jev. I know that feel :)
jadi seorang blogger harus membuat artikel yang menarik dan di sukai oleh para pembaca. agar blog tidak sepi dan tetap ramai.
HHm, gue sih udah usaha. Pembaca (viewers) udah lumayan, tapi yang komen sedikit. Itu sih yang bikin gue sedih :’D
bolgnya keren…
menarik buat di baca…
:)
Ciyeeee.. Ngemis minta komen? Nih goceng buat beli mantan *eh
Suka dukanya ngeblog emang gitu za, aku juga pas awal ngeblog ngebet banget sama yg namanya komentar diblog. Cuman pas kesininya visi misiku berubah, aku lebih milih tetep ngeblog bukan buat nyari komentar tapi berbagi manfaat. Urusan komentar lama2 bikin pusing. Nanti coba lamu rasain pas ada yg komentar di blog tapi g sesuai ama postingan, sakit banget.. Mending mereka yg komen g sesuai topik postingan jadi silent reader aja deh, kayak g dihargain karya2 kita yg udah nulis.
Terima kasih sudah mengingatkan, mbak. Udah ngalamin langsung, sih. Komen yang nggak nyambung langsung gue delete karena gue kolom komennya gue kasih sistem approve. Gue sih awalnya nggak mau ambil pusing, tapi kok tiba-tiba jadi gini ya? Ah, mungkin gue lagi stress aja jadi semuanya dibikin ribet. Maklum, lagi persiapan mau un. Masa-masa butuh banyak dukungan gitu. Hehehe.
Sekali lagi terima kasih. :)
Aku komentarin biar tambah ramee hehe
:)
NAH GUE KOMEN BIAR GAK SEPI. TERUS TAK TAMBAHIN DEH KATA_KATANYA BIAR RAME
:))
anak kelas 12 kalau menjelang UN memang begitu. i feel that bro. lagi sseneng2 nya menjalankan kewajiban, sebelum pada akhirnya lulus dan rindu masa2 sekolah.
Lu temen gue banget deh Jev.
Kalimat satu ini ngena, jadi saya kutip ke sini “Seorang blogger atau penulis akan sangat tersanjung dan begitu dihargai ketika ada yang memberikan tanggapan, pendapat, penilaian tentang tulisannya”…
Pas buka blog saya suka cek rekaman trafik, yang mampir lumayan, yang komen gak ada, padahal komentar itu salah satu bentuk apresiasi kita ke penulis.
Blog saya juga sepi, mohon bantu ramaikan dengan kunjungan balik Mas Reza. Salam kenal :)
Kalau blognya tentang cerpen-cerpen gitu sih biasa, mas. Banyakan anak-anak sekolah yang mampir dan copas buat jadiin tugas. Karena kepentingannya untuk tugas, jadi jarang banget ada yang komen tapi trafiknya tinggi kok. (Jujur gue kalau nyari tugas juga biasanya nggak ninggalin komen di blog blog). Kalau blog-blog seperti ini kan nggak mungkin kalau di copas. Beda orang beda cerita :)
Siaap mas! Nanti tak ramein deh hehe. Terima kasih sudah mau berkunjung.
Gue suka tuh paragraf awalnya. gara2 akhir2 mood gue agak kurang sinkron gitu za. gue agak gak nikmatin di kelas 12 ini. gara2 UJIAN. haha
ini ini gue ikut komen biar gak sepi lagi, biar elu gak joget terus bilang “kok sepi” hhmmm
Paragraf pembukanya udah mantep ya? Berarti isinya lagi yang mesti gue benahin lagi :)
Mungkin lo kurang sesajen za.. Kayak gue… Hmm.. :v
Iya juga ya. Mungkin gue kurang sesajen.
Memang bener sih. Komentar dari para pembaca itu berpengaruh besar buat penulis, komentar-komentar tersebut bisa dijadiin motivasi biar makin semangat nulis & ngeblog yak:))
Wah siswa kelas 12 nih, semangat buat UN nya. Sukses ya~
Iya :)
Nasib kita sama bang.. Yang baca sih banyak, tapi yang komen kaga ada .. hiks..
lha ini rame za hahaha…
Ya sih, tapi kemarin-kemarin nggak kak T_T
yang sabar aja bro…
Za, kamu teh meriang? Merindukan kasih sayang dari para komentator? :( :v
Mmm… kalo menurut aku sih, mungkin kurang maksimal, kali. Coba, deh, lu nonton video ini https://www.youtube.com/watch?v=JQDFXGfjLg4 semoga jadi pencerahan buatmu, tetap bertahan dan semangat blogging!
TERUS, MAAFIN GUE YA KALO BLOGWALKING-NYA TELAT MELE. HUHUHU SEDIH, SERASA DIMARAHIN :’)
Jiahaha santai Ris. Gue tau kok, lu kan sibuk mulu, apalagi kan kite sama-sama kelas tiga, jadi gue bisa memakluminya, kok.