Pernah enggak kalian merasa enjoy ketika lagi mengerjakan sebuah tugas? Mengerjakannya tuh, ya, senang aja gitu. Enggak kepikiran capek atau ngeluh sama sekali. Gue pernah, dan gue tengah merasakannya saat ini.
Buat yang belum tahu, sejak bulan Februari kemarin gue sudah aktif menjadi anak magang di salah satu anak perusahaannya Bank Mandiri, dengan posisi sebagai Technical Writer. Suatu pekerjaan yang sangat cocok dengan hobi sekaligus latarbelakang pendidikan formal gue di kampus yaitu Sistem Informasi.
Ada banyak hal yang ingin gue ceritakan, namun karena sempat sakit selama seminggu dan kurangnya rekreasi, maka gue harus menunda dan mencari waktu yang tepat tentunya agar tidak menganggu pekerjaan di tempat magang dan proses penyembuhan.
Berhubung gue udah sehat dan cukup rekreasi, maka kali ini gue ingin cerita tentang pengalaman magang bulan pertama di salah satu anak perusahaannya Bank Mandiri. Begini ceritanya…
Minggu pertama
Hari pertama, sebagaimana yang sudah diberitahu saat pembekalan anak magang, setiap hari senin pagi di kantor selalu ada kegiatan doa pagi. Doa pagi itu sendiri di mulai dari jam 08.00 pagi dengan estimasi waktu sekitar 40 menit.
Sesampainya di lantai 27, di ruang tunggu, gue bertemu dengan teman gue yang bernama Oliv. Gue mengambil posisi duduk di sebelah Oliv. Sambil mengatur nafas, gue mengamati jam yang ada di hape. Waktu menunjukkan pukul 07.51 WIB. Itu artinya gue nyaris terlambat. “Untung enggak antre lift,” pikir gue.
Kami berdua menunggu, mengamati karyawan di sana lalu-lalang. Ada yang baru datang, ada yang habis dari toilet, ada yang sudah jalan ke ruang tempat dimana doa pagi diadakan. Tak lama, salah satu teman kami datang mendekat dan mengajak ke ruangan doa pagi yang ada di lantai 26.
Selesai doa pagi, kami kembali ke ruang tunggu di lantai 27 dan bertemu dengan Bu Winda yang waktu itu memberi kabar bahwa kami diterima magang di sana melalui panggilan telepon. Setelah mencatat NIK (Nomor ID Karyawan) dan segala informasi yang berhubungan dengan magang, kami diajak berkeliling mencari meja kerja.
Setelah mendapat meja dan ditempatkan di department terkait, Pak Aziz (user yang waktu itu menginterview gue) mengenalkan gue dengan senior atau karyawan yang ada di department ini. Tak banyak yang bisa gue kerjakan di hari pertama karena untuk bisa mengoperasikan komputer kantor gue perlu akun dan membuatnya harus mengirim tiket ke tim Infrastructure. Dan itu cukup memakan waktu sekali.
Sambil menunggu akun tersebut jadi, yang gue lakukan hanya baca berita melalui hape dan juga mencari informasi terkait pekerjaan gue. Selain melakukan dua hal di atas, gue juga mengamati kebiasaan dan gaya komunikasi orang-orang yang ada di dalam department ini.
Memasuki hari kedua, yang gue lakukan di hari ini adalah belajar. Belajar tentang budaya juga kebiasaan orang-orang di kantor khususnya di dalam department tempat gue bekerja. Di tempat magang gue ada tujuh department ICT. Gue belum hafal secara pasti nama-namanya, namun gue ditaruh pada department ICT Enterprise. Sebuah department yang diisi oleh orang-orang yang energik, ramai dan juga lucu.
Di tempat inilah gue akan mengabdi sampai satu tahun ke depan. Bukan cuma mengabdi, gue sendiri meyakini bahwa di dalam department inilah gue akan tumbuh dan berkembang baik dalam karir maupun jadi pribadi yang lebih disiplin.
Selain mempelajari budaya, gue juga belajar tentang pekerjaan yang akan gue lakukan nanti. Setelah cukup paham dengan tugas utama gue sebagai Technical Writer, gue berinisiatif untuk minta tugas pada supervisor.
“dokumen yang bapak kasih sudah saya pelajari. Adakah yang bisa saya kerjakan buat besok, Pak? Biar bisa sekalian praktik,” kata gue sebelum absen pulang.
“Tentu saja, memang itu tujuannya adikku. Besok minta aplikasinya dengan Mas Bagus, ya. Nanti biar Mas Bagus yang tentuin aplikasinya.”
“Siap, terima kasih banyak, pak.”
Sesuai permintaan, keesokan harinya gue diberi tugas untuk mendokumentasikan salah satu aplikasi internal kantor yang pernah dibuat oleh department tempat gue mengabdi. Gue sangat excited karena itu adalah pekerjaan pertama gue di tempat magang. Karena gue masih terbilang baru, gue banyak ngobrol dengan pembuat aplikasi tersebut untuk mengorek informasi sedalam mungkin terkait aplikasi yang akan gue dokumentasikan.
Gue enggak bisa membayangkan seandainya gue masih seperti yang dulu, dimana gue cukup malu untuk memulai obrolan dengan orang baru. Setelah mendapat informasi yang dibutuhkan, gue kembali ke tempat lalu mencoba ‘mainan baru’ tersebut. Selagi mencoba ‘mainan baru’, gue enggak sengaja mendengar bahwa nama gue disebut pagi itu.
Merasa terpanggil, diam-diam gue melihat ke sebelah dan seketika terkejut mengetahui blog gue sedang dibaca oleh orang yang ada di sebelah gue, yaitu Mas Bagus. Masih dengan perasaan terkejut, gue memalingkan pandangan ke arah yang lain.
Rasa penasaran gue semakin menjadi-jadi. Siapa saja sih yang baca? Karena penasaran gue membuka Google Analytics di hape dan semakin terkejut, ternyata ada 20 orang yang mengakses blog gue melalui internet kantor!
KOK YANG BUKA BISA SEBANYAK INI?! DAN… LAGIPULA KOK BISA TAU?! PADAHAL GUE SAMA SEKALI ENGGAK PERNAH NGOMONG KALAU GUE PUNYA BLOG!
Tapi tunggu… kemudian gue teringat bahwa dulu ketika interview gue sempat mencantumkan alamat blog pribadi gue di dalam CV. Bahkan ketika interview gue sempat cerita tentang achievement yang pernah gue raih selama menulis sebab waktu itu memang dijelaskan bahwa posisi yang dibutuhkan adalah Technical Writer.
Mengetahui bahwa blog gue dibaca, gue sempat berpikir untuk tidak menceritakan aktivitas di kantor melalui blog ini. Gue takut nanti tulisan gue merusak nama baik perusahaan tempat gue magang. Namun setelah dipikir-pikir lagi, mungkin tidak ada salahnya juga membagikannya di sini. Toh, yang gue bagikan adalah aktivitas sekaligus pengalaman gue sebagai seorang Technical Writer yang sama sekali tidak membahas tentang perusahannya.
Hari keempat, gue dan Aldof mendapat sambutan sekaligus wejangan langsung dari kepala department. Dalam sambutan tersebut beliau berkata, “ini adalah department yang rulesnya paling santai. Jadi silakan atur senyaman mungkin dan bebaskan diri kalian. Mau coba belajar bidang lain seperti mobile apps? Tinggal ngomong sama Mas Bagus. Nanti dia yang arahin. Pokoknya jangan sia-siakan momentum magang ini. Serap semua ilmunya jangan sampai ada yang tersisa.”
Selain itu, beliau juga memberi kami tugas mind map yang isinya gambaran tentang diri kami dalam 5 tahun ke depan yang nanti akan dipresentasikan ketika rapat. Boleh tentang karir, kesehatan, asmara, tabungan, dan lain-lain. Dan tugas semacam ini hanya ada di department kami saja.
Minggu Kedua
Minggu kedua adalah minggu terberat yang pernah gue alami. Gue mendadak sakit dengan gejala kepala pusing, badan meriang, nafsu dan selera makan hilang. Gue sempat punya keinginan untuk minta izin karena sedang sakit. Namun setelah gue pikir-pikir kembali, gue enggak bisa minta izin karena enggak punya nomor supervisor di kantor dan di waktu yang bersamaan, teman gue Aldof juga sedang sakit.
Adalah bentuk ketidaksopanan bila dua anak magang tidak masuk tanpa memberi kabar. Lebih-lebih lagi kami sedang punya tugas penting yaitu membuat dokumen untuk setiap aplikasi yang pernah dibuat. Dengan pertimbangan tersebut, gue memaksakan diri untuk masuk kantor hari itu juga. Toh, kalau sakitnya makin parah gue tinggal minta izin untuk pulang lebih awal. Kalau sakit kayak gini aja gue sampai enggak masuk, bagaimana mungkin gue menghadapi dunia kerja yang jauh lebih keras dan penuh dengan ketidakpastian?
Hari itu berhasil gue lalui dengan baik. Bahkan sepulang dari kantor gue masih sanggup ikut ke Go-Food Festival di Gelora Bung Karno bersama Matt, Rico dan Amok. “Untung hari ini gue tetap masuk,” pikir gue dalam perjalanan pulang.
Meski sempat sakit selama satu minggu, minggu kedua tidak benar-benar mengecewakan gue. Pertama, gue berhasil menyelesaikan tugas yang dipercayakan ke gue dengan baik. Yang kedua, kami yang anak magang diberi PC (personal computer) baru. Gue cukup kaget sebenarnya saat mengetahui pc yang lagi disetting itu untuk kami. Padahal PC yang sedang gue pake masih bagus dan berfungsi dengan baik.
Minggu ketiga
Berhubung pekerjaan pertama gue sudah selesai, gue kembali berinisiatif untuk minta tugas baru. Tugas kedua gue masih sama, yaitu membuat dokumentasi untuk aplikasi yang ada di kantor. “Nanti kamu minta aplikasinya sama Mas Bagus. Untuk teknisnya sendiri, nanti kamu boleh diskusi dengan Mas Bagus, Mas Okta atau bisa juga dengan Pak Aziz. Karena PIC untuk aplikasi ini mereka bertiga. Jadi, ya, diskusi aja.” kata Pak Matthew sesaat setelah gue minta pekerjaan.
“Baik pak, kalau begitu terima kasih,” jawab gue seraya pamit.
“Sama-sama,” balas Pak Matthew.
Sehabis ngobrol dengan Pak Matthew, gue jadi tahu tugas selanjutnya akan lebih berat dari yang pertama mengingat cakupan dari aplikasi ini lebih luas lagi. Ini jadi tantangan tersendiri buat gue karena durasi pengerjaannya gue sendiri yang menentukan. Ya, gue bisa saja mengerjakannya dengan santai tapi kemungkinan selesainya akan lama sebab tidak ada batas waktu yang jelas.
Namun harus gue akui, selama sebulan ini gue sama sekali belum merasa capek. Justru gue merasa senang setiap kali masuk kantor. Merasa enjoy setiap mengerjakan tugas atau tanggung jawab gue sebagai Technical Writer.
Dan harus gue akui, apa yang dikatakan oleh kepala department adalah benar. Ini adalah department yang paling bebas, diisi oleh orang-orang hebat yang ramah dan juga lucu. Setiap pagi, siang atau sore selalu saja ada yang bikin ketawa. Ah… gue merasa beruntung berada di department ini.
Ngomong-ngomong kenapa yang gue tulis cuma sampai minggu ketiga sedang di atas dan dijudul gue menyebut pengalaman bulan pertama? Karena di minggu keempat hal menarik yang bisa gue ceritakan hanya sedikit. Tak sebanyak minggu pertama hingga ketiga.
Jadi itu dia pengalaman gue selama bulan pertama magang di Mandiri. Kalau kalian punya saran atau pengin request topik untuk gue bahas di sini, silakan tulis di kolom komentar atau bisa melalui email gue di: [email protected]
STAY CONNECTED
Facebook || Instagram || Twitter ||
Selamat, Bro! Semoga lancar dan sukses dan betah dan bermanfaat! I can relate. :D
Seru, ya, kerja di tempat yang isinya orang-orang menyenangkan. Setiap hari pasti ada bahan untuk tertawa, atau minimal tersenyum.
Lanjut!
Makasih, Gip.
Banget. Gue pikir bakal kaku gimana gitu, soalnya tau kebanyakan divisi IT memang kaku, sunyi, terlalu serius gitu. Eh, justru kebalikannya, di sini malah asik. Rasa-rasa kerja di startup (versi corporatenya). Btw alamat blog lu emang sengaja dialihkan ke medium, ya?
Berasa kerja di Startup, ya. Kantor lo termasuk Startup bukan, sih?
Soal blog, iya. Ini lagi proses pindah ke Tumblr. Ada banyak pertimbangan dan hal. Rencananya, Medium buat tulisan yang agak “serius”, Tumblr buat cerita di balik layar atau haha-hihi doang. Sengaja dipisah, kok. :p
Sayangnya bukan, Gip. Kalau lingkungannya mungkin mirip kayak Startup karena gaya komunikasi di sini menurut gue santai. Enggak ada pembatasan antara atasan sama karyawan atau senior dengan junior. Semua di sini (department tempat gue kerja) sama tapi tetap memerhatikan etika dan kesopanan.
Gue belum sempet mampir ke Tumblr btw. Yang Medium udah sempat mampir dan baca beberapa tulisan yang lu buat di sana dan memang sih tulisannya cukup serius. Alangkah baiknya nanti dibikin list demi mempermudah pembaca untuk menjangkau platform yang lu gunakan untuk menulis. Maaf sekadar mengingatkan
Keren! Semoga lancar magangnya. Besok2 kalo ada seri lanjutannya, sharing dong soal job desc technical writer itu ngapain aja. Muehehehe.
Aamin. Makasih, Di! Noted. Nanti gue akan coba sharing sedikit soal job desc technical writer. Ditunggu, ya! Hehehe
kak nanya dong berapa lama ngurus proses magang di bank mandiri ? terus syaratnya apa ya ? tolong infonya dong terimakasih
Aku waktu itu proses setelah interviewnya itu kurang dari dua minggu. Syaratnya mahasiswa tingkat akhir dan tergantung posisi yang dibutuhkan saat itu.
Pengalaman yang menarik, makasih udah mau sharing-sharing. Ditunggu ya kelanjutan cerita sebagai Technical writer-nya. Oiya apakah kedepannya bakalan serius sama bidang TW ini (dalam dunia karir)?
Halo Wiwit, terima kasih sudah membaca postingan ini dan senang mendengarnya. Mungkin iya, tapi gue enggak membatasi diri hanya berkarir sebagai TW saja. Gue cukup terbuka untuk kesempatan berkarir dibidang lain. Desain, misalnya.
halo, izin bertanya dong. waktu itu lamar magangnya lewat mana ya kak?
Halo,
Waktu itu aku ngelamarnya lewat website kampus hehe