Teman-teman, apa kabar?
Aku tahu ini saatnya kita semua untuk berpisah, karena kemarin kita baru saja menerima raport. Masing-masing dari kita telah mengetahui hasil dari jeri payah dan pencapaian kita masing-masing selama setahun ini. Ada yang senang karena hasil jeri payahnya selama ini berbuah manis, dan ada juga yang sedih karena menyia-nyiakan waktunya selama setahun ini.
Aku senang, karena masing-masing mendapat nilai yang cukup memuaskan. Dan disisi lain, aku turut merasa sedih karena ada beberapa temanku yang terpaksa harus pindah sekolah. Pindah ke sekolah dan lingkungan barunya, yang harus kembali beradaptasi. Aku tahu itu bukanlah hal yang sulit buat kalian, karena aku yakin, kalian adalah orang-orang yang mudah bergaul dan beradaptasi.
Walaupun kalian orangnya mudah bergaul dan beradaptasi, tapi aku yakin, kalian pasti akan sangat merindukan kami. Merindukan lingkungan yang sebentar lagi mungkin akan kalian tinggalkan. Aku yakin itu. Mungkin kalian bisa membohongi kami semua dengan tawaan kalian itu, tapi aku tahu, hati tidak bisa dibohongi.
Aku tahu, kalian berusaha untuk tetap terlihat ceria supaya kami disini tidak sedih karena sebentar lagi akan segera berpisah dengan kalian. Kalian mungkin berbohong kepada diri kalian sendiri, agar bisa melupakan kesedihan itu.
Nyanyian libur telah tiba terus terngiang-ngiang di kepalaku. Aku senang karena libur kali ini lebih lama daripada tahun-tahun sebelumnya. Tapi, disisi lain, aku juga merindukan kalian. Merindukan canda tawa kalian semua, teman-teman. Merindukan kerusuhan di kelas. Merindukan saat dimana kita semua tidur massal di dalam kelas karena tidak ada guru yang masuk. Ya, aku sangat merindukan kalian semua, teman-temanku.
Rasanya seperti baru saja kemarin kita berkenalan dan diletakkan di dalam sebuah lingkugan baru yang bernama kelas. Kelas baru, dan juga teman-teman baru. Mungkin aku sempat membenci hal ini, karena waktu itu aku masih belum bisa beradaptasi dengan lingkungan baruku.
Dan lagi, aku juga sempat merasa waktu itu salah dalam memilih jurusan.
Tapi setelah menjalaninya, ternyata aku salah. Aku sendiri tak menyangka dapat beradaptasi dengan cepat. Padahal, sebelumnya aku sudah yakin akan mendapat kesulitan beradaptasi karena mendapat teman-teman yang bisa dibilang cukup bandit—bandel. Justru disini, aku merasa sangat enjoy bersama dengan kalian. Aku merasa bahwa Ini adalah lingkunganku yang sebenarnya.
Aku senang bisa mendapat teman-teman seperti kalian. Karena dari kalian lah, aku dapat belajar banyak hal, yang tidak bisa aku pelajari dari teman-temanku yang lainnya. Yang mungkin tergolong orang-orang baik. Dari kalian, aku belajar untuk bersabar karena tak jarang kita saling ejek satu sama lain saat di kelas. Dari kalian, aku belajar untuk membuka diri pada setiap masalah yang menghampiriku dan kadang, kalian membantuku untuk menghadapi masalah itu.
Aku belajar bahwa setiap masalah tak bisa dihadapi seorang diri, ada kalanya pula masalah tak bisa dihadapi seorang diri, dan harus dihadapi bersama-sama. Karena menyelesaikan masalah bersama-sama, adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah.
Kalian mungkin tak bisa memahami diriku, karena aku punya dua kepribadian yang kadang tak bisa ditebak. Kadang aku bersikap baik, dan kadang pula aku bersikap jahat. Tergantung emosiku saat itu.
Setiap berpapasan di kantin mau pun jalan, ada rasanya ingin menegur, tapi entah kenapa aku tidak bisa menegur. Justru kalian yang menegurku. Dan aku? Aku membuang muka. Entah apa yang terjadi. Aku harap, kalian bisa memaklumi dan memahami ini.
Apabila liburan telah usai nanti, aku ingin kita semua masih saling berhubungan. Mungkin kalian bisa, tapi kadang aku tidak bisa karena kepribadianku satunya lagi selalu menghalang dan membuatku lupa akan kalian.
Dan terakhir, aku ingin kita semua masih bisa berhubungan. Bukan hanya kalian yang masih satu atap denganku di kelas XII nanti, tapi juga kalian yang sudah berada di atap yang lain dan jauh dari kami semua.
Teman-teman, aku akan sangat merindukan kalian semua. Mari kita memulai kehidupan yang baru.