Sabtu, Juli 27, 2024
HomeStoryTerima kasih, 2021!

Terima kasih, 2021!

on

Belum lama ini kita merayakan malam pergantian tahun. 2021 berganti menjadi 2022. Buat gue, tahun 2021 kemarin terasa sangat berbeda dari tahun yang pernah gue lalui. Kenapa berbeda? Karena 2021 merupakan tahun terlengkap. Paket komplit lah pokoknya!

Melalui postingan ini, gue ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada 2021 karena sudah memberikan gue kesempatan untuk bertumbuh. Dan lewat postingan ini juga, gue ingin mengabadikan apa saja yang sudah gue lalui sepanjang tahun kemarin. Lantas, apa saja yang sudah gue lalui sepanjang 2021? Begini ceritanya…

Januari

Gue memulai tahun 2021 dengan menyandang status yang sama seperti tahun sebelumnya, yap, pencari kerja. Meski tahun berganti, semangat gue untuk mencari pekerjaan tidak pernah pudar. Gue masih bersemangat untuk mengirim lamaran pekerjaan ke perusahaan yang sedang membuka lowongan.

Salah satu lamaran yang gue kirim pun mulai membuahkan hasil. Gue berhasil lolos syarat administrasi di salah satu bank swasta ternama di Indonesia. Awal yang baik, pikir gue ketika itu.

Lolos administrasi, artinya punya peluang untuk lanjut ke langkah berikutnya. Yak, gue maju ke tahap kedua dari enam tahapan proses lamaran di bank itu. Tahap keduanya adalah psikotes.

Psikotes kerja, bagi gue merupakan hal yang biasa. Akan tetapi, gue tidak menyangka bahwa psikotes kali ini cukup berbeda dari psikotes yang pernah gue ikuti selama proses hiring.

Pada proses tersebut, gue menerima beberapa bentuk tes. Seperti tes bahasa, tes matematika, tes gambar abstrak, dan semacamnya. Setelah mengerjakan keseluruhan tes, dua hari kemudian gue mendapat kabar bahwa gue tidak lolos ke tahap selanjutnya.

Tidak lolos seleksi. Bagi gue itu sudah biasa. Gue belajar banyak dari kegagalan gue di tahun 2020 lalu. Sehingga ini bukan hal baru buat gue. Gue bisa segera move on dari penolakan tersebut, dan kembali menjalani hari seperti biasa.

Seminggu setelah menerima pemberitahuan tersebut, akhirnya gue mendapat pekerjaan pertama gue setelah lulus. Rasanya sangat menyenangkan ketika bisa mendapatkan pekerjaan yang diinginkan setelah 6 bulan berjuang dan merasakan susahnya mencari kerja di masa pandemi.

Untung merayakan hal tersebut, gue pun menghadiahi diri gue sendiri dengan sebotol shampoo yang menjadi incaran gue sejak 3 bulan sebelumnya. Rasanya memang aneh menghadiahi diri sendiri sebotol shampoo. Tapi tidak apa, namanya juga hadiah untuk diri sendiri. Ada pun yang gue dapatkan setelah membeli shampoo tersebut adalah rasa senang.

Februari

Bulan februari, gue resmi menjadi karyawan dan kembali merasakan rutinitas seorang pekerja. Masuk pukul 08.00 pagi, pulang pukul 17.00 sore. Yah, meskipun dalam keadaan WFH, tetapi tetap saja, gue perlu melakukan absen sebelum pukul 8 pagi dan absen pulang saat memasuki pukul 5 sore.

Dengan suasana WFH, bekerja dari pukul 8 – 5 sore tidak begitu terasa sebab gue bisa bangun mendekati pukul 8 dan gue tidak perlu melakukan serangkaian ritual saat hendak berangkat kerja seperti: mandi, berpakaian, dan berangkat menuju kantor.

Semuanya terasa sangat menyenangkan. Karena di februari juga, gue bisa merasakan gaji pertama. Sesuai janji, setiap kali menerima gaji, gue akan menyisihkan uang untuk membeli makan dan vitamin untuk kucing-kucing gue di rumah. Gue juga memiliki tabungan yang akan digunakan ketika kucing gue sakit.

Lalu yang tak kalah penting, yaitu kewajiban berupa zakat dan juga self-reward seperti jajan dan makan enak. Dan masih banyak hal-hal lainnya.

Bulan februari yang gue pikir akan menjadi bulan yang menyenangkan, rupanya tidaklah semenyenangkan itu. Salah satu kucing kesayangan gue, mati ditabrak oleh mobil yang melintas di depan rumah.

Sedih? Pastinya. Gue merasa sangat terpukul ketika itu karena dia mati tanpa sempat merasakan gaji pertama gue. Kesedihan gue karena ditinggal salah satu kucing kesayangan, membuat gue kehilangan nafsu makan selama seminggu.

Pada akhirnya, gue mulai bangkit dan tersadar, bahwa gue masih punya satu kucing lagi yang harus gue penuhi kebutuhannya. Itulah yang membuat gue bangkit dan bersemangat menjalani pekerjaan.

Maret

Setelah setahun lamanya gue dinyatakan lulus dari sidang skripsi di tahun 2020 lalu, pada tahun 2021 ini, tepatnya pada bulan Maret, akhirnya kampus gue melaksanakan acara wisuda yang sempat ditunda karena situasi pandemi!

Yep, salah satu impian gue akhirnya terwujud di bulan Maret 2021 kemarin. Akhirnya gue diwisuda juga! Selamat wisuda untuk diri gue sendiri!

Acara wisuda itu sempat tertunda dikarenakan pihak kampus ingin menunggu sampai situasi betul-betul dirasa aman. Meskipun pada akhirnya acara wisuda tersebut tidak jadi offline, paling tidak, gue bisa merasakan yang namanya wisuda.

Selain wisuda online, untuk pertama kalinya gue mengikuti sesi 1-1 dengan atasan gue di tempat kerja. Sesi 1-1 merupakan sebuah sesi di mana atasan akan memberikan penilaian atas kinerja karyawannya. Pada sesi itu, atasan gue memberikan penilaian untuk kinerja gue selama sebulan.

Ketika itu gue mendapatkan review yang cukup positif terkait kinerja gue. Tentu saja itu membuat gue senang karena gue bisa memenuhi harapan dari atasan gue. Pada sesi tersebut, gue diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat.

“Saya mau coba jadi Product Owner, pak.” Ujar gue, mantap.

“Kenapa?” tanyanya.

“Karena saya ingin membantu user menggunakan product kita dengan nyaman.” Jawab gue.

“Boleh. Saya lihat kamu punya potensi yang bagus, dan cocok untuk jadi Product Owner. Ya sudah, nanti saya akan coba atur lagi, ya.” Kata atasan gue itu.

Yah, sekali lagi, gue merasa senang karena baru sebulan bekerja sudah mendapat review positif dan punya kesempatan untuk belajar mengembangkan suatu produk.

April

Setelah menjalani WFH selama dua bulan lebih, akhirnya kantor mengeluarkan peraturan untuk Work From Office khusus untuk yang sedang tinggal di wilayah Jabodetabek. Mau tidak mau gue harus menuruti aturan tersebut karena kebetulan posisi gue sedang di Jakarta.

Di hari pertama gue WFO, gue langsung disambut dengan positif oleh atasan gue. Dia pun langsung turun tangan untuk membantu men-setting meja kerja gue ketika itu. Melihat atasn gue yang tidak sungkan untuk turun membantu, gue rasa, suasana kerja di kantor ini pastilah positif. Setidaknya untuk divisi yang gue tempati ketika itu.

Oh ya, ketika itu kantor gue menerapkan jadwal untuk kantor. Kebetulan gue memilih untuk WFO di hari Selasa, Rabu dan Kamis.

Di hari kedua gue WFO, kucing kesayangan gue satu-satunya, mati lagi. Kali ini bukan karena tertabrak kendaraan, melainkan karena suatu virus. Menurut dokter hewan yang sempat merawat kucing gue itu, virus tersebut belum ada obatnya dan persentase kematian dari virus itu sangatlah tinggi.

Sebetulnya gue sudah menyiapkan diri sejak sebulan yang lalu. Sudah belajar ikhlas dan merelakan jika seandainya kucing kesayangan gue itu harus mati. Akan tetapi, gue tidak menyangka, bulan april itu rasanya jauh lebih berat daripada yang gue bayangkan.

Dia mati, tepat di hari kedua gue WFO. Dan gue tidak sempat melihat dia barang sebentar di saat-saat terakhirnya itu dikarenakan posisi gue yang sedang di kantor.

Rasanya sangat menyiksa sekali, melihat dia lemas, sempoyongan, dan kejang-kejang di saat terakhirnya. Sekali lagi, gue ditinggalkan oleh kucing kesayangan gue. Kenapa 2021 terasa seberat ini? pikir gue.

Mei

Memasuki bulan mei, gue masih merasa sedih karena ditinggal oleh kucing kesayangan gue itu. Akan tetapi, gue mencoba untuk ikhlas dan berusaha menjalani hidup seperti biasa karena lagi-lagi, gue punya kucing yang harus diberi makan.

Gue pun berusaha mengalihkan rasa sedih gue dengan mengingat-ingat salah satu agenda penting di bulan Mei. Yup, betul, lebaran! Selain lebaran, ada satu hal lagi yang tidak kalah penting dan pasti berkaitan dengan lebaran.

Bukan, bukan baju baru. Gue bukan lagi anak kecil yang riang setiap menjelang lebaran karena akan dibelikan baju baru. Bukan juga mudik, karena di situasi pandemi seperti itu, gue merasa ngeri untuk pulang kampung karena khawatir akan membawa penyakit ke rumah.

Lalu apa? Hal penting yang gue maksud dan masih berkaitan dengan lebaran, adalah THRnya! Bukan, bukan THR dari orangtua apalagi kerabat. Gue bukanlah anak kecil yang menerima THR dari keluarga atau saudara. Melainkan THR dari tempat gue bekerja!

Asik! Bisa mendapatkan THR pertama dari tempat kerja! Rasanya pasti menyenangkan, dong. Kenapa begitu? Karena THRnya cukup besar dan dengan adanya THR tersebut, gue bisa menambah nilai investasi dan tabungan gue.

Setelah menerima THR dari kantor, gue segera membeli beberapa snack dan makanan instan sebagai persiapan untuk menyambut hari raya idulfitri nanti. Kenapa begitu? Karena gue akan merayakan idulftri sendirian di Jakarta. Tidak pulang kampung, dan juga tidak ke mana-mana.

Dengan semua rencana yang sudah gue susun, gue rasa, lebaran dan bulan Mei ini akan menjadi sempurna. Akan tetapi, semua itu menjadi kacau pada tanggal 8 Meinya. Tiba-tiba gue terkena diare akut. Bagi yang sudah pernah membaca tulisan gue sebelumnya, kalian pasti ingat, bahwa di bulan Mei kemarin gue terkena diare akut.

Saking hebatnya diare yang gue alami ketika itu, gue sampai terkena dehidrasi dan harus diinfus di klinik tempat gue berobat. Tiga hari mengonsumsi obat dari klinik, akhirnya gue bisa sembuh dari diare itu. Lega? Tentu saja. Karena ketika itu diarenya sungguh menyiksa gue.

Idulfitri pun tiba. Yah, gue merasa ketika itu idulfitri gue terasa amat hampa karena tidak ada ketupat sayur padang kesukaan gue. Selain itu, selera atau nafsu makan gue masih belum kembali akibat diare dan demam yang gue derita beberapa hari lalu.

Yah, paling tidak gue bisa merayakan idulfitri dengan tenang. Akan tetapi, masalah baru muncul pada hari kedua idulftiri, di mana diniharinya gue kehilangan kemampuan untuk berjalan dan menggerakkan anggota badan seperti tangan dan kaki.

Sebelumnya ini sudah pernah gue alami sekitar 5 tahun lalu, ketika gue masih duduk di kelas 3 SMA. Dan sempat gue alami beberapa kali pada masa-masa menjadi mahasiswa.

Belajar dari pengalaman tersebut, gue langsung menghubungi orang rumah dan meminta untuk segera dibawa ke rumah sakit. Yang pada akhirnya, itu menjadi pengalaman rawat inap pertama yang gue rasakan di rumah sakit Jakarta.

Sudahlah lebaran nggak pulang kampung, gue harus masuk rumah sakit pula. Lengkap sudah penderitaan yang gue rasakan. Untunglah, semua biaya perawatan dan tindakan medis, ditanggung oleh asuransi. Sehingga gue tidak mengeluarkan uang sedikit pun selama masa perawatan tersebut. Kecuali untuk membeli kebutuhan pribadi seperti snack, makanan (jika lapar melanda pada tengah malam), tisu, dan juga popok.

Juni

Di bulan Juni, gue masih harus menjalani rawat jalan atau check up di rumah sakit tempat gue dirawat kemarin. Rawat jalan tersebut, dalam rangka untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja. Untunglah rawat jalan ini masih ditanggung oleh asuransi kesehatan, yang lagi-lagi menyelamatkan kantong gue.

Yah, tidak ada yang istimewa dari bulan Juni ini. Sehingga gue akan lanjut menceritakan bulan selanjutnya.

Juli

Di bulan Juli, gue mendapatkan status positif untuk pertama kalinya selama masa pandemi. Hal tersebut diketahui melalui hasil antigen yang gue lakukan di rumah sakit. Gejala yang gue rasakan ketika itu adalah sedikit sesak, kehilangan indera penciuman dan perasa, kepala sedikit pusing, dan demam.

Tepat di hari itu juga, gue langsung melakukan isolasi mandiri dan membatasi aktivitas di luar ruangan. Beruntunglah ketika itu gue berstatus sebagai karyawan. Sehingga gue bisa memenuhi kebutuhan hidup selama menjalani isolasi mandiri di kos.

Kenapa tidak ke rumah sakit? Karena gejala yang gue rasakan masihlah ringan, atau bisa dibilang sedang. Menurut penilaian gue sendiri, ketika itu gue sama sekali belum butuh dirawat. Sebab saat itu rumah sakit sedang penuh-penuhnya dan banyak pasien yang membutuhkan penanganan dari nakes daripada gue.

Jadi, kurang elok rasanya kalau gue memaksakan diri untuk dirawat di rumah sakit padahal gejala gue termasuk ringan – sedang. Di luar sana ada lebih banyak orang yang membutuhkan perawatan daripada gue.

Selama isolasi mandiri, gue memenuhi kebutuhan hidup dengan memesan makanan dan minuman melalui layanan ojek online. Terima kasih juga kepada mbak kos yang super baik dan mau membantu gue selama masa isolasi.

Selain positif, di bulan yang sama kontrak kerja gue juga berakhir. Sehingga bulan Juli merupakan bulan terakhir gue bekerja di perusahaan tersebut. Yang artinya, gue harus mencari kerja lagi. Melamar lagi. Mengikuti interview lagi. Mengerjakan tes lagi.

Yah, sebenarnya gue sudah muak dengan menganggur. Tapi mau bagaimana lagi, kontrak gue sudah habis. Mau tidak mau, gue harus move on dan mencari pekerjaan baru.

Satu hal lagi yang tidak boleh ketinggalan. Di bulan Juli, akhirnya gue memiliki kekasih hati. Seorang perempuan yang sudah gue lirik sejak masa kuliah dulu dan harapan itu baru bisa tercapai sekarang.

Agustus

Akibat dari belum mendapatkan pekerjaan baru, gue kembali menjadi pencari kerja. Tidak ada lagi rutinitas 08.00 – 17.00 WIB. Gue bebas bangun jam berapapun yang gue mau. Gue juga bebas melamar ke mana pun yang gue mau.

Di bulan ini, gue sempat interview beberapa kali di perusahaan berbeda. Sampai akhir agustus pun, gue masih terlibat dalam proses rekrutmen di beberapa perusahaan. Di bulan ini, salah satu perusahaan impian gue, mengundang untuk ikut mengikuti tahap psikotes.

Senang mendapat kesempatan untuk ikut proses hiring di perusahaan tersebut, gue pun memenuhi undangan tersebut dan mulai mengerjakan soal psikotes yang diberikan. Satu hal yang membuat gue kaget adalah, tes ini sepenuhnya berisi tes matematika.

Ini berbeda dari psikotes perusahaan yang pernah gue ikuti.

Karena ini tes matematika, gue hanya bisa berserah diri dan mengerjakan tes tersebut dengan semampu gue tanpa perlu membayangkan bagaimana hasilnya nanti.

September

Awal September kemarin, gue menerima kabar bahwa gue lolos seleksi tes di perusahaan impian gue dan HRDnya akan mengundang gue untuk lanjut ke sesi selanjutnya, yakni interview bersama HR.

Jelas ketika itu gue senang banget. Akan tetapi, dengan sangat berat hati gue harus melupakan mimpi gue bekerja di perusahaan tersebut karena gue sudah menandatangani offering letter di sebuah perusahaan startup yang bergerak dibidang supply chain.

Yah, mau bagaimana lagi. Jika pilihannya hanya dua, tentu gue akan memilih yang lebih pasti. Gue tidak bisa begitu saja bertaruh pada sesuatu yang belum jelas sementara gue punya pilihan yang bisa menguntungkan posisi gue.

Di bulan ini, akhirnya gue mendapatkan pekerjaan lagi dan kembali berstatus sebagai karyawan.

Secara role pun, sebenarnya cukup berbeda. Di perusahaan impian, seandainya gue lolos dan bekerja di sana, gue akan bekerja sebagai UX Writer. Bidang yang amat gue suka. Tapi di perusahaan satunya atau perusahaan tempat gue bekerja saat ini, gue diberi kesempatan untuk belajar menjadi seorang leader. Karena di perusahaan ini, gue menempati posisi sebagai Junior Project Manager.

Oktober

Di bulan oktober, untuk pertama kalinya gue merasakan yang namanya travelling atau bepergian ke luar kota di masa pandemi.

Traveling tersebut sebetulnya tidak benar-benar dalam rangka liburan. Tetapi, dalam rangka untuk menghadiri acara pernikahan salah satu teman gue semasa kuliah dulu, yaitu Willy.

Ketika itu gue tidak hanya memenuhi undangan dari dia, melainkan juga datang sebagai best man, atau bisa dibilang sebagai pengiring mempelai pria dalam acara tersebut.

Dan sebetulnya tidak hanya gue sendiri yang berangkat ke sana, Gorontalo. Gue pergi bersama dengan ketiga sohib gue.

Keberangkatan tersebut, merupakan pengalaman pertama gue terbang ke luar kota bersama teman-teman. Juga menjadi pengalaman pertama gue menginjakkan kaki di tanah Sulawesi. Sehingga itu menjadi pengalaman yang tak pernah terlupakan oleh gue.

November

Di bulan November, gue diberi kesempatan untuk belajar meng-handle salah satu client besar. Awalnya gue diberi tugas yang ringan. Akan tetapi, perlahan, tingkat kesulitannya terus ditambah. Sehingga gue bisa belajar beradaptasi.

Selain menghandle client besar dengan pengawasan dari senior, gue juga sudah mulai diberikan kesempatan untuk menghandle client dari nol. Yep, betul-betul menghandle client gue sendiri. Tetapi tetap, dengan pengawasan dan bimbingan dari senior.

Pokoknya, gue belajar banyak banget di bulan November. Mulai dari kena tegur karena membuat kesalahan, hingga diberi apresiasi.

Desember

Tibalah di bulan penutup tahun 2021. Di bulan ini, gue berhasil menyelesaikan masa probation di perusahaan tempat gue bekerja saat ini. Penilaian atas masa probation gue pun juga sudah keluar. Di mana gue mendapat apresiasi dan juga sedikit catatan yang perlu diperbaiki.

Dengan lulusnya gue dari masa probation, gue pun resmi menjadi karyawan tetap di perusahaan tempat gue bekerja saat ini. Selain menjadi karyawan tetap, akhirnya gue bisa merasakan yang namanya benefit asuransi swasta yang diberikan oleh perusahaan.

Yep, di penghujung bulan Desember itu, gue memanfaatkan asuransi dari perusahaan untuk perawatan gigi, yakni scalling. Dengan memanfaatkan asuransi dari kantor, gue merasa bisa berhemat cukup banyak karena biaya scalling sendiri tidaklah murah.

Terima kasih 2021, karena sudah memberikan banyak pukulan, pelajaran, dan juga kebahagiaan buat gue. Tanpamu, mungkin gue nggak akan bisa berkembang sampai sejauh ini. Terima kasih kepada teman-teman gue di perusahaan sebelumnya yang sudah mau berteman dan berhubungan dengan gue.

Terima kasih juga kepada atasan gue di tempat lama, maupun di tempat yang sekarang. Karena gue jadi belajar, menjadi berkembang, menjadi versi terbaik dari diri gue. Terima kasih teruntuk perempuan yang sudah mau menerima gue sebagai pasangan. Percayalah, setiap kalimat yang gue keluarkan, merupakan kesungguhan yang berasal dari lubuk hati gue yang paling dalam.

Terima kasih juga teruntuk kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan tidak penting ini. Semoga kita semua mampu melalui tahun 2022 ini dengan lebih baik lagi. Sampai jumpat di tulisan-tulisan gue berikutnya!

Previous Article
Next Article
Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

1 KOMENTAR

  1. Tahun 2021-nya cukup seru dan menantang juga ya. Selamat buat semua pengalaman pahit-manisnya, Za. Asli sih Corona ini ngeselin bgt, gue aja kena imbasnya ilang kerjaan . Yaps! Sehat-sehat semua deh buat temen-temen bloger. \m/

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca