Minggu, Oktober 13, 2024
HomeStoryMeetup Dengan Blogger Jabodetabek

Meetup Dengan Blogger Jabodetabek

on

Hari minggu kemarin, lebih tepatnya tanggal 11 Desember 2016 jadi rangkaian dari sebuah moment tak terlupakan semenjak gue pindah ke Jakarta. Persis seperti Octofest dan acara makan gratis yang diadakan oleh Binus, gue merekamnya dengan baik. Menyimpannya di tempat terbaik di antara peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi di dalam hidup gue. Setelah sekian lama menulis blog, akhirnya gue berkesempatan buat bertemu dengan teman-teman sesama blogger. Khususnya teman-teman Blogger dari Jabodetabek.

Sebuah peristiwa yang cukup langka bertemu dengan orang-orang yang memiliki kesamaan atau ketertarikan terhadap suatu hal. Di daerah gue dulu, gue jarang menemukan teman yang memiliki ketertarikkan dengan aktivitas ngeblog. Atau memang gue yang mainnya kurang jauh? Iya, deh, kayaknya memang gue yang kurang jauh mainnya. Namanya juga anak mami rumahan.

Semua berawal dari ajakannya Mbak Mas Dian yang kebetulan sedang mampir ke blog gue. Dia meninggalkan sebuah komentar yang berisi penawaran untuk produk obat kuat yang dia jual ikut meet up dengan teman-teman blogger dari Jabodetabek. Kalau lu mau ikut, dm gue, ya, tulis Mbak Mas Dian di kolom komentar di blog gue. Gue pun segera membuka akun instagram gue. Lalu nge-dm dia. Mengiyakann tawarannya dengan cepat. Iya, mas, gue mau produk obat kuat yang mas jual ikut meetup dengan Blogger Jabodetabek, tulis gue.

Oke. Kita lagi cari tempatnya. Kalau sudah dapet, gue kabarin lagi, tulis mas Dian.

Oke. Ada grupnya nggak, mas? Gue boleh masuk? Tanya gue.

Ada, mana nomor hape lu? Tulis mas Dian.

Tolong jangan teror gue ya, mas? Kata gue setelah memberikan nomor handphone pada Mas Dian. Tak lama setelah menginformasikan nomor handphone padanya, gue langsung diinvite ke grup yang di maksudkan.

Siap-siap saja menyaksikan kerandoman mereka, Mas Dian mengingatkan.

Tenang, gue sudah terbiasa menghadapi orang-orang random, kata gue. Gue berusaha untuk tetap terlihat tangguh dengan mengetikkan kalimat tersebut.

Random bukan masalah buat gue. Gue udah biasa ngehadapin orang-orang yang kelakuannya random. Sekarang yang jadi masalah buat gue adalah: INI GIMANA SIH CARA PAKAI APLIKASI INI? BIKIN KAYAK GINI GIMANA SIH CARANYA?

 

Ya, jujur saja, gue nggak biasa pakai aplikasi chatting ini. Gue biasa pakai Line. Sekalinya pakai aplikasi lain macam Whatsapp, gue kebingungan. Gue mulai beradaptasi. Membiasakan diri menggunakan WA. Membiasakan diri tidak menggunakan sticker dalam berkirim pesan. Membiasakan diri untuk tidak mengingat namamu di kepalaku. Oke, Za, lu harus fokus. Oke, sekarang gue sudah fokus. #Lanjut

Seperti yang Mas Dian katakan, isinya memang sekumpulan orang-orang random. Aneh, tapi cukup mengocok perut tiap kali membacanya. Diantara orang-orang tersebut, kebetulan ada yang tempat tinggalnya tak jauh dari kostan gue. Namanya Bang Yoga.

Di malam yang sunyi di tanggal sepuluh, gue mengirim pesan ke Bang Yoga. Membuat janji supaya besok berangkatnya barengan. Lebih tepatnya disebut nebeng karena gue sama sekali nggak tahu lokasi acaranya di mana.

Tanggal sebelas datang lebih cepat dari yang gue perkirakan. Gue menunggu Bang Yoga di tempat yang sudah di sepakati. Tepatnya di Lawson, persis di sebelah kampus gue. Gue duduk sendirian. Melempar pandang ke jalanan. Menghitung jumlah kendaraan yang lalu lalang. Suasana di hari libur memang selalu berbeda dengan suasana di hari-hari biasa. Hari itu jalanan terpantau lebih sepi dari hari biasanya. Bahkan, gue bisa main bola di tengah jalan—seperti yang biasa dilakukan oleh anak-anak di pedesaan kalau gue mau. Kalau gue punya teman yang mau di ajakin main bola di tengah jalan. Sesekali gue memperhatikan hape. Membalas pesan-pesan yang masuk. Di Line, maupun di Whatsapp.

Yang di tunggu-tunggu pun telah tiba. Bang Yoga memarkirkan motornya persis di depan Lawson. Dia meminta gue agar menjaga motornya sebentar karena ada yang ingin dia beli. Gue udah kayak tukang parkir pribadinya yang tugasnya menjaga motor dia yang sedang parkir di depan Lawson. Yang membedakan gue dengan tukang parkir konvensional adalah: tukang parkir konvensional dibayar, sementara guenya nggak di bayar.

Setelah membeli apa yang harusnya dibeli, kami berdua berangkat menuju ke tempat perjanjian yang tercantum di poster yang kami sebarkan di media sosial saat H-1 acara. Tempatnya di Taman Ismail Marzuki di Jakarta Pusat sana.

Baca Juga: Lagi Suka Jalan-jalan

Setelah memarkirkan motor, gue sama Bang Yoga mencari Lulu yang katanya sudah lebih dulu sampai. Dia menunggu di Planetarium katanya. Setelah di cari-cari, ternyata tidak ada. Sini, di tukang Jus, pesan Lulu di grup.

Tempat jus? Tempat macam apa itu? Di sekitaran sana nggak ada orang-orang yang jualan Jus, pikir gue tanpa membalas pesan yang Lulu kirimkan.

“Dekat galeri cipta III,” tambahnya.

Gue sama Bang Yoga kebingungan. Kami berdua pun memutuskan keluar dari Planetarium. Mencari tukang Jus yang di maksud. Setelah keluar dari Planetarium, kami bertemu dengan Robby. Salah satu blogger Jabodetabek yang usianya paling muda di antara kami. Gue kira, gue yang paling muda di antara kumpulan-kumpulan orang ini. Ternyata masih ada yang lebih muda lagi.

Kami bertiga pergi mencari kitab suci Galeri Cipta III.

“Eh, itu serius XXI?” tanya gue dengan noraknya.

Mereka berdua memperhatikan dengan lebih serius. “Iya, itu XXI.” Jawab Bang Yoga.

“Gue baru tahu, lho, kalau ada XXI di sini.” Kata gue.

Tak jauh dari XXI, terpampang dengan nyata tulisan Galeri Cipta III. Saat itu kami ingin lurus. Pergi ke tempat yang ada tulisan Galeri Cipta III-nya. Gue melihat ke sebelah kiri. Ke barisan kantin-kantin yang menjajakan berbagai macam makanan. Di sana ada seseorang yang melambaikan tangannya. “Itu bukan bang?” tanya gue. Benar saja, itu Lulu. Dia lagi di kantin. KENAPA GAK BILANG LAGI DI KANTIN SAJA SIH, LU?

Gue, Bang Yoga sama Robby nyamperin mereka berdua. Kemudian di susul dengan Mas Dian, Bang Dika dan Kak Feby. Lalu yang terakhir Adibah. Dia menceritakan kisah sedihnya yang sempat kesasar sebelum sampai di TIM. Nasib gue bisa saja seperti Adibah kalau seandainya gue berangkat ke TIM nya sendirian. Hampir saja gue jadi anak hilang.

***

Siang itu semuanya mengeluh kelaparan. Ada yang tidak sempat sarapan sebelum berangkat. Ada yang memang tidak terbiasa makan pagi. Ada juga anak kost yang kalau makan biasanya selalu di jamak. Tak lama setelah makanan yang kami pesan di antar oleh sang pelayan, Kak Vira datang. Selang beberapa menit kemudian Bang Ucup juga datang sambil membawa snack yang dia beli sebelum berangkat ke TIM.

Selesai makan, kami semua pindah ke sebuah gedung. Tempatnya cukup ramai karena ada anak-anak yang lagi latihan vokal. Tak sampai sepuluh menit duduk di areal gedung, kami semua di usir oleh penjaga gedung tersebut. Mau tidak mau kami harus pindah. Mencari tempat lain. Setelah mendapat tempat, Bang Yoga memberikan kata sambutannya sekaligus membuka acara. Satu persatu dari kami ngenalin diri. Khususnya gue karena gue adalah anggota baru.

Baca Juga: Meetup Nggak Tahu Malu

Di tengah asiknya obrolan, angin berhembus dengan kencangnya. Langit terlihat semakin gelap dari sebelumnya. Memaksa kami untuk pergi mencari tempat untuk berteduh. Akhirnya, kami semua ngegembel di depan XXI. Menunggu hujan reda.

Ini lagi ngegosip. Astagfirulloh.
Picture by: @anharrasfati

“Dah semua,” kata Bang Ucup, pamit karena temannya sudah menjemput. Lalu disusul dengan Kak Vira dan Kak Feby karena masih ada urusan yang menunggu.

Tinggal Adibah, Bang Dika, Mas Dian, Lulu, cowonya Lulu, gue, Rizka, Roby dan bang Yoga yang masih bertahan. Kami memutuskan untuk pindah ke salah satu tempat makan yang letaknya tak jauh dari TIM.

Untuk memeriahkan acara kumpul-kumpul lucu ini, Bang Yoga berinisiatif membuat sebuah games yang berhadiah buku bagi dua orang pemenang. Games yang pertama tentang tebak-tebakan — gue nggak tahu nama gamenya apa, yang jelas, Bang Yoga akan memberikan sebuah clue. Lalu kami semua diminta menebak berdasarkan clue yang diberikan. Lalu games keduanya tentang angka-angka. Semisal angka empat. Setiap ada angka empat atau kelipatannya, kami harus nyebutin sesuatu sesuai yang sudah disepakati dari awal. Misal Tikus. Jadi setiap orang yang mendapat giliran untuk nyebutin angka empat dan kelipatannya, dia harus mengganti angka empat dengan Tikus. Got it?

Yang jadi pemenang adalah Robby dan Bang Dika. Sesuai janjinya, Bang Yoga memberikan sebuah buku kepada pemenang dari games yang dia adakan. Selain games, kami juga berbagi cerita. Menceritakan buku favorit masing-masing dan alasan kenapa menyukainya. Dari sana, gue mendapat banyak rekomendasi buku-buku menarik yang mungkin akan gue masukin ke daftar bacaan. Tak terasa, sudah jam sembilan malam. Dan sudah waktunya bagi kami untuk pulang ke rumah masing-masing agar tidak kemaleman sampai di rumahnya karena ada beberapa orang yang tinggalnya jauh di Bekasi sana.

Dari semua topik yang dibahas, kesimpulan dari kumpul-kumpul lucu ini adalah: Jangan jadi Yong Leknya Blogger. Sekian. Terima kasih sudah menyempatkan waktu membaca tulisan :]

Foto sebelum pindah lokasi.
Picture by: Bang Ucup.

Foto kiriman Reza Andrian (@rezaandrian_) pada

ps: thanks to Bang Yoga yang udah mau nebengin gue pergi dan pulang.

Thanks to: temannya Bang Ucup (@anharrasfati) yang sudah mau mendokumentasikan acara kumpul lucu ini. Foto-foto lainnya bisa kalian lihat di akun instagram ini.

Follow my blog with Bloglovin

Reza Andrian
Reza Andrianhttps://rezaandrian.com
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.

Hey, jangan pergi. Kamu perlu baca ini

12 KOMENTAR

  1. Muahaha. Anjis, jadi mau minta parkir pas minta tungguin bentar di Lawson? Nih, dua rebu. Wqwqwq.
    Wih, mantep udah sempet nulis. Gue belum sama sekali. Masih padet banyak draft. :(

    Oiya, sama-sama. Kapan-kapan dateng lagi! Jangan kapok, yaaaa.

  2. Pasti seru banget ya mas bisa meetup bareng temen2 blogger… jadi pengen ketemu temen2 saya yg ada di jakarta nih.. saya orang Semarang tapi temen saya yg paling banyak dari jakarta semua.. hehe jadi curhat nih..

  3. Wuah seneng sekali bisa kopdar ogger.
    Kalau ada kopdar pasti rame sekali. Btw audah pernah ikutan acara Blogger Nasional belum? Setiap tahun boasanya ada lho…

  4. WUIIII DEMI APAA GUE BARU BACA DAN BARU NEMU INI POSTINGAN?!? HAHAHA. Gak lu share ya? Apa emg gue gak liat wktu itu? Wkwk.

    Ternyata dirimu menulis tntang ini yaah. Ini kopdar kedua gue sm tmen2 blogger jbodetabek. Yg prtama kali gue tulis, tp yg kdua malah gak gue tulis. :’)
    Wktu ktmu Reza di TIM gue blm bgtu kenal sih, jrang maen ke blognya jg keknya yah? Heheh.

    Bhahaha, di tukang jus. Gue bacanya lg kok jd ngakak ya? Gue oon bgt sumpah. Pnatesan kalian dtgnya pda lama2 bgt. Wkwk.
    Jd pgn kopdaar lg… Huaaaaa. :(

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Enter the captcha *

Sebelum kamu pergi, tinggalin komentar dulu, ya!
Setiap komentar yang kamu tinggalkan selalu aku baca dan itu sangat berarti untukku agar terus semangat dalam menulis. Semoga harimu menyenangkan \o/
*komentar baru akan muncul apabila sudah di Approve terlebih dahulu oleh admin.

Reza Andrian
Hi, nama gue Reza. Gue seorang Blogger dan saat ini sedang meniti karir dibidang Project Management di sebuah perusahaan Swasta Jakarta.
577FansSuka
688PengikutMengikuti
893PengikutMengikuti

Belum Gaul Kalau Belum Baca