Minggu, Desember 8, 2024
HomeStorySebuah Keputusan Yang Cukup Berat

Sebuah Keputusan Yang Cukup Berat

on

“Yeyeyey bentar lagi gue jadi mahasiswa\(w)/” – Reza Andrian, seorang pelajar kelas 3 SMA.

Tiada kata yang pantas gue ucapkan selain kata “Terima kasih” dan juga rasa syukur, karena baru-baru ini gue mendapat sebuah kabar baik dan juga sebuah kabar buruk. Kabar baiknya, gue dapat beasiswa dari Universitas Multimedia Nusantara. Salah satu Universitas milik Group Kompas. Siapa sih yang tidak mengenal Harian Kompas yang terkenal berkat surat kabarnya itu? Sebuah surat kabar atau berita yang sudah berusia 50 tahun ini, akhirnya mendirikan sebuah usaha baru di bidang pendidikan. Yakni Universitas Multimedia Nusantara.

Kabar buruknya, tanggal 5 oktober nanti sekolah gue ngadain Ujian Tengah Semester. Hiks.

Beasiswanya di umumkan tanggal 23 September yang lalu melalui email yang digunakan ketika mendaftar tes. Saat itu gue baru saja pulang dari sebuah tempat yang bernama sekolah, yang mana tempatnya cukup menguras tenaga dan juga emosi. Gue nggak langsung ganti baju seperti orang-orang pada umumnya. Iya, kalau udah capek biasanya gue rebahan dulu sambil mengumpulkan ‘nyawa’ dan baru setelahnya mengganti baju.

Ketika gue menyambungkan gadget ke wifi, masuklah sebuah notifikasi email. “Ah, paling dari Kaskus,” gumam gue. Tapi daripada menumpuk notifikasi yang masuk, mending gue buka aja email yang masuk tadi. Ternyata oh ternyata… notifikasi tadi berasal dari pihak kampus! “Dilihat dari subject email yang ada, sepertinya ini adalah email penting.” gumam gue saat itu. Gue membacanya sambil ngupil. Ya jelas, waktu itu, gue sama sekali nggak punya firasat apapun perihal email yang masuk.

Gue membuka dan membaca keseluruhan yang di kirim dalam versi PDF. Mulut gue seolah tak mampu berucap ketika membaca PDF itu. Mulut gue terhenti ketika tiba di baris yang tertulis:

dinyatakan : LULUS melalui jalur BEASISWA DENGAN TEST dengan GRADE A pada :

Program Studi : Sistem Informasi

Tahun Akademik : 2016

Hal paling pertama yang gue lakuin setelah membaca email itu adalah: Ngajak mantan buat balikan di depan pacar barunya sujud syukur karena telah mendapat berita baik. Nyokap gue seolah tak percaya gue dapat beasiswa itu. “Hm… bohong nih si abang,” ungkap nyokap gue, dengan nada tak percaya.

Karena kalo dibaca lewat gadget tulisan kecil-kecil banget, dan kebetulan mata nyokap gue nggak sanggup membaca tulisan kecil, gue langsung nyalain laptop juga waktu itu buat membuktikan ke nyokap bahwa gue juga memiliki kualifikasi yang cukup baik buat ngelanjutin pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Tau apa reaksi nyokap gue pas baca email dari pihak kampus? Kaget dan Syok! Tidak percaya akan apa yang sedang ia baca! Yes! Setelah melalui proses dan tahap-tahap yang cukup merepotkan buat menyakini nyokap perihal keinginan gue buat ngelanjutin kuliah di Pulau Jawa, akhirnya misi gue meyakinkan nyokap berbuah manis!

Baca Juga: Mungkin Ini Yang Namanya Rejeki Anak Soleh

Sebelumnya nyokap pernah berkata begini, “Percuma abang kuliah, paling juga nanti banyak bolos daripada kehadirannya.”

Nggak mau ngalah, gue pun menanggapi ucapan nyokap, “Kalau nanti misalnya Abang jadi pengangguran, otomatis nggak ada cewek yang mau sama abang, Ma. Apa mama nggak mau menggendong cucu?”

“Ahh.. enggak bang! Mama tadi cuman main-main.”

Yeah! Nyokap mudah banget buat di taklukkan! Setelah melihat kemampuan dan kualifikasi yang gue miliki, nyokap lalu berkata, “Silahkan pilih Universitas mana yang mau abang masukin!”

————————————–

Gue bangkit dari kasur yang nyaman dan menerawang dunia luar (baca: ruang keluarga), terdengar nyokap tengah berbicara dengan seseorang melalui panggilan telepon. Obrolan via telepon itu terdengar cukup serius. Gue kembali lagi ke dalam kamar yang nyaman, merebahkan diri di atas kasur, dan memejamkan mata sejenak. Dengan headset yang sudah di sambungkan ke hp. Memutar lagu demi lagu yang ada. Cahaya lampu ruang keluarga menyilaukan mata gue yang saat itu tengah memejamkan mata. Ternyata nyokap membuka pintu kamar gue, dan meminta gue untuk keluar dari dalam kamar. Muka nyokap saat itu terlihat sangat serius.

“Bang, barusan mama nelpon kakak mama yang kerja di Garuda. Katanya, kalau memang mau kuliah di Universitas Swasta juga, bagusnya kuliah di B***s aja.”

“Yaa kan waktu itu Abang pernah bilang, Abang mau kuliah di B***s, Ma! Abang mau banget kuliah di sana!”

“Kakak Mama itu kan anaknya udah pada tamat kuliah semua. Tentu Kakak Mama itu tau Universitas mana yang bagus!”

“Memangnya mama ngomongin apa di telpon?”

“Tadi mama ngasih tau sama kakak mama, kalau abang dapat beasiswa! Trus kata kakak mama, mending di B***s aja kuliahnya.”

“Terus gimana dong beasiswa yang ini?” tanya gue.

“Ya terserah abang.”

“Loh, terserah gimana?” gue bingung.

“Kalau kata kakak mama, kalau tetep mau ngambil universitas swasta, bagusnya ambil B***s atau Gu******a”

Gue jadi bingung sama sikap nyokap. Kemarin ngelarang gue buat kuliah di luar, sekarang, setelah gue membuktikan kualifikasi yang gue punya, malah di paksa buat masuk Univ yang ono :(

Memang sih gue pengen banget masuk Univ itu. Tapi gue udah terlanjur jatuh cinta sama Univ yang udah gue pilih ini. Masa iya, setelah dapat beasiswa, gue malah membuangnya. Kan mubazir :(

Hal ini pun juga di ceritakan sama kakak dari bokap gue. Setelah mendengar penjelasan dari nyokap yang dikutip langsung dari perkataan kakaknya, kakak bokap gue juga setuju. Yahh… bingung banget gue jadinya. Rela membuang beasiswa demi kuliah di Univ terbaik atau tetap menerima beasiswa tapi membuang kesempatan yang telah nyokap tawarkan ke gue buat kuliah di Univ terbaik.

Kenapa nggak di Univ Negeri aja, Za?

Gue mau aja kuliah di Univ Negeri. Cuman snmptn dan sbmptn kan masih lama. Iya kalo gue lulus seleksi, kalau nggak lulus gimana? Nah itu dia kenapa Plan B juga diperlukan dalam sebuah misi. Kalau Plan A tidak dapat dijalankan karena suatu faktor, maka masih ada Plan B yang bisa menjadi alternatif lain. Kalaupun tidak bisa dijalankan masih ada Plan C dan begitu seterusnya.

Sampai sekarang pun nyokap masih terus mendesak gue buat masuk Univ itu. Gue mau-mau aja sih sebenarnya. Siapa coba yang nggak mau masuk Univ ternama? Gue rasa semua orang mau! Tapi disisi lain gue juga rugi kalau harus membuang beasiswanya yang telah gue dapetin dengan cukup susah payah itu.

Memang terkadang ucapan dari bokap dan nyokap seperti menganggap remeh kemampuan anaknya. Sebenarnya melalui ucapan itu, ortu bermaksud menguji anaknya. Ortu ingin melihat kesungguhan dari anaknya. Ortu perlu yang namanya bukti nyata dari keseriusan sang anak yang berniat ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Percuma kan sudah bayar mahal-mahal tapi ujung-ujungnya bolos kelas?

Gue pernah mengalaminya, kok. Dan gue berhasil menunjukan keseriusan gue buat lanjut ke jenjang yang lebih tinggi. Dan hasilnya, nyokap malah maksa gue buat masuk univ ternama itu :’)

Baca Juga: Saatnya Memikirkan Masa Depan!

Gue bingung menggambarkan ekspresi gue saat ini. Mau menggambarkan senang karena udah di kasih jalan sama nyokap dan bokap, tapi gue juga sedih kalau harus membuang beasiswa itu. Mau menggambarkan senang karena dapat beasiswa, tapi disisi lain gue sedih karena menolak tawaran dari nyokap dan bokap. Aaarrrghhh…. bingung deh pokoknya!

Ini adalah sebuah keputusan yang cukup berat yang harus gue ambil. Mengambil keputusan yang cukup berat seperti ini, membuat gue bingung, galau, stress, karena masa depan gue di tentukan dari sini.

Gue butuh saran nih. Menurut kalian, sebaiknya gue pilih yang mana ya? Tolong disertakan dengan alasan yang jelas, ya! :))

Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

19 KOMENTAR

  1. waahh.. congratulation yaaa (walaupun sekarang lagi bingung). mmm… kalau menurut aku sih ya balik ke kamunya, kamu ngerasa nyaman dimana. kalau kamu udah ngerasa jatuh cinta dan nyaman dengan univ yg ngasi kamu beasiswa, ya disitu aja. tapi kalau kamu masih pengen mengejar impian kuliah di univ yang disebutin mama, kejarlah impian tersebut. yang penting follow your heart, your intuition kalau kata Dido :)

    • Gue sudah jatuh cinta sama univ yang memberikan gue beasiswa. Tapi disisi lain, univ yang di tawarkan nyokap, juga merupakan univ impian gue. Yang juga pengin banget gue masukin. Oke, mungkin gue butuh ketenangan kali yah :))

    • Ortu sudah setuju kok. Tapi mereka memberikan dua pilihan: tetap ngambil beasiswa tapi kehilangan kesempatan kuliah di univ ternama (yang ini ortu sendiri nawarin), atau kuliah di univ ternama tapi kehilangan beasiswa yang di dapat?

      Gue galau karena itu :(

  2. Bagi gue, lebih baik ikuti kata hati. Lu harus pilih dari salah satu itu, pilih yang menurut kata hati lu. Dan yang terpenting juga, lu harus tau Akreditasi jurusan yang lu pilih, karna ini penting.

  3. selamat yaaa udah dapet beasiswa :)
    ikuti apa kata hati kamu, kembali lagi pada prinsip awal dan tujuan kamu untuk kuliah di jawa :) karena kamu sendiri yang akan menentukan masa depan dan kesuksesan mu :)

  4. Dilihat dulu kualitas univ nya… Kalo masalah biaya gak bikin beban, bisa jadi pilihan orang tua yg terbaik… Tapi keputusan kembali ke abang, jalan hidup harus abang tentukan.

  5. kembali lagi ke dirimu bro. tetapi kalo dipaksa ngasih saran nih yaa. mendingan dicoba dulu semuanya, maksud saya dicoba untuk mendaftar. baik itu swasta yang ono ataupun yang negeri. toh nggak ada salahnya untuk mencoba. nah dengan banyak pilihan, kamu jadi lebih mudah untuk menentukan mana yang terbaik.

  6. Follow your heart, Za. Orangtua memang berhak untuk memaksa, tapi kalo kamu tetap bertahan, kamu bisa menaklukan hati orangtua kamu (lagi) kok, seperti pertama kamu menaklukan orangtua kamu untuk kuliah di luar. Bilang juga ke orangtua kamu, aku udah berjuang sejauh ini, mah. Aku udah cinta sama apa yang udah aku dapetin. Kalo aku lepasin, apa aku sanggup dapetin yang lebih baik dari itu? Bukannya aku takut, tapi masa yang udah di depan mata malah disia-siain gitu aja? 
    Semangat, Za!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca