Melanjutkan review gue kemarin. Salah satu alasan kenapa kemarin gue ngepost tentang anime, karena gue ingin ngejar review ini XD Biar nyambung gitu ceritanya. Karena hari Senin yang lalu, gue gak sempat bikin review Kuroko no Basket eps 22 dan baru bisa gue post-kan kemarin.
Di episode ke 23 dari Anime Kuroko no Basket ini berjudul Kenapa Kita Tidak Menyerah?
Baca juga: Review Kuroko no Basket eps 22
Kenapa Kita Tidak Menyerah? Hmm.. judul yang cukup bagus. Dulu waktu ngikutin lomba futsal di sekolah, temen-temen gue pernah berkata seperti itu juga. “Kenapa Kita Tidak Menyerah? Kan lawan kita cukup berat”. Ya memang lawan gue dan temen-temen waktu itu cukup berat. Melawan tim guru dalam pertandingan futsal. Padahal kami sudah sampai di final, entah mengapa kami jadi tidak semangat. Ternyata oh ternyata… jadi anak gawang itu capek juga ya. FYI.. gue gak turun di final karena gue tau lawannya berat. Gue jadi anak gawang pada saat itu.
Capek. Merupakan kata yang pas untuk mewakili gue dan temen—anak gawang juga—karena harus ngambil bola mulu. Sehingga temen gue itu mengatakan “Kenapa Kita Tidak Menyerah?” menyerah jadi anak gawang. Gue sih oke aja. Tapi gue gak enakan karena belum ada generasi penerus anak gawang yang menggantikan gue dan temen gue saat itu. Sehingga gue dengan berat hati menolak tawarannya. Dan mulai mengeluarkan kata-kata sok bijak.
Kok gue malah jadi curhat ya? Kan mau ngereview? Oke, lupakan semua hal yang di atas!
Masih dalam posisi Zone. Semua pemain yang masuk dalam area jangkauannya Akashi tak dapat mengelak lagi karena memang sudah menjadi sebuah ciri khas bahwa orang-orang yang masuk ke dalam Zone akan memiliki kegesitan dalam pergerakkannya. Akashi merebut bola dari Izaki yang sudah masuk dalam area pertahannya Akashi.
Setelah melakukan Steal, Akashi langsung menyerang ke area lawan. Sementara itu sudah ada Kagami yang menunggu kedatangan Akashi sehingga terjadilah pertempuran antara pengguna Zone.
Ini yang paling gue tunggu-tunggu! Meski Kagami berada di dalam Zone, namun ia masih tak sanggup untuk mengalahkan emperor eye milik Akashi. Akashi cukup pintar sehingga ia kembali mengkombinasikan Zone dengan Emperor Eye miliknya. Kagami hampir saja terjatuh. Namun dia kembali berusaha untuk bangkit dan merebut bola dari Akashi. Dan lagi, Akashi dengan emperor eye miliknya membuat Kagami tumbang. Tak mampu bergerak sama sekali.
Yang paling menarik dalam pertandingan di anime ini adalah pertarungan antar pengguna Zone. Itu terbukti saat Kagami melawan Aomine. Dan sekarang dia juga bertarung melawan Akashi.
Kagami sudah hampir menyerah. Dia sudah tak dapat bermain lebih baik dari ini. Meski sudah berada jauh di dalam Zone, Kagami masih tak mampu menyeimbangkan lawannya. Satu-satunya cara agar mereka bisa seimbang adalah dengan menyingkirkan orang yang berada di depan pintu Zone kedua. Sebelumnya, tidak pernah ada orang yang bisa masuk ke dalam pintu kedua ini. Termasuk saingannya Kagami, Aomine.
[divider]
Kuroko dengan tenangnya mengajak Kagami untuk menyerah dulu untuk sekarang ini. Semuanya terkejut dengan kata yang dilontarkan dari Kuroko. Kuroko menjelaskan maksud dari perkataannya itu. Dia mengatakan bahwa ingin menyerah membiarkan Kagami berjuang sendiri. Perkataan Kuroko ini memang ada benarnya. Dengan menggantungkan semuanya pada Kagami, akan membuat Kagami menjadi berat dalam memikul harapan dari mereka semua.
Setelah mengatakan itu, mereka kembali melakukan kerjasama tim. Kuroko dan Kagami berjuang menghadapi Akashi dan Emperor Eye miliknya. Apa yang terjadi? Akashi terkejut dengan kehadiran Kuroko yang tiba-tiba sudah berada di depan matanya setelah dia melewati Kagami dengan emperor eye-nya. Dan berhasil melakukan steal.
Semuanya bersorak karena ini pertama kalinya Emperor eye berhasil dikalahkan. Karena memang sebelumnya tidak ada yang mampu mengalahkan emperor eye milik Akashi.
Nampaknya hal itu memberikan tekanan batin pada diri Akashi. Ini baru pertama kalinya sesuatu yang ia percaya bahwa dirinya itu ‘mutlak’ bisa dipatahkan oleh Kuroko dan Kagami. Memang benar, tidak ada hal yang tidak mungkin bisa kita rubah. Tentunya kita masih bisa merubah hal yang tidak mungkin itu dengan tekad dan perjuangan keras. Begitu nilai moralnya dalam episode ini.
Seluruh pemain Rakuzan kecewa pada Akashi. Bahkan pelatihnya pun ingin menggatikan Akashi. Karena batinnya itu sudah tertekan. Gue gak nyangka, bahwa tokoh Akashi yang selama ini cukup dingin, ternyata selemah ini setelah batinnya tertekan.
Sisi lemahnya bertukar dengan sisi lain dalam dirinya. Akashi memang memiliki dua kepribadian dalam dirinya. Sehingga dia bertukar posisi. Sisi lemahnya yang saat itu sudah mendapatkan tekanan batin, bertukar dengan sisi satunya lagi. Yang sangat friendly.
Ya, sekian review gue dari episode ke 23 ini.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah sisi lain Akashi dapat menghantarkan Rakuzan menuju kemenangan? Apakah tim basket Seirin dapat mengalahkan sisi lain dari Akashi? Tunggu review selanjutnya hanya di rezaandrian.com