Hola! Apa kabar hari ini? Sudahkah kalian menghabiskan waktu bersama dengan keluarga atau sahabat? Gue sendiri sudah, dan di hari minggu ini gue ingin menghabiskan waktu dengan sedikit bersantai. Seperti menonton film dan serial drama yang direkomendasikan oleh beberapa teman.
Bicara tentang waktu luang, gue jadi teringat kembali ke masa di mana gue masih aktif mengikuti perkuliahan di kampus. Di masa itu, buat gue setiap hari merupakan hari bersantai karena selepas kelas gue punya cukup banyak waktu untuk melakukan apapun yang gue mau. Mau nongkrong tinggal sebut lokasi. Pengin jalan tinggal sebut tujuan dan jam berangkat. Bahkan menyelesaikan cerita Naruto dari episode 1 hingga tamat pun bukan hal yang mustahil.
Sebagai informasi, sebelumnya gue pernah marathon nonton One Piece dari episode 1 hingga Arc Dressrosa. Yah, kalau dihitung-hitung totalnya lebih kurang 700an episode. Maklum, dulu waktu masih tayang di televisi ceritanya suka diulang-ulang dan bagi gue itu cukup menganggu. Karena ketinggalan lumayan banyak, gue pun berniat untuk nonton dari awal lagi dan ternyata berhasil.
Waktu luang juga memberi gue banyak kesempatan untuk bepergian ke mana pun yang gue mau tanpa ada yang mengganjal di pikiran. Kecuali tugas akhir semester yang sebenarnya bisa dikerjakan dua minggu atau satu bulan sebelum pengumpulan.
Sekarang tugas akhir semester tersebut masih ada. Hanya saja tugasnya dalam bentuk laporan magang yang dikumpulkan pada akhir semester. Jika periode semester genap berakhir saat bulan Agustus, maka periode semester ganjil berakhir pada bulan Februari. Dan sebagaimana mestinya tugas akhir, selalu ada kejadian-kejadian tak terduga yang membuat panik dan stress.
Bulan Agustus kemarin misalnya. Saat laporan akhir gue sudah hampir selesai, tiba-tiba dosen pembimbing magang meminta untuk melampirkan tugas atau pekerjaan yang gue lakukan di kantor. Dan, tugas tersebut disesuaikan dengan activity book yang dikumpulkan setiap bulannya. Jika mengikuti activity book, maka ada 8 project atau tugas yang harus gue lampirkan ke dalam laporan magang.
Masalahnya, project atau tugas yang diminta oleh dosen pembimbing gue merupakan product internal perusahaan yang tidak dapat dibawa ke luar. Karena tidak memungkinkan, gue pun mencoba bernegosiasi dengan dosen pembimbing sekaligus meminta pendapat dari supervisor di tempat magang.
Negosiasi yang gue lakukan berjalan lancar. Meski tetap harus melampirkan pekerjaan ke dalam laporan, yang dilampirkan paling tidak enggak sebanyak sebelumnya. Melalui negosiasi tersebut gue berhasil mempersempit dari 8 menjadi 1 project saja. Setelah melewati cukup banyak negosiasi hingga mendapat revisi konten laporan magang dari supervisor, barulah, laporan tersebut bisa gue serahkan ke kampus. Ini lah yang membuat gue babak belur dan “berdarah-darah” pada postingan sebelumnya.
Kalau diingat-ingat lagi, kadang gue suka rindu masa-masa kuliah. Masa di mana gue punya banyak waktu luang. Tapi kalau diberi kesempatan untuk memutar waktu, gue enggak akan mau kembali ke masa itu karena waktu gue habis dengan percuma untuk hal-hal yang kurang penting dan tidak ada manfaatnya.
Gue sendiri lebih nyaman dengan masa sekarang di mana gue menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran untuk hal yang positif. Seperti mengembangkan diri lewat pekerjaan.
Baru-baru ini gue diberi kepercayaan oleh supervisor untuk mengerjakan project yang ada di Divisi Operation. Project tersebut beliau serahkan kepada gue karena divisi tersebut sedang butuh tenaga untuk membuat dokumentasi. Setelah mengetahui kondisinya, gue mulai mengerti kenapa project tersebut diserahkan ke gue. Tentu yang menjadi pertimbangan dari keputusan tersebut adalah gue termasuk orang yang paling aktif berurusan dengan divisi lain. Bahkan sebelumnya-sebelumnya kepala dari divisi lain pernah meminta gue untuk bantu support di tim mereka.
Gue pun menerima project tersebut dan senin lalu (23 September) sudah mulai ditempatkan di bagian operation. Lalu beberapa hari yang lalu, tepatnya hari kamis kemarin gue dicari oleh dosen di dalam grup jurusan Sistem Informasi. Di grup tersebut bukan cuma gue yang dicari, namun ada dua orang lagi dan kebetulan teman gue. Merasa terpanggil, gue langsung menghubungi dosen tersebut.
“Kamu sudah ke jurusan?” tanya dosen tersebut.
“Belum, pak. Saya belum sempat ke jurusan karena jurusan tutup setengah 6 sore.” Balas gue.
“Jadi, di list saya ada skripsi kalian, dan saya akan menjadi dosen pembimbing kalian.” Kata dosen tersebut.
Gue sedikit terkejut karena tadinya gue pikir bahwa gue ada masalah akademis. Rupanya, dosen tersebut mencari gue karena ingin memberi tahu bahwa gue dibawah bimbingannya. Gue senang karena beliau adalah pilihan pertama yang gue masukan ke dalam daftar prioritas dosen pembimbing skripsi.
Lalu sabtu kemarin, salah seorang teman menawarkan gue project. Dalam project tersebut gue akan menempati posisi sebagai Copywriter untuk startup yang sedang ia dirikan. Dan ada beberapa hal lain yang belum bisa gue ungkap karena belum menemui kata sepakat.
Sedikit banyak kegiatan di atas akan berdampak pada mengurangnya porsi istirahat gue. Pun begitu dengan waktu luang yang biasanya gue gunakan untuk nonton atau main bersama teman. Dan inilah resiko dari pilihan yang gue ambil: mengorbankan waktu untuk mengembangkan karir, juga skill.
Gue berpikir bahwa kesalahan di masa lalu karena tidak menggunakan waktu dengan baik, harus gue tembus mulai dari sekarang. Agar bebannya tidak menggunung dan meletus hingga memorakporandakan sekitarnya. Toh selagi muda dan punya cukup banyak tenaga, gue pikir, enggak ada salahnya jadi pribadi yang haus kerjaan dan suka menenggalamkan diri pada kesibukan. Seperti sibuk mengerjakan side job sana sini.
Memang sekarang gue lagi ada di fase yang cukup sulit. Di antara pilihan waktu dan uang. Gue bisa mengorbankan uang untuk mendapatkan waktu dan hanya fokus pada tujuan utama: mengembangkan karir di tempat kerja dan menuntaskan skripsi. Namun hal itu tidak mungkin terjadi, sebab jiwa muda dan ambisi menuntun gue untuk mengorbankan waktu demi menghasilkan pendapatan atau uang yang lebih banyak.
Sekian curhat dari gue. Sebagai penutup, gue ingin berpesan, khususnya untuk diri gue sendiri bahwa mengembangkan diri dan karir itu penting dilakukan. Namun yang lebih penting lagi adalah menyeimbangkan waktu agar pekerjaan dan sosial tetap jalan. Karena sumber daripada penyakit adalah stress berlebih~
Fuck society, I dont need them!
Enggak ding, becanda. Wkwkwk.
Tetep butuh, dong, karena kalau enggak uangnya jadi percuma sebab engga bisa dipamerin *eh
iya, gara-gara terlalu sering menyepelekan hidup, saya jadi repot sendiri mempelajari ulang hal-hal yang mestinya saya pelajari sejak lama. agak menghambat, iya, tapi memang harus dilakukan karena bumi tetap berputar tanpa peduli apakah kita bisa berjalan atau tertinggal. huft.
sekarang saya juga merasa agak menyayangkan 3 tahun kebelakang yang terbuang sia-sia, hahha.. karena ga dimanfaatkan dengan baik. nah ini udah mulai lagi mengisi dengan banyak kegiatan postif biar ga kecewa untuk ke 2 kalinya