Sabtu, Juli 27, 2024
HomeDaily LifeMembangun Kebiasaan Baru

Membangun Kebiasaan Baru

on

Ada satu hal yang ingin gue lakukan sejak 2019 kemarin, yaitu membangun kebiasaan baru. Karena gue belum bisa mencapainya di tahun tersebut, sebagai gantinya gue ingin melakukannya di tahun ini. Ya, gue ingin membangun kebiasaan baru tersebut di 2021!

Bagaimana cara gue membangun kebiasaan tersebut? Beginilah ceritanya…

Dulu, awal-awal gue jadi anak kos, gue punya keinginan untuk bisa bangun sendiri. Gue akui bahwa gue itu anaknya susah untuk bangun sendiri karena selama ini selalu mengandalkan orangtua untuk membangunkan di pagi hari.

Awalnya memang sulit. Bahkan beberapa kali gue nyaris terlambat masuk kelas. Namanya juga baru pertama kali ngekos. Untunglah gue punya beberapa teman seperjuangan. Sama-sama barru pertama kalinya ngekos dan sama-sama terlambat.

Bersama, kami masuk ke ruang kelas dan memilih bangku paling belakang untuk menghindari tatapan dosen.

Hampir Kesiangan Masuk Kelas
Hampir terlambat dan masuk ruang kelas yang dingin
Sumber gambar: Photo by Pixabay from Pexels

Tidak butuh waktu lama bagi gue untuk mengganti kebiasaan yang sudah berjalan sejak Taman kanak-kanak itu. Bayang-bayang biaya semester pendek dan tuntutanlah yang memaksa gue untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat.

Di minggu ketiga, gue mulai bisa bangun sendiri. Ini berkat bantuan suara alarm hp yang sengaja disetel untuk menyala setiap 5 menit sekali.

Tahun 2019 pun tiba. Gue yang berstatus sebagai mahasiswa semester 6 mulai fokus jadi anak magang. Sudah tidak ada lagi aktivitas belajar di kelas. Tidak ada lagi jam tidur siang dan nongkrong bersama teman di siang atau sore hari.

Awalnya gue baik-baik saja dan merasa cukup dengan kemampuan untuk bangun di pagi hari karena kewajiban gue saat itu ialah datang tepat waktu dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pembimbing sekaligus pengawas di tempat magang.

Namun, di bulan kedua gue magang, gue merasa bahwa mampu bangun pagi saja tidak cukup. Gue butuh membangun kebiasaan baru yang berguna untuk kebaikan gue juga. Yang membuat gue berpikir demikian adalah karena di kantor gue sering merasa letih. Setelah gue cari tau, penyebab gue letih adalah kurangnya jam tidur di malam hari.

Mungkin saat kewajiban gue hanya belajar, gue tidak begitu merasakan efeknya karena setelah kelas dibubarkan, gue bisa pulang ke kos lalu tidur selama satu jam. Tapi, ketika kewajiban gue adalah bekerja, gue tidak bisa melakukan hal yang sama seperti saat masih berstatus mahasiswa—tidur siang—sehingga efek kurang tidurnya amat terasa sepanjang hari.

Bicara jam tidur, gue sama sekali enggak punya jadwal tidur yang pasti. Kadang tidurnya jam 2 malam, kadang pula bisa tidur jam 4 subuh. Sementara itu, jam 6 pagi gue sudah harus bersiap jika tidak ingin berdesakan saat menunggu dan berada di dalam Transjakarta.

Kerja di Tempat Magang
Fokus menyelesaikan pekerjaan di tempat magang
Sumber gambar: Photo by fauxels from Pexels

Mungkin saat kewajiban gue hanya belajar, gue tidak begitu merasakan letih karena setelah kelas dibubarkan, gue bisa pulang ke kos lalu tidur selama satu jam. Tapi, ketika kewajiban gue adalah bekerja, gue tidak bisa melakukan hal tersebut sehingga efeknya amat terasa sepanjang hari.

Karena sudah tahu penyebabnya, di tahun tersebut gue mulai menargetkan untuk membangun kebiasaan tidur cukup.

Satu bulan, tiga bulan, lima bulan telah berlalu dan gue belum juga bisa melakukannya. Rupanya menyingkarkan kebiasaan buruk dan melahirkan kebiasaan baru itu tidak semudah menggoreng telur ceplok.

Gue tau bahwa gue butuh jam tidur yang cukup. Tapi entah kenapa gue tidak bisa melakukannya. Setiap malam, gue selalu saja tidur di atas jam 12 malam. Gue terus mencoba dan tetap saja tidak bisa. Sepertinya, kebiasaan buruk saat masih mahasiswa itu sulit untuk disingkirkan.

Kemudian gue berjanji kepada diri sendiri. Nanti, saat mulai meniti karir, gue harus menyingkirkan kebiasaan buruk itu. Gue harus membiasakan tidur cukup dan terjadwal.

Karena sepanjang tahun 2020 gue belum bisa membayar janji tersebut—lucunya gue jadi terbiasa masak—tahun ini gue akan bersungguh-sungguh untuk melunasinya. Sebagai bentuk keseriusan gue, langkah awal yang gue ambil adalah mematikan laptop saat jam 10 malam.

Itu adalah langkah kecil yang gue bikin di awal tahun. Supaya menjadi kebiasaan, gue harus melakukannya berulang kali sampai gue terbiasa dengan itu.

Apakah itu cukup? Tentu tidak. Ada hal lain yang juga harus gue lakukan. Langkah selanjutnya yang gue lakukan yakni mematikan hape sebelum jam 11 malam.

Awalnya terasa berat. Tapi, gue mengalihkan perhatian dari hape dengan membaca buku. Setelah terbiasa, gue mulai mencoba untuk tidur sebelum jam 12 malam. Dibandingkan dengan dua langkah sebelumnya, yang ini jauh lebih berat karena sejak SMP gue terbiasa tidur di atas jam 12 malam.

Ini benar-benar pekerjaan rumah yang sulit untuk gue kerjakan. Satu-satunya cara yang paling masuk akal dan cukup ekstrim menurut gue adalah dengan tidak tidur hingga keesokan harinya.

Cara ini tentu sangat tidak dianjurkan karena kurang baik untuk kesehatan. Tapi karena gue sudah pernah melakukannya, itu tidak jadi masalah.

Percobaan pertama gue berhasil. Gue bisa tidur dari jam 10 malam dan bangun pukul 6 esok paginya. Jam tidur gue benar selama beberapa hari. Namun ada satu kejadian yang membuat jam tidur gue kembali berantakan. Penyebabnya karena suara tetangga kos.

Tidur tepat waktu
Sumber gambar: Photo by Александар Цветановић from Pexels

Jad gue lagi tidur. Terus, tiba-tiba gue mendengar suara dua orang sedang ngobrol. Ya, karena sudah 4 tahun ngekos, tentu saja gue punya pendengaran yang cukup terlatih. Karena ngobrolnya cukup keras, gue pikir sudah pagi.

Gue bangkit untuk menyalakan lampu kamar dan melirik jam yang ada di meja. Saat itu jarum jam menunjuk ke angka 3 dan jarum panjang ke angka 6. Gue mencoba mengucek mata. Barangkali, penglihatan gue salah.

Gue kembali melihat jam. Ternyata penglihatan gue tidak salah, memang saat itu jam 03.30 dinihari. Gue meraih hape yang terletak di sebelah kasur dan menyalakannya. Benar saja, waktu menunjukkan Minggu pukul 03.30 dinihari.

Gue paham ada yang orang belum tidur di jam segitu karena dulunya gue juga begitu. Apalagi saat libur. Merasa masih bisa tidur selama beberapa jam ke depan, gue mencoba untuk tidur lagi. Sementara itu, di luar, mereka masih ngobrol dengan suara yang cukup lantang.

Tidak, gue tidak bisa tidur dengan keadaan begini. Suara mereka terlalu keras dan gue terlalu malas untuk menegurnya.

Setengah jam menunggu, akhirnya obrolan itu berakhir. Gue kembali melirik jam yang ada di meja. Sudah pukul 4 dinihari. Karena suasananya sudah tenang, gue mencoba tidur kembali. Masih belum bisa tidur, gue kembali melihat jam. Ternyata sudah pukul setengah enam pagi.

Akhirnya gue tidak jadi menyambung tidur karena keinginan itu sudah pagi dan gue perlu belanja di tukang sayur supaya nggak kehabisan sayur kesukaan gue.

Tidak mudah memang membangun kebiasaan tidur cukup. Di bulan Januari saja gue sudah beberapa kali mengalami kegagalan. Tidur antara jam 10 dan 11 malam, bangunnya jam 3 dinihari. Ada yang terbangun karena lapar, ada juga yang memang guenya terbangun karena ingin ke toilet dan sehabis dari toilet nggak bisa menyambung tidur.

Meski gagal, gue terus berusaha hingga pada penghujung bulan Januari kemarin, gue mulai bisa tidur teratur. Itu adalah sebuah kemajuan sekaligus pencapaian terbesar yang berhasil gue buat pada awal tahun ini. Harapannya, semoga gue bisa terus begini.

Sekian cerita soal membangun kebiasaan baru di tahun 2021. Kalau kamu punya pengalaman serupa soal jatuh bangun ketika membangun kebiasaan baru, coba cerita di kolom komentar~

Previous Article
Next Article
Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca